09| Pemandu Tampan

...SELAMAT MEMBACA...

Wilayah Gazea, Kastel Grand Duke Valazad, Gaiden Zaigwel Laighelton.

Gaiden berhasil meringkus beberapa pelaku penyeludupan di sebuah kapal dan bukan hanya itu, para pelaku ini bahkan membawa beberapa budak wanita dari Gazea untuk di bawa ke negara seberang.

Dari pagi hingga sore mengurus masalah ini, akhirnya Gaiden bisa kembali beristirahat di kastelnya. Kastel Gaiden berada di dataran lebih tinggi yang mampu memantau perkotaan secara menyeluruh, jadi tidak sedikit waktu yang diperlukan jika hendak meninggalkan kastel menuju perkotaan.

"Grand Duke, ini saya." Simon mengetuk pintu.

Gaiden meninggalkan ranjang sembari mengencangkan tali piyama tidur pada pinggulnya kemudian duduk pada kursi begere setelah mengizinkan Simon memasuki kamar.

"Sepertinya wanita tadi pagi berasal dari luar Gazea. Saya bertanya pada resepsionis tentangnya ."

"Apa?" Gaiden begitu tertarik, bagaimana tidak, berkat sikap berani dan bantuan wanita itu Gaiden mampu menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.

"Namanya Lail Manuella. Dia memesan kamar di kondotel Satnight selama sepekan bersama gadis lain bernama Naika."

Gaiden terlihat tidak puas dengan informasi yang diberikan Simon. "Bagaimana dengan latar belakangnya?"

Simon tersenyum canggung. "Maaf, Grand Duke."

Gaiden mendengus kemudian kembali ke ranjang. "Tidak apa-apa. Sekarang kembalilah untuk istirahat."

Simon menunduk rendah dan segera meninggalkan kamar Gaiden. Sementara Gaiden tidur telentang sambil mengamati langit-langit kamar dan tersenyum. "Ya, kurasa tidak begitu buruk jika mencari tahu lebih dalam tentangnya."

Sedangkan di lain tempat, Kondotel Satnight.

Lail meringkuk di atas tempat tidur dengan tatapan gamang, Naika cemas karena Lail terus diam. Apa hal buruk telah terjadi? Naika kemudian mendekat di sisi ranjang Lail.

"Ada apa, Nona?"

Lail menatap Naika sedih kemudian mengembuskan napas berat. "Hah, semoga aja liburan kita berjalan dengan baik, ya, Naika."

Lail kemudian berbaring membelakangi Naika sembari menarik selimut hingga sebatas leher. Sejak tadi Lail kepikiran tentang tindakan gegabahnya memarahi dan menyinggung pasukan pemerintah.

"Ya, ya, lagi pula aku tidak akan bertemu dengan pria kasar itu lagi," batin Lail kemudian memejamkan mata.

...***...

Esok harinya, Lail memutuskan untuk sarapan bersama Naika di salah satu restaurant terkenal di Gazea. Terdapat dua area makan di sana, di dalam dan area beranda restaurant yang berarti makan di luar tanpa atap.

Lail memilih menu berupa kentang dan beberapa makanan mengandung banyak sayuran lalu menikmatinya di bagian beranda. Dari posisinya, Lail bisa mengamati jalan paving yang kian ramai. Saat ini, Lail berada di pusat usaha makanan.

Setelah menuntaskan makanan, Lail memutuskan untuk pergi dari sana dan berjalan-jalan di sekitar dermaga. Sesaat sampai disana, angin berembus lebih kencang membuat Lail harus memegang topi cartwheel cokelat muda di kepalanya, tetapi topi itu harus terlepas karena seorang menabraknya.

"Ah, Nona topinya!" seru Naika ketika topi terbawa angin, melayang ke belakang mereka.

Lail menoleh ke belakang dan topinya telah berada dalam dekapan seorang pria yang terasa familier bagi Lail. Pria itu adalah Gaiden.

"Ini."

Gaiden mendekat sambil memberi topi pada Lail.

"Terima kasih, Tuan."

Gaiden terdiam sejenak kemudian terkekeh karena Lail tidak mengingat dirinya sementara Lail dan Naika tampak bingung.

"Ada apa?" tanya Lail pada Gaiden.

"Senang bertemu denganmu lagi." Gaiden mengulurkan tangan pada Lail.

"Lagi? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Indigo cake di toko tua," kata Gaiden.

Lail terkesiap lalu dalam keterkejutan telunjuknya mengarah pada wajah Gaiden. "Pria kasar kemarin?" Lail memastikan.

