...SELAMAT MEMBACA...
Pesta pertunangan akan diselenggarakan malam ini, Lail menatap gaun biru lembut yang telah dipersiapkan beberapa hari lalu dan akan dikenakannya di pesta pertunangan, tapi sebuah kotak hitam berpita emas datang tanpa menyebutkan pengirimnya.
Isinya gaun hitam yang cantik, lengkap dengan sarung tangan jaring transparan juga topi dengan hiasan bulu di pucuknya.
"Dari siapa, ya?" Lail bergumam.
"Anda akan pakai yang mana, Nona?" tanya Naika.
Lail menatap kedua gaun secara bergantian, warna cerah adalah warna yang sopan untuk menghadiri sebuah pesta pertunangan, jadi Lail bilang pada Naika bahwa dia akan menggunakan gaun birunya.
Jadi ketika malam telah tiba, Lail segera bersiap dan Redia yang melihat Lail bersiap dengan gaun biru tampak mengulas senyum simpul dan pamit berangkat terlebih dahulu.
Lail mengerenyit melihat ekspresi Redia, pikirannya mengelana entah kemana sementara itu, di pesta pertunangan yang diselenggarakan pada sebuah gedung mewah bernama Sanctus telah dipenuhi oleh tamu.
Tamu istimewa di pertunangan ini adalah Gaiden Zaigwel Leighelton serta Anom. Karena kehadiran Gaiden, para wanita lajang mulai mencuri-curi pandang pada sosok gagahnya.
Sosok maskulin dari Gaiden membuat para wanita ingin menarik perhatian pria itu, tetapi Gaiden menunjukkan ekspresi dingin dan penuh intimidasi bahkan secara terang-terangan menghindari beberapa wanita yang mendekat untuk menyapa.
Tak lama semua tamu merendahkan suara melihat Wanner turun dari tangga bersama Aiksa. Wanner mengenakan kemeja putih dengan luaran jas biru muda yang lembut senada dengan celananya begitupun Aiksa yang mengenakan gaun biru, persis seperti gaun milik Lail.
Senyum Aiksa mengembang melihat Redia telah datang, tidak lama lagi kehebohan akan terjadi disini. Beberapa hari lalu Aiksa meminta Redia memberi tahu persiapan Lail termasuk tentang gaun yang akan digunakan. Setelah tahu, Aiksa meminta perancang busana pernikahannya membuat gaun yang persis seperti gaun Lail melalui gambar yang Redia berikan.
Semua orang pasti terkejut melihat gaun Aiksa sama seperti Lail dan orang-orang akan menuduh Lail-lah yang menirunya.
Gaiden menatap Wanner dan Aiksa sambil menggoyang kecil cangkir di tangannya. "Jadi Wanner lebih memilih wanita itu, ya. Yah, lagipula Lail hanya cocok bersanding denganku." Gaiden mulai meneguk habis minumannya.
Namun, tiba-tiba ketika pintu kembali terbuka, semua tamu mulai berbisik-bisik dan Gaiden menjauh dari sudut yang sepi untuk ikut melihat apa yang menjadi perhatian banyak orang.
Gaiden merasa jantungnya berdebar lebih cepat, namun sedetik kemudian seulas senyum menghias wajah tampan nan tegas Gaiden.
Gaun hitam yang dirancang khusus oleh penjahit terbaik di Gazea terlihat begitu sempurna ketika membalut tubuh proporsional Lail. Warna hitam gaun itu terlihat sangat kontras dengan kulit mulus nan putih Lail.
"Hah .... Aku bisa gila jika begini." Gaiden menutup wajahnya yang memerah. Rasanya ia ingin merengkuh pinggang Lail, mencium punggung tangan wanita itu dan mengatakan bahwa Lail adalah miliknya, tapi mengingat Lail bahkan tidak mau semua orang tahu tentang kedekatannya membuat Gaiden harus menahan diri.
"Hah?"
Redia dan Aiksa saling pandang. Redia yakin bahwa tadi Lail mengenakan gaun biru itu, tapi kenapa mengenakan gaun baru yang terlihat sangat mahal dan indah walau warnanya gelap begitu?
