17| Kenapa Dia Selamat?

...SELAMAT MEMBACA...

Lail telah sampai di Desa Agapi bersama Gaiden. Lail pikir pria itu akan langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya, tetapi malah menumpang di rumah neneknya. Lail tidak bisa mengusirnya, mengingat Gaiden merupakan penguasa asli tanahdi Valazad selain itu, Gaiden telah menyelamatkan nyawanya. Rasa hutang budi ini membuat Lail kesal setengah mati.

Linav begitu senang melihat Lail datang bersama Gaiden, mata tua-nya mengaggumi Lail dan Gaiden ketika baru selesai merayakan pesta kecil untuk memperingati hari lahirnya.

Lail yang nakal sudah berubah menjadi wanita dengan pembawaan diri yang baik. Sambil duduk di kursi kayu yang terambai-terambai, Linav bertanya dan sukses membuat Gaiden tercengang.

"Maaf, jika saya menyinggung anda, Grand Duke. Tapi saya sungguh ingin tahu, kapan anda akan menikahi cucu saya?"

Lail yang berdiri di samping Gaiden buru-buru mendekati Linav, bersimpuh di hadapan Linav sambil mengenggam kedua tangan tua di atas pangkuan tersebut.

"Apa yang nenek katakan? Hubunganku dengan Grand Duke tidak seperti yang nenek pik—"

"Secepatnya, Nek." Gaiden ikut bersimpuh di dekat Lail dan menatap teduh mata bak permata zamrud milik Lail.

"Kau gila?" Lail berdesis penuh kecaman, namun hal itu justru membuat Gaiden terkekeh.

...***...

Besok paginya setelah tiga hari menginap di Agapi, Lail pamit pada Linav untuk kembali ke Raitle.

Lail menolak keras ketika Gaiden menerabas jalan langsung menuju Raitle padahal Lail ingin pulang dengan kereta kuda saja agar tidak terlalu mencolok apalagi menghebohkan semua orang karena diantar oleh Gaiden.

Tapi Gaiden bilang tidak semua orang mengenalnya lagi pula penampilannya saat ini tidak menunjukkan tanda-tanda dirinya seseorang yang berkuasa.

Berangkat pagi sambil beberapa kali istirahat, Lail akhirnya sampai di mansion. Gaiden menurunkan topi jubah untuk menyembunyikan separuh wajahnya ketika memasuki mansion sementara Lail mengejutkan Anom.

"Apa yang terjadi dengan tanganmu?!" Anom begitu panik melihat sling di tangan kanan Lail.

Lail menelengkan kepala, menatap Redia jauh di belakang Anom. Mata Redia terbelalak, nyaris mengeluarkan bola mata dari kantung mata sangking terlejut melihat Lail kembali bahkan tak lama Daval muncul disana. Rasa lega dan bahagia yang Redia rasakan langsung sirna.

"Kenapa? Kenapa dia bisa selamat?! Kenapa dia harus hidup dan kembali?!" Redia mengepalkan tangan demi menyalurkan emosinya.

"Biarkan dia istirahat, aku bisa menjelaskan kejadian itu, Duke." Gaiden memangkas jarak di antara dirinya dan Anom.

Tinggi tubuh Gaiden sukses membuat Anom melihat wajah Gaiden dari bawah. "G-rand Duke?" cicit Anom.

Gaiden meletakkan telunjuk pada bibir, memberi isyarat agar Anom tidak terlalu keras berbicara karena Lail sudah begitu was-was di sisinya.

"Kalau begitu masuklah." Anom mempersilakan Gaiden masuk kemudian menyuruh Lail ke kamar untuk istirahat.

Gaiden menatap Lail seolah minta persetujuan dan Lail angguk kepala.

"Siapa lagi pria di sampingnya?" Redia menyipitkan mata, berusaha mengenali sosok menjulang Gaiden.

...***...

Mengetahui bahwa Lail habis mengalami insiden buruk, Wanner hendak pergi ke sana tapi Aiksa yang tahu langsung mencegah Wanner dan akibatnya berakhir bertengkar.

Aiksa sendiri baru tahu bahwa ternyata Lail kembali dari surat yang dikirim Redia kemarin.

"Hentikan, Aiksa! Aku hanya ingin menjenguknya. Kenapa kau tidak memiliki pengertian dan belas kasih sedikit saja pada Lail?" Wanner menyingkirkan cekalan Aiksa pada lengannya kemudian segera pergi tanpa menoleh ke belakang.

Tubuh Aiksa melemas, sambil bersimpuh dirinya menangis. Padahal semua miliknya telah diberikan pada Wanner, hati serta tubuhnya.

"Kau pikir bisa bersikap seperti ini padaku Wanner? Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu!"

