18| Menghadiri Pesta Pertunangan

...SELAMAT MEMBACA...

Pesta pertunangan akan diselenggarakan malam ini, Lail menatap gaun biru lembut yang telah dipersiapkan beberapa hari lalu dan akan dikenakannya di pesta pertunangan, tapi sebuah kotak hitam berpita emas datang tanpa menyebutkan pengirimnya.

Isinya gaun hitam yang cantik, lengkap dengan sarung tangan jaring transparan juga topi dengan hiasan bulu di pucuknya.

"Dari siapa, ya?" Lail bergumam.

"Anda akan pakai yang mana, Nona?" tanya Naika.

Lail menatap kedua gaun secara bergantian, warna cerah adalah warna yang sopan untuk menghadiri sebuah pesta pertunangan, jadi Lail bilang pada Naika bahwa dia akan menggunakan gaun birunya.

Jadi ketika malam telah tiba, Lail segera bersiap dan Redia yang melihat Lail bersiap dengan gaun biru tampak mengulas senyum simpul dan pamit berangkat terlebih dahulu.

Lail mengerenyit melihat ekspresi Redia, pikirannya mengelana entah kemana sementara itu, di pesta pertunangan yang diselenggarakan pada sebuah gedung mewah bernama Sanctus telah dipenuhi oleh tamu.

Tamu istimewa di pertunangan ini adalah Gaiden Zaigwel Leighelton serta Anom. Karena kehadiran Gaiden, para wanita lajang mulai mencuri-curi pandang pada sosok gagahnya.

Sosok maskulin dari Gaiden membuat para wanita ingin menarik perhatian pria itu, tetapi Gaiden menunjukkan ekspresi dingin dan penuh intimidasi bahkan secara terang-terangan menghindari beberapa wanita yang mendekat untuk menyapa.

Tak lama semua tamu merendahkan suara melihat Wanner turun dari tangga bersama Aiksa. Wanner mengenakan kemeja putih dengan luaran jas biru muda yang lembut senada dengan celananya begitupun Aiksa yang mengenakan gaun biru, persis seperti gaun milik Lail.

Senyum Aiksa mengembang melihat Redia telah datang, tidak lama lagi kehebohan akan terjadi disini. Beberapa hari lalu Aiksa meminta Redia memberi tahu persiapan Lail termasuk tentang gaun yang akan digunakan. Setelah tahu, Aiksa meminta perancang busana pernikahannya membuat gaun yang persis seperti gaun Lail melalui gambar yang Redia berikan.

Semua orang pasti terkejut melihat gaun Aiksa sama seperti Lail dan orang-orang akan menuduh Lail-lah yang menirunya.

Gaiden menatap Wanner dan Aiksa sambil menggoyang kecil cangkir di tangannya. "Jadi Wanner lebih memilih wanita itu, ya. Yah, lagipula Lail hanya cocok bersanding denganku." Gaiden mulai meneguk habis minumannya.

Namun, tiba-tiba ketika pintu kembali terbuka, semua tamu mulai berbisik-bisik dan Gaiden menjauh dari sudut yang sepi untuk ikut melihat apa yang menjadi perhatian banyak orang.

Gaiden merasa jantungnya berdebar lebih cepat, namun sedetik kemudian seulas senyum menghias wajah tampan nan tegas Gaiden.

Gaun hitam yang dirancang khusus oleh penjahit terbaik di Gazea terlihat begitu sempurna ketika membalut tubuh proporsional Lail. Warna hitam gaun itu terlihat sangat kontras dengan kulit mulus nan putih Lail.

"Hah .... Aku bisa gila jika begini." Gaiden menutup wajahnya yang memerah. Rasanya ia ingin merengkuh pinggang Lail, mencium punggung tangan wanita itu dan mengatakan bahwa Lail adalah miliknya, tapi mengingat Lail bahkan tidak mau semua orang tahu tentang kedekatannya membuat Gaiden harus menahan diri.

"Hah?"

Redia dan Aiksa saling pandang. Redia yakin bahwa tadi Lail mengenakan gaun biru itu, tapi kenapa mengenakan gaun baru yang terlihat sangat mahal dan indah walau warnanya gelap begitu?