Lail yang tidak peduli ketika perhatian terpusat padanya, justru bergeming ketika melihat gaun Aiksa sama persis dengan gaun birunya yang koyak di mansion.
Jadi, Lail tidak memakai gaun biru itu karena ternyata ukurannya salah, lebih kecil sehingga Lail begitu sesak memakainya.
"Hah .... hampir saja. Gila, pasti mereka bekerja dama untuk menjatuhkanku," batin Lail sambil mengembuskan napas.
"Terima kasih telah datang, Lady Lail!"
"Heh?!"
Lail tersentak mendapati dua tangannya ditangkup oleh Aiksa. Semburat merah di pipi Aiksa membuat semua orang yakin betapa senangnya Aiksa melihat Lail datang, namun karena tindakan Aiksa beberapa orang mulai berbisik buruk tentang Lail bahkan secara terang-terangan mengasihani Lail yang gagal mendapatkan Wanner.
Lail menekan amarah, lalu melepaskan tangannya dari Aiksa. "Selamat atas pertunangan kalian," ucap Lail bersamaan Wanner yang telah berdiri di samping Aiksa.
"Ini semua berkat Lady Lail!" Aiksa memeluk lengan Wanner lalu kembali berujar dengan nada lembut yang terlihat bersalah. "Maaf, seharusnya saya tidak mengatakan itu. Kalau bukan karena saya, pasti Lady yang berdiri di samping Marquess."
"Kenapa Lady Aiksa minta maaf? Pertunangan Lady Lail dan Marquess berakhir karena Lady Lail tidak bisa menjaga sikap."
"Aku yakin bahwa Lady Lail masih menyimpan rasa pada Marquess."
"Lagi pula, siapa yang mau menikahi wanita yang tidak tahu etika sepertinya."
Lail pikir tidak akan ada lagi yang berbicara buruk tentangnya. Tapi, Lail berpikir tidak bisa menghentikan mulut dan pikiran orang lain, Lail hanya mampu menghentikan pendengarannya sejenak lalu membalas perkataan Aiksa.
"Jangan katakan hal seperti itu, Lady Aiksa. Aku mengakhiri pertunangan bukan karenamu melainkan karena baik aku maupun Marquess tidak mencintai satu sama lain dan kami sama-sama mencintai orang lain."
Penjelasan Lail sukses memutar balikkan opini tamu undangan. Padahal berita yang beredar, Wanner-lah yang mengakhiri pertunangan lalu ternyata Lail mencintai orang lain? Siapa itu?
Semua orang mulai berbisik, menerka-nerka sementara Wanner yang tak kalah terkejut tidak mempercayai perkataan Lail.
"Mencintai orang lain? Memang siapa pria yang Lady Lail cintai? Apa itu hanya alasan?" Aiksa bertanya penuh semangat dan lantang membuat Lail jadi risih.
Lail mengerutkan dahi, pertanyaan Aiksa keterlaluan. Bukan hanya Lail yang berpikir demikian melainkan beberapa tamu.
"Kupikir itu hanya alasan agar dia tidak semakin dipermalukan," celetuk salah seorang tamu wanita.
Lail mengepalkan tangan, ya, benar itu hanya alasan agar dia tidak semakin malu. Lalu, di kerumunan tamu, Jay yang melihat Lail sedikit kesulitan hendak maju, tapi sosok yang lebih tegap darinya membelah kerumunan dan meraih tubuh Lail ke dalam dekapan.
"Grand Duke?!"
Semua orang memekik keras bahkan Anom nyaris menyemburkan minuman yang telah masuk ke kerongkongannya.
"Aku orangnya. Setelah ini kau mau bertanya apa lagi untuk memojokkan wanitaku?" Gaiden terlihat begitu berang menanggapi pertanyaan Aiksa bahkan tatapan penuh intimidasi Gaiden seolah menghakimi semua tamu yang memandang rendah Lail.
...BERSAMBUNG ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐
beuuhh... ini baru hero nya Lail ini nih... cwiitcwiit.... jay.. kasihan.. kalah langkah...
2024-12-27
1
💖 sweet love 🌺
omegat omegat sweeet grand Duke my handsome
2024-03-01
1
nacho
mantap bf ku🤣🤣🤣😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘
2024-02-18
1