Sementara itu, beberapa jam berlalu, Wanner telah menemui Lail. Mata Wanner tak henti menatap sling yang tersampir di bahu kanan Lail untuk menompang tangan yang cedera.

"Syukurlah, kau sudah baik-baik saja," lirih Wanner.

Lail mengembuskan napas lalu berdiri dari duduknya, ini sudah setengah jam sejak Wanner datang. Lail sudah tidak bisa berlama-lama lagi, kalau bukan karena alasan menjenguk, Lail tidak akan membiarkan Wanner masuk.

"Aku ingin beristirahat, terima kasih telah menjengukku." Lail menundukkan kepala dan hendak pergi, tetapi Wanner menghadang, matanya tampak berkaca-kaca.

"Lail ... Kumohon pertimbangkan aku." Wanner meremas dada dari luar pakaian, suaranya bergetar ketika hendak bersuara lagi. "Aku benar-benar menyesal telah meninggalkanmu. Kumohon ..."

Lail merasa napasnya tercekat, bagaimana ini? Rasa menyakitkan yang dialami Wanner merupakan timbal balik yang dilakukan Wanner kepadanya.

"Maaf." Setelah berkata demikian, Lail melewati Wanner.

Wanner merasa sakit hati ketika Lail mengacuhkannya lagi. Wanner menatap berang Lail, hendak mencegah kepergiannya lagi, tapi Daval muncul, menghadang pergerakan Wanner.

"Anda sudah melewati batas, Marquess."

"Tsk!" Wanner berdecak kemudian pergi dari sana.

Wanner kembali ke rumahnya yang berads tidak jauh dari wilayah perbatasan, tetapi ketika sampai di sana, Aiksa telah menunggunya di ruang tamu.

Wanner sudah malas berdebat dengan Aiksa lagi, jadi hendak memulangkannya, tapi ketika bertemu, Aiksa menangis dan memeluk Wanner dengan erat.

"Wanner, aku hamil," lirihnya diiringi senyum bahagia.

Wanner terbelalak, sontak menengkeram sepasang bahu Aiksa, melepaskan pelukan wanita itu.

"Kau hamil? Tapi bagaimana ..." Wanner menggantung kalimatnya mengingat bahwa ia sering melakukan hubungan badan dengan Aiksa tanpa sepengetahuan orang lain.

Aiksa menyembunyikan ekspresi jengkelnya melihat Wanner tidak menunjukkan rasa bahagia sama sekali sementara Wanner tampak kelimbungan. Jika orang tahu bahwa Aiksa hamil di luar nikah dengannya, reputasinya sebagai marquess yang terpandang akan runtuh dalam hitungan hari.

Di sisi lain, pernikahan adalah solusinya, tapi Wanner tidak mau menikahi Aiksa karena masih berharap bahwa Lail kembali padanya.

"K-kalau begitu kita harus bertunangan, Sayang." Wanner tersenyum paksa sambil mengusap rambut Aiksa.

"Bertunangan?" Aiksa mengerutkan dahi lalu mendorong Wanner sembari memalingkan wajah sedih. "Kau harus bertanggung jawab, aku tengah mengandung anak kita dan menikah adalah pilihannya."

"Sial! Jika menikah maka lebih sulit untuk menyingkirkannya!"

Wanner mencari alasan lalu melirik was-was sekitar ruang tamu kemudian membawa Aiksa pada sudut yang senyap. "Dengar, Sayang. Kita akan mengadakan pesta pertunangan yang mewah, setelah itu pernikahan akan dilakulan sebulan kemudian. Jangan terlalu cemas, aku pasti akan bertanggung jawab," bisik Wanner sensual.

Aiksa tampak puas kemudian mengalungkan tangan pada leher jenjang Wanner, mendaratkan kecupan ringan yang berakhir menjadi ******* brutal dari Wanner. Sekali lagi, mereka melakukan hubungan intim.

...***...

Lail mengusap wajah kasar, dua hari telah berlalu tapi kusir itu tidak kunjung ditemukan. Daval telah berusaha semaksimal mungkin, tapi benar-benar kesulitan alhasil, Lail tidak tahu apa benar Redia yang melakukannya.

Tapi yang lebih mengejutkan, undangan untuk hadir ke pertunangan Wanner dan Aiksa mendarat padanya.

"Ini begitu tiba-tiba, kenapa, ya?" Lail penasaran, walau begitu dia turut senang karena setidaknya Wanner tidak akan mengganggunya lagi.

Sedangkan di waktu bersamaan, Redia bertemu Aiksa di sebuah kedai. Keduanya begitu serius ketika berbincang.

"Aku harap kau bisa memberitahuku tentang persiapan Lail untuk menghadiri pesta pertunanganku," kata Aiksa di sela-sela minumnya.

