12| Keracunan

...SELAMAT MEMBACA...

Anak-anak terbaring di tempat tidur dan belum sadar. Setiap kening mereka terdapat kain demi meredam demam tinggi.

Maina dan pengurus lain sibuk mengurus anak-anak setelah Lail mengatakan bahwa anak-anak keracunan makanan sehingga muntah-muntah dan mengalami demam tinggi.

Mata Maina berpendar untuk mencari keberadaan Lail karena saat insiden terjadi, Lail begitu panik hingga menangani anak-anak dengan tubuh gemetar penuh ketakutan dan kekhawatiran.

Namun, kini Lail berada di luar pintu belakang panti seolah menunggu seseorang dan tak lama pintu itu terbuka, menampakkan seorang wanita muda menggendong tas kain di pundak. Dia adalah Oktal, gadis muda yang memperkenalkan diri sebagai pengurus baru pengganti di panti. Sejak awal Lail sudah mencurigai gerak-geriknya apalagi ketika insiden terjadi, Oktal justru buru-buru menjauh.

Oktal terkejut melihat Lail di sana dan hendak berlari namun, Lail tiba-tiba menghentikannya, berakhir dengan tubuh tengkurapnya ditindih oleh Lail yang tengah mengikat kedua tangannya ke balik punggung.

Lail telah menyediakan tali tebal sebelum berjaga di sana, setelah mengikat tangan, Lail lantas mengikat kedua kaki Oktal kemudian mengeretnya di tempat yang lebih sepi agar pembicaraannya tidak diketahui.

"Katakan padaku, jangan membuatku bertanya dua kali atau anak di foto ini akan menerima akibat perbuatanmu." Lail menunjukkan sebuah foto yang keluar dari tas kain yang telah lepas dari gendongan wanita itu.

Oktal erbelalak dan memberontak hendak mengambil foto ia bersama adiknya namun Lail langsung menaruhnya di saku.

"Cepat katakan!" Kilatan di mata Lail membuat Oktal bergidik ngeri, peluh di tubuhnya muncul tanpa putus hingga kulit terasa lengket.

"Nona Redia menyuruh saya melakukannya. Dia memberi saya racun itu untuk meracuni anak-anak agar anda kesulitan," jelasnya parau.

Mata Lail bergerak, melirik botol racun berguling dari mulut tas kemudian diraihnya racun itu sembari mencekam dagu Oktal.

"Aku akan mencekokimu ini."

Si wanita mulai menangis sambil menggelengkan kepala. "J-jangan, adikku masih membutuhkanku! Kumohon!"

Lail tertawa sumbang lalu menampar Oktal. "Padahal kau punya adik, tapi kenapa tega melakukannya!" bentak Lail.

Oktal mengalihkan pandang, tatapannya menjadi kian sendu. "Saya membutuhkan uang untuk menyembuhkan adik saya yang sakit keras."

Lail mengetatkan rahang kemudian menarik wajah Oktal untuk lebih dekat dengannya. "Mulai sekarang, dengarkan aku jika kehidupan adikmu tidak mau hancur."

Oktal gemetar ketakutan walau begitu memberi anggukan pada Lail. "S-saya akan mendengarkan Nona."

"Kalau begitu lakukan ini untukku," ucap Lail sembari memberi perintah baru pada Oktal.

Setelahnya Lail membiarkan Oktal kabur sementara dirinya masuk ke panti dan menemui Maina.

"Aku akan ke Raitle, memanggil perawat agar anak-anak cepat sembuh."

Panti Amare berada di pinggir kota Raitle sehingga tidak ada dokter yang bisa dimintai petolongan dalam waktu cepat ditambah mereka kekurangan obat. Lail hanya mampu memberi pertolongan pertama pada anak-anak.

"Aku akan ikut." Maina menawarkan diri dan Lail tidak bisa menolaknya jadi malam ini mereka langsung pergi ke perkotaan menggunakan kereta kuda.

Lail segera mendatangi dokter kenalan ayahnya lalu meminta tolong diberi beberapa perawat untuk mengurus anak-anak setelah itu Lail kembali bersama dua kereta kuda yang diisi oleh dokter dan perawat.