Lail yang tidak peduli ketika perhatian terpusat padanya, justru bergeming ketika melihat gaun Aiksa sama persis dengan gaun birunya yang koyak di mansion.

Jadi, Lail tidak memakai gaun biru itu karena ternyata ukurannya salah, lebih kecil sehingga Lail begitu sesak memakainya.

"Hah .... hampir saja. Gila, pasti mereka bekerja dama untuk menjatuhkanku," batin Lail sambil mengembuskan napas.

"Terima kasih telah datang, Lady Lail!"

"Heh?!"

Lail tersentak mendapati dua tangannya ditangkup oleh Aiksa. Semburat merah di pipi Aiksa membuat semua orang yakin betapa senangnya Aiksa melihat Lail datang, namun karena tindakan Aiksa beberapa orang mulai berbisik buruk tentang Lail bahkan secara terang-terangan mengasihani Lail yang gagal mendapatkan Wanner.

Lail menekan amarah, lalu melepaskan tangannya dari Aiksa. "Selamat atas pertunangan kalian," ucap Lail bersamaan Wanner yang telah berdiri di samping Aiksa.

"Ini semua berkat Lady Lail!" Aiksa memeluk lengan Wanner lalu kembali berujar dengan nada lembut yang terlihat bersalah. "Maaf, seharusnya saya tidak mengatakan itu. Kalau bukan karena saya, pasti Lady yang berdiri di samping Marquess."

"Kenapa Lady Aiksa minta maaf? Pertunangan Lady Lail dan Marquess berakhir karena Lady Lail tidak bisa menjaga sikap."

"Aku yakin bahwa Lady Lail masih menyimpan rasa pada Marquess."

"Lagi pula, siapa yang mau menikahi wanita yang tidak tahu etika sepertinya."

Lail pikir tidak akan ada lagi yang berbicara buruk tentangnya. Tapi, Lail berpikir tidak bisa menghentikan mulut dan pikiran orang lain, Lail hanya mampu menghentikan pendengarannya sejenak lalu membalas perkataan Aiksa.

"Jangan katakan hal seperti itu, Lady Aiksa. Aku mengakhiri pertunangan bukan karenamu melainkan karena baik aku maupun Marquess tidak mencintai satu sama lain dan kami sama-sama mencintai orang lain."

Penjelasan Lail sukses memutar balikkan opini tamu undangan. Padahal berita yang beredar, Wanner-lah yang mengakhiri pertunangan lalu ternyata Lail mencintai orang lain? Siapa itu?

Semua orang mulai berbisik, menerka-nerka sementara Wanner yang tak kalah terkejut tidak mempercayai perkataan Lail.

"Mencintai orang lain? Memang siapa pria yang Lady Lail cintai? Apa itu hanya alasan?" Aiksa bertanya penuh semangat dan lantang membuat Lail jadi risih.

Lail mengerutkan dahi, pertanyaan Aiksa keterlaluan. Bukan hanya Lail yang berpikir demikian melainkan beberapa tamu.

"Kupikir itu hanya alasan agar dia tidak semakin dipermalukan," celetuk salah seorang tamu wanita.

Lail mengepalkan tangan, ya, benar itu hanya alasan agar dia tidak semakin malu. Lalu, di kerumunan tamu, Jay yang melihat Lail sedikit kesulitan hendak maju, tapi sosok yang lebih tegap darinya membelah kerumunan dan meraih tubuh Lail ke dalam dekapan.

"Grand Duke?!"

Semua orang memekik keras bahkan Anom nyaris menyemburkan minuman yang telah masuk ke kerongkongannya.

"Aku orangnya. Setelah ini kau mau bertanya apa lagi untuk memojokkan wanitaku?" Gaiden terlihat begitu berang menanggapi pertanyaan Aiksa bahkan tatapan penuh intimidasi Gaiden seolah menghakimi semua tamu yang memandang rendah Lail.

...BERSAMBUNG ......

Terpopuler

Comments

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

~Kay Scarlet~☘️🈴⃟🍥•⭐

beuuhh... ini baru hero nya Lail ini nih... cwiitcwiit.... jay.. kasihan.. kalah langkah...

2024-12-27

1

💖 sweet love 🌺

💖 sweet love 🌺

omegat omegat sweeet grand Duke my handsome

2024-03-01

1

nacho

nacho

mantap bf ku🤣