"Tentu saja."

...BERSAMBUNG ......

Terpopuler

Comments

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

wah wannernya jahat juga kayak nya ini.. wkwkwk yah cocok lah wanner sama aiksa itu. pede banget Lail bakal dateng ke pesta pertunangan kalian.. peselingkuh dan selingkuhannya... ckckck...

2024-12-27

0

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘ok

2024-02-18

1

AK_Wiedhiyaa16

AK_Wiedhiyaa16

Makanya jgn jadi wanita murahan,
Blm dinikahin udh nyodorin tubuh cuma utk merebut pria milik wanita lain

2022-10-14

7

lihat semua
Episodes
1 01| Kesempatan kedua
2 02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3 03| Mengakhiri Pertunangan
4 04| Mengusik secara halus
5 05| Merasa Terancam
6 06| Rumor Buruk
7 07| Teman baru
8 08| Pria Misterius
9 09| Pemandu Tampan
10 10| Menghapus Rumor Buruk
11 11| Jay dan Wanner
12 12| Keracunan
13 13| Mengunjungi Nenek
14 14| Identitas yang Terkuak
15 15| Pendekatan Gaiden
16 16| Berangkat ke Desa Agapi
17 17| Kenapa Dia Selamat?
18 18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19 19| Penyelamatan yang Membelenggu
20 20| Kejutan dari Lail
21 21| Kemarahan Gaiden
22 22| Perasaan Lail
23 23| Hadiah dari Ayah
24 24| Festival Lampion Cinta
25 25| Gelap Mata
26 26| Kejutan untuk Redia
27 27| Awal Baru
28 28| Lawan Sepadan
29 29| Iblis Kecil
30 30| Permintaan Maaf
31 31| Lawan atau Kawan
32 32| Semakin Memanas
33 33| Kuda-Kuda Mengamuk
34 34| Penyelesaian singkat
35 35| Merasa dikasihani
36 36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37 37| Kelalaian
38 38| Pengakuan Nilyar
39 39| Dipercepat
40 40| Hari yang buruk
41 41| Kepergian
42 42| Pengantar Surat
43 43| Hamil?
44 44| Lail Pov
45 45| Sekelebat Pertemuan
46 46| Calon Ratu Asylam
47 47| Undangan pernikahan
48 48| Pernikahan
49 49| Pencarian
50 50| Bertemu
51 51| Undangan dari Hendrixine
52 52| Tidak lagi
53 53| Alasan Lail
54 54| Meyakinkan
55 55| Aku cemburu?
56 56| Bimbang
57 57| Diterima atau ditolak
58 58| Pernikahan
59 59| Kebahagiaan dan Penyesalan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
01| Kesempatan kedua
2
02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3
03| Mengakhiri Pertunangan
4
04| Mengusik secara halus
5
05| Merasa Terancam
6
06| Rumor Buruk
7
07| Teman baru
8
08| Pria Misterius
9
09| Pemandu Tampan
10
10| Menghapus Rumor Buruk
11
11| Jay dan Wanner
12
12| Keracunan
13
13| Mengunjungi Nenek
14
14| Identitas yang Terkuak
15
15| Pendekatan Gaiden
16
16| Berangkat ke Desa Agapi
17
17| Kenapa Dia Selamat?
18
18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19
19| Penyelamatan yang Membelenggu
20
20| Kejutan dari Lail
21
21| Kemarahan Gaiden
22
22| Perasaan Lail
23
23| Hadiah dari Ayah
24
24| Festival Lampion Cinta
25
25| Gelap Mata
26
26| Kejutan untuk Redia
27
27| Awal Baru
28
28| Lawan Sepadan
29
29| Iblis Kecil
30
30| Permintaan Maaf
31
31| Lawan atau Kawan
32
32| Semakin Memanas
33
33| Kuda-Kuda Mengamuk
34
34| Penyelesaian singkat
35
35| Merasa dikasihani
36
36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37
37| Kelalaian
38
38| Pengakuan Nilyar
39
39| Dipercepat
40
40| Hari yang buruk
41
41| Kepergian
42
42| Pengantar Surat
43
43| Hamil?
44
44| Lail Pov
45
45| Sekelebat Pertemuan
46
46| Calon Ratu Asylam
47
47| Undangan pernikahan
48
48| Pernikahan
49
49| Pencarian
50
50| Bertemu
51
51| Undangan dari Hendrixine
52
52| Tidak lagi
53
53| Alasan Lail
54
54| Meyakinkan
55
55| Aku cemburu?
56
56| Bimbang
57
57| Diterima atau ditolak
58
58| Pernikahan
59
59| Kebahagiaan dan Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!