Dokter dan para perawat mulai sibuk mengurus anak-anak begitu pun Lail yang selalu berada di dekat dokter.

Pukul 02.00 pagi.

Lail mengusap wajah kasar dan duduk di kursi pada luar ruangan yang sekarang jadi bangsal anak-anak.

"Lail, istirahatlah."

Maina membujuk namun, Lail enggan melakukannya. Sejujurnya, ia jadi merasa bersalah atas kejadian ini karena Redia menargetkan dirinya.

"Aku akan berjaga, Bibi. Tolong jangan membujukku lagi," irih Lail.

Maina tidak bisa berkata apapun lagi jadi membiarkan Lail di sana sementara semua beberapa oramg mulai beristirahat.

...***...

...Mansion Duke Of Raitle...

Esok harinya, tepatnya di siang hari di kediaman Redia.

"Pftt ... Hahahah!"

Redia tertawa panjang mendengar perkataan Oktal, salah satu pelayan yang ditugaskan untuk menyamar sebagai pengurus panti penggati di Panti Amare.

"Jadi, dia begitu ketakutan dan nyaris pingsan karena anak-anak itu keracunan? Hahaha .... Pasti dia sangat terpuruk saat ini, kasihan sekali kakak ..." Redia geleng-geleng masih dengan senyum bahagia terpatri di wajah.

Sementara mata Oktal hanya fokus pada ketel di meja, tak lama Redia meninggalkan kursi lalu membelakangi Oktal.

"Andai aku bisa melihat ekspresi kakak saat itu. Haah, sayang sekali, ya, aku tidak melihatnya, Oktal." Redia memutar tubuh menghadap Oktal sedangkan Oktal langsung menunduk dan mundur dua langkah pada posisi sebelumnya.

"Y-ya, Nona. Kakak anda bahkan kewalahan ketika berusaha menolong anak-anak itu. Menurut saya, pasti dia akan menyalahkan diri apabila gagal menyelamatkan anak-anak itu."

Redia kembali tertawa dan bertepuk tangan. "Kau benar dan aku tidak sabar menantikan kepulangannya!" Redia kembali duduk di kursinya dan mulai menuang teh dari ketel pada cangkir porselen.

"Kerja bagus, Oktal. Sesuai janjiku, ambilah uang ini untukmu." Redia kemudian melempari Oktal setumpuk uang dalam amplop cokelat.

Oktal membungkuk berkali-kali kemudian izin undur diri. Setelah keluar, Oktal langsung bergegas meninggalkan mansion. Dia tidak akan bekerja lagi di sini dan akan pergi sejauh mungkin dari Raitle, bukan kemauannya melainkan karena ancaman Lail. Bahkan kata-kata yang diucapkannya pada Redia adalah perintah dari Lail, tapi bukan itu rencana utama Lail melainkan membiarkan Redia jatuh karena racunnya sendiri.

"Argh!"

Redia bersimpuh di lantai sambil menyentuh tenggorokan setelah meneguk habis secangkir teh. Mata Redia menatap bibir pintu, dimana Oktal baru saja pergi.

"S-sialan!"

Ketika Redia berbalik arah membelakanginya, saat itu pula Oktal menaruh racun dalam ketel berisi teh Redia maka dari itu, Oktal harus kabur lebih cepat agar tidak tertangkap.

...***...

"Lady, ada surat untukmu."

Seorang pengurus panti memberi surat pada Lail. Lail keluar dari bangsal menuju kamarnya. Sekarang, kondisi anak-anak jauh lebih baik, untung saja racun itu tidak mematikan.

[Saat ini mansion tengah berisik. Nona Redia diracuni oleh seseorang! Sekarang Duke dan Duchess sedang mengintrogasi semua penghuni mansion. Untuk saat ini, Nona Redia terus mengeluh. Cepatlah kembali dan berhati-hatilah selalu, Nona.]

"Kenapa tidak mati sekalian saja?" Lail tampak kecewa mengetahui keadaan Redia.

Tidak, ini baru permulaan. Mulai sekarang Lail berencana membalas dua kali lebih parah apa yang akan Redia lakukan padanya.

...BERSAMBUNG .......

Terpopuler

Comments

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

ya ampun... redia ini masih kecil tapi udah jahat banget.. kalo gede kayaknya bakal jadi iblis ini mah...

2024-12-27

2

Paramitha Tikva

Paramitha Tikva

👍😘

2022-10-09

1

Paramitha Tikva

Paramitha Tikva

main cantik

2022-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 01| Kesempatan kedua
2 02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3 03| Mengakhiri Pertunangan
4 04| Mengusik secara halus
5 05| Merasa Terancam
6 06| Rumor Buruk
7 07| Teman baru
8 08| Pria Misterius
9 09| Pemandu Tampan
10 10| Menghapus Rumor Buruk
11 11| Jay dan Wanner
12 12| Keracunan
13 13| Mengunjungi Nenek
14 14| Identitas yang Terkuak
15 15| Pendekatan Gaiden
16 16| Berangkat ke Desa Agapi
17 17| Kenapa Dia Selamat?
18 18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19 19| Penyelamatan yang Membelenggu
20 20| Kejutan dari Lail
21 21| Kemarahan Gaiden
22 22| Perasaan Lail
23 23| Hadiah dari Ayah
24 24| Festival Lampion Cinta
25 25| Gelap Mata
26 26| Kejutan untuk Redia
27 27| Awal Baru
28 28| Lawan Sepadan
29 29| Iblis Kecil
30 30| Permintaan Maaf
31 31| Lawan atau Kawan
32 32| Semakin Memanas
33 33| Kuda-Kuda Mengamuk
34 34| Penyelesaian singkat
35 35| Merasa dikasihani
36 36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37 37| Kelalaian
38 38| Pengakuan Nilyar
39 39| Dipercepat
40 40| Hari yang buruk
41 41| Kepergian
42 42| Pengantar Surat
43 43| Hamil?
44 44| Lail Pov
45 45| Sekelebat Pertemuan
46 46| Calon Ratu Asylam
47 47| Undangan pernikahan
48 48| Pernikahan
49 49| Pencarian
50 50| Bertemu
51 51| Undangan dari Hendrixine
52 52| Tidak lagi
53 53| Alasan Lail
54 54| Meyakinkan
55 55| Aku cemburu?
56 56| Bimbang
57 57| Diterima atau ditolak
58 58| Pernikahan
59 59| Kebahagiaan dan Penyesalan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
01| Kesempatan kedua
2
02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3
03| Mengakhiri Pertunangan
4
04| Mengusik secara halus
5
05| Merasa Terancam
6
06| Rumor Buruk
7
07| Teman baru
8
08| Pria Misterius
9
09| Pemandu Tampan
10
10| Menghapus Rumor Buruk
11
11| Jay dan Wanner
12
12| Keracunan
13
13| Mengunjungi Nenek
14
14| Identitas yang Terkuak
15
15| Pendekatan Gaiden
16
16| Berangkat ke Desa Agapi
17
17| Kenapa Dia Selamat?
18
18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19
19| Penyelamatan yang Membelenggu
20
20| Kejutan dari Lail
21
21| Kemarahan Gaiden
22
22| Perasaan Lail
23
23| Hadiah dari Ayah
24
24| Festival Lampion Cinta
25
25| Gelap Mata
26
26| Kejutan untuk Redia
27
27| Awal Baru
28
28| Lawan Sepadan
29
29| Iblis Kecil
30
30| Permintaan Maaf
31
31| Lawan atau Kawan
32
32| Semakin Memanas
33
33| Kuda-Kuda Mengamuk
34
34| Penyelesaian singkat
35
35| Merasa dikasihani
36
36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37
37| Kelalaian
38
38| Pengakuan Nilyar
39
39| Dipercepat
40
40| Hari yang buruk
41
41| Kepergian
42
42| Pengantar Surat
43
43| Hamil?
44
44| Lail Pov
45
45| Sekelebat Pertemuan
46
46| Calon Ratu Asylam
47
47| Undangan pernikahan
48
48| Pernikahan
49
49| Pencarian
50
50| Bertemu
51
51| Undangan dari Hendrixine
52
52| Tidak lagi
53
53| Alasan Lail
54
54| Meyakinkan
55
55| Aku cemburu?
56
56| Bimbang
57
57| Diterima atau ditolak
58
58| Pernikahan
59
59| Kebahagiaan dan Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!