...SELAMAT MEMBACA...
Lail bersenandung kecil sambil berjalan di taman belakang kamarnya, padahal hari ini begitu terik sehingga beberapa penghuni mansion memilih berada di dalam.
Daval dan Naika saling pandang di bawah pohon besar pada taman, berteduh sambil menunggu Lail menikmati cemilan di siang hari yang telah disediakan di atas karpet yang digelar di rerumputan, tepat di bawah pohon berdaun lebat tersebut.
"Eh, ada apa?" tanya Naika ketika salah seorang pelayan memanggilnya.
Naika mendekat dan pelayan tersebut menyampaikan bahwa Aiksa datang berkunjung dan hendak berbicara dengan Lail. Naik mengangguk takzim kemudian memberitahu Daval.
Raut wajah Daval jadi buruk kemudian secara tidak terduga menggumamkan sesuatu yang membuat Naika melongo.
"Tsk, merusak suasana saja," gumam Daval kemudian mendekat dan memberitahu Lail bahwa Aiksa datang.
"Bawa dia menemuiku di gazebo," ucap Lail kemudian mengisi kursi kosong pada Gazebo yang tidak jauh dari posisinya menikmati bunga di taman.
Tidak lama Aiksa datang dan duduk di seberang Lail.
Lail tidak menyediakan minuman atau makanan ringan untuk Aiksa jadi Lail langsung bertanya apa maksud kedatangan Aiksa karena sebelumnya Lail yakin telah memberitahu bahwa baik Aiksa atau pun Wanner jangan muncul untuk mengusik kehidupannya.
"Saya lihat bahwa Lady bertemu Marquess kemarin. Saya datang kemari untuk memohon pada Lady agar melepaskan Marquess seutuhnya!" Aiksa berujar lantang.
Lail nyaris tertawa. "Pfft ... Kau datang jauh-jauh untuk menemuiku hanya untuk membuat lelucon?"
Wajah Aiksa menjadi merah karena marah dan malu. "Saya tidak bercanda! Sekarang Marquess adalah milik saya dan kami akan lanjut ke jenjang yang lebih serius jadi saya mohon jangan mengusik kami!"
Lail menarik napas berusaha menetral emosinya namun, dia tidak bisa melakukannya karena wajah Aiksa semakin menyebalkan jika lama diperhatikan.
Lail mengibaskan rambut blonde berkilaunya ketika berdiri lalu menatap angkuh Aiksa. Kini Lail menujukkan aura berkuasa yang menekan Aiksa hingga terbenam. "Seharusnya kalian yang jangan mengusikku dan tentang masalah kemarin ... asal kau tahu bahwa Wanner yang mendekatiku terlebih dahulu."
Kedua tangan Aiksa gemetar tak terima mendengar ungkapan Lail jadi ia ikut berdiri dan menunjukkan emosinya. "Marquess tidak mungkin melakukannya karena aku yakin Lady masih mencintai Marquess sehingga mencoba menggod—"
"Bawa pergi wanita ini dari hadapanku, Sir Daval. Aku jadi mengantuk setelah mendengar coletehnya," perintah Lail pada Daval kemudian pergi dari sana sementara Aiksa terus berseru memanggil Lail karena belum puas melampiaskan emosinya.
"Maaf, Lady, tapi suara anda membuat pendengaran saya dan orang-orang disini memburuk. Jadi tolong segera pergi dari sini." Daval kemudian menunjukan jalan keluar.
Aiksa bersungut-sungut ketika pergi lalu menaiki kereta kuda secepat mungkin karena habis ini dia akn menghadiri pesta teh seorang wanita bangsawan.
...***...
Lady Gaia dari keluarga bangsawan Earl Borneta mengadakan pesta teh di siang hari pada kediamannya, beberapa wanita datang memeriahkan acara kecilnya. Dari pesta, itu terlihat seperti acara bergosip.
Acara Gaia dihadiri beberapa wanita dari keluarga bangsawan juga anak dari pejabat, diantara mereka ada Redia serta Aiksa.
Sambil menyesap perlahan tehnya, Gaia begitu tenang mendengarkan Aiksa yang bercerita sambil terisak-isak perihal Lail yang katanya berusaha merebut Wanner kembali setelah memutuskan pertunangan bahkan Aiksa menceritakan Lail mengajak Wanner bertemu dan berusaha menggoda Wanner seperti sebelumnya.
"Bukankah Marquess hanya mencintai Lady Aiksa? Kenapa begitu takut jika Marquess berpaling?" celetuk Gaia.