"Lancangnya! Apa kau tidak tahu siapa yang ada di hadap—"

Simon tiba-tiba muncul di belakang Gaiden dan menyingkirkan telunjuk Lail namun, perkataannya harus terpotong karena Gaiden memberi pelototan sedangkan Naika langsung emosi atas tindakan Simon pada Lail.

"Kau bisa mematahkan jari nonaku, tahu!" Naika berseru, berkacak pinggang di depan Simon dengan garang. Bukannya membalas, Simon tiba-tiba merasa angin berhembus kencang bersama bunga bertebaran di sekitarnya kala melihat Naika memarahinya.

"Ah!" Simon menyentuh dadanya lalu beringsut mundur.

"Ada apa dengannya? Apa kau melakukan sesuatu, Naika?" Lail angkat sebelah alis melihat reaksi Simon.

"Aku tidak melakukan apapun padanya, Nona!" Naika segera mendekati Lail.

Gaiden tertawa kecil kemudian merangkul Simon. "Temanku ini begitu sentimental. Perkataanmu mungkin menyakiti hatinya," kelakar Gaiden sembari melirik Naika.

Naika tampak bersalah sedangkan Lail bengong, bagaimana bisa begitu? Tapi sepertinya Naika percaya sehingga berusaha minta maaf dan mengajak Simon berbincang sementara Gaiden mendekati Lail.

"Mau jalan-jalan lagi? Jika kau berkenan, aku bisa menjadi pemandumu," Gaiden menawarkan diri.

Lail mengalihkan atensi dari Naika ke Gaiden. "Denganmu?" Lail bertanya skeptis.

Gaiden mengangguk kemudian menunjukkan pedang yang tersampir pada pinggulnya. "Aku orang pemerintah, tidak perlu cemas."

"Bagaimana dengan temanku?" Lail melirik Naika.

"Kita bisa pergi bersama." Gaiden melirik Simon kemudian berseru, "Simon!"

Simon sontak pasang tubuh tegap dan menatap Gaiden. "Ya, Gran—"

"Panggil aku Gaiden!" desis Gaiden dengan pergerakan mulut tak bersuara namun, penuh penekanan pada setiap penyebutan kata.

"Kita akan jadi pemandu dua nona ini, cepatlah," lanjut Gaiden membuat Simon mengangguk takzim.

"Ya!"

Sekarang ke empat orang ini menyusuri dermaga. Selama jalan beriringan, Gaiden berusaha mengorek latar belakang Lail, tapi ia urungkan niat itu ketika Lail antusias melihat beberapa kapal besar ditambatkan pada pelabuhan.

Kota Gazea dikelilingi oleh Laut Caebra yang indah, permukaannya seperti disebari permata yang tercerai berai ketika terpapar binar selain itu Gaiden juga memberitahu Lail bahwa pelabuhan di Gazea merupakan pusat perdagangan utama laut di Valazad.

Lail tertegun mendengar semua penjelasan dari Gaiden begitu pun Naika sementara Simon begitu bangga pada tuannya itu. Setelah merasa cukup menikmati pelabuhan, Gaiden kemudian mengajak Lail untuk kembali ke perkotaan, menyusuri jalanan panjang yang membentang hingga alun-alun kota.

Disisi kanan dan kiri jalan terdapat rumah-rumah batu, tak hanya itu bahkan di sana terdapat beragam toko.

"Nah, sekarang kita bisa beristirahat di sini." Gaiden berhenti pada alun-alun kota, dimana banyak sekali anak-anak, orang dewasa serta lansia berada, hendak menikmati hari sebelum beranjak petang, sekarang sudah sore hari.

"Pak, tolong kemari dan lukis kami," pinta Gaiden pada seorang seniman lukis jalanan.

Lail terkejut karena tiba-tiba Gaiden mengenggam tangannya lalu duduk di kursi panjang putih di alun-alun kota sementara si seniman mulai mengambil posisi untuk melukis keduanya.

Lail menunjukkan raut tidak terima. "Kau tidak meminta persetujuanku?" protesnya.

Gaiden mengedikan bahu sambil berujar sedikit menyebalkan. "Ah, maaf, aku lupa. Jadi ..." Gaiden menatap Lail sambil tersenyum. "Apa aku sudah dapat persetujuan?"

Lail mendengus kemudian melirik pergerakan tangan seniman pada peralatan lukis. "Dasar rubah jantan," cibir Lail yang sukses membuat Gaiden tergelak pendek.

Sementara itu tidak jauh dari keduanya, Naika merasa dilupakan sedangkan Simon terus berdiri sambil memandangi Nakka dengan wajah berseri.

"Bagaimana jika selanjutnya kita yang dilukis?" usul Simon sambil menyengir.

"Tidak!" Naika kemudian melengos, menjauhi Simon yang justru mengekorinya lagi.

"Semoga kami tidak bertemu mereka lagi!" harap Lail dan Naika.

...BERSAMBUNG ......

Terpopuler

Comments

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

wkwkwk.. langsung dapet gelar rubah jantan... wkwkwk gimana ga bete.. cowo2 nya sksd bgt 😭😭😭🤣🤣🤣

2024-12-26

0

Frianty Frianty

Frianty Frianty

😩heh di lukis

2024-11-09

0

Hikam Sairi

Hikam Sairi

🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂

2024-09-30

0

lihat semua
Episodes
1 01| Kesempatan kedua
2 02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3 03| Mengakhiri Pertunangan
4 04| Mengusik secara halus
5 05| Merasa Terancam
6 06| Rumor Buruk
7 07| Teman baru
8 08| Pria Misterius
9 09| Pemandu Tampan
10 10| Menghapus Rumor Buruk
11 11| Jay dan Wanner
12 12| Keracunan
13 13| Mengunjungi Nenek
14 14| Identitas yang Terkuak
15 15| Pendekatan Gaiden
16 16| Berangkat ke Desa Agapi
17 17| Kenapa Dia Selamat?
18 18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19 19| Penyelamatan yang Membelenggu
20 20| Kejutan dari Lail
21 21| Kemarahan Gaiden
22 22| Perasaan Lail
23 23| Hadiah dari Ayah
24 24| Festival Lampion Cinta
25 25| Gelap Mata
26 26| Kejutan untuk Redia
27 27| Awal Baru
28 28| Lawan Sepadan
29 29| Iblis Kecil
30 30| Permintaan Maaf
31 31| Lawan atau Kawan
32 32| Semakin Memanas
33 33| Kuda-Kuda Mengamuk
34 34| Penyelesaian singkat
35 35| Merasa dikasihani
36 36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37 37| Kelalaian
38 38| Pengakuan Nilyar
39 39| Dipercepat
40 40| Hari yang buruk
41 41| Kepergian
42 42| Pengantar Surat
43 43| Hamil?
44 44| Lail Pov
45 45| Sekelebat Pertemuan
46 46| Calon Ratu Asylam
47 47| Undangan pernikahan
48 48| Pernikahan
49 49| Pencarian
50 50| Bertemu
51 51| Undangan dari Hendrixine
52 52| Tidak lagi
53 53| Alasan Lail
54 54| Meyakinkan
55 55| Aku cemburu?
56 56| Bimbang
57 57| Diterima atau ditolak
58 58| Pernikahan
59 59| Kebahagiaan dan Penyesalan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
01| Kesempatan kedua
2
02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3
03| Mengakhiri Pertunangan
4
04| Mengusik secara halus
5
05| Merasa Terancam
6
06| Rumor Buruk
7
07| Teman baru
8
08| Pria Misterius
9
09| Pemandu Tampan
10
10| Menghapus Rumor Buruk
11
11| Jay dan Wanner
12
12| Keracunan
13
13| Mengunjungi Nenek
14
14| Identitas yang Terkuak
15
15| Pendekatan Gaiden
16
16| Berangkat ke Desa Agapi
17
17| Kenapa Dia Selamat?
18
18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19
19| Penyelamatan yang Membelenggu
20
20| Kejutan dari Lail
21
21| Kemarahan Gaiden
22
22| Perasaan Lail
23
23| Hadiah dari Ayah
24
24| Festival Lampion Cinta
25
25| Gelap Mata
26
26| Kejutan untuk Redia
27
27| Awal Baru
28
28| Lawan Sepadan
29
29| Iblis Kecil
30
30| Permintaan Maaf
31
31| Lawan atau Kawan
32
32| Semakin Memanas
33
33| Kuda-Kuda Mengamuk
34
34| Penyelesaian singkat
35
35| Merasa dikasihani
36
36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37
37| Kelalaian
38
38| Pengakuan Nilyar
39
39| Dipercepat
40
40| Hari yang buruk
41
41| Kepergian
42
42| Pengantar Surat
43
43| Hamil?
44
44| Lail Pov
45
45| Sekelebat Pertemuan
46
46| Calon Ratu Asylam
47
47| Undangan pernikahan
48
48| Pernikahan
49
49| Pencarian
50
50| Bertemu
51
51| Undangan dari Hendrixine
52
52| Tidak lagi
53
53| Alasan Lail
54
54| Meyakinkan
55
55| Aku cemburu?
56
56| Bimbang
57
57| Diterima atau ditolak
58
58| Pernikahan
59
59| Kebahagiaan dan Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!