Aiksa terdiam, tidak mungkin dia bilang bahwa perubahan Lail sepertinya membuat hati Wanner sedikit terenyuh.
"Iya, benar. Lagi pula Lady Aiksa jauh lebih baik daripada Lady Lail yang hanya tahu marah-marah itu!" imbuh salah seorang wanita bangsawan.
Redia menahan senyum lalu ikut bergabung setelah mengunyah satu biskuit kering. "Hm, aku tidak bisa bilang bahwa kakakku tidak melakukannya karena akhir-akhir ini aku sering melihat kakak menulis surat untuk seseorang. Aku pikir itu untuk Marquess Arche," kelakar Redia membuat raut jijik menghias para tamu Gaia.
Gaia tetap diam. Bukan hanya di pesta tehnya para wanita bangsawan menggosipkan Lail, dibeberapa pertemuan yang dihadiri Gaia pasti banyak sekali ujaran kebencian untuk Lail sehingga Gaia semakin penasaran seperti apa sosok Lail. Padahal, Gaia pernah sekali bertemu Lail dan memang sikap Lail waktu itu sangat jauh dari kata elegan bagi seorang wanita bangsawan.
Lail suka memakai gaun mewah dengan berbagai perhiasan berkilau tersemat pada tubuhnya ditambah Lail begitu angkuh karena kedudukannya sebagai keluarga bangsawan dinilai cukup tinggi, walau begitu Gaia mendengar bahwa Lail berubah drastis hingga berani memutuskan pertunangan dengan Wanner.
"Aku takut hubunganku dengan Marquess menjadi hancur karena kemarin untuk pertama kalinya Marquess membentakku demi membela Lady Lail," ungkap Aiksa yang kemudian ditenangkan oleh para wanita yang bersimpati padanya.
"Lady Lail memang tidak tahu malu! Undanglah dia di pesta yang akan kita selenggarakan pada kalangan para wanita bangsawan kemudian permalukan dia!" usul wanita bangsawan lainnya yang membuat Aiksa menahan senyum kemenangan.
"J-jangan. Kalian tidak perlu bertindak sejauh itu hanya untuk diriku, lagipula aku sudah memaafkan Lady Lail," ungkap Aiksa sembari menyentuh dadanya dan melepaskan senyum getir.
"Jangan begitu, Lady Aiksa. Kami melakukan ini bukan hanya untukmu, ini semua karena kami kesal melihat tingkahnya!" sahut lainnya.
...***...
Esok harinya, ketika Lail bangun sebuah surat telah berada di meja dimana dia sering menulis atau membaca di kamar.
Lail bertanya pada Naika. "Surat dari mana ini, Naika?"
"Ah, itu dari Keluarga Lueith."
"Lueith?"
"Ya. Salah satu keluarga bangsawan yang memiliki perkebunan anggur terbesar di Raitle."
Lail memandang surat itu cukup lama, melihat stempel ungu berlambang keluarga bangsawan Lueith di sana kemudian membukanya perlahan. Ternyata itu adalah undangan pesta yang akan dihadiri para wanita bangsawan dan Keluarga Lueith menjadi tuan rumah.
"Apa aku harus menghadirinya, Naika?" Lail menyerah undangan itu pada Naika lalu duduk di tepi ranjang sambil menyanggul rambut.
Naika berpikir cukup lama kemudian menaruh undamgan kembali pada meja. "Tentu, Nona. Lagi pula bukan hal buruk menghadiri pesta ini karena kalau tidak salah Nona sudah lama tidak menghadiri pesta yang diselenggarakan oleh para wanita bangsawan di kelas sosial."
"Hm, kau benar. Lagi pula aku harus memberikan sedikit kejutan ketika menghadirinya." Lail melirik Naika. "Apa Redia juga menerima undangan?"
"Tentu. Justru Nona Redia paling aktif di lingkar sosial itu, kudengar bahwa Nona Redia tidak pernah abesn setiap kali ada pertemuan sehingga tak aneh jika Nona Redia begitu terkenal di kalangan bangsawan."
Lail mengangguk paham kemudian berjalan ke kamar mandi, membiarkan Naika fokus membersihkan tempat tidurnya.
Lail menenggelamkan sebagian tubuh telanjangnya pada bak yang telah diisi air hangat oleh Naika kemudian menyunggingkan senyum tipis. "Sepertinya aku akan mengalami sedikit kesulitan jika menghadiri pesta itu. Kira-kira, seperti apa, ya?"
...BERSAMBUNG .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐
Lail nya pinter... aku sukaaaa😍😍😍😍😍
2024-12-26
1
Paramitha Tikva
lagi thor
2022-10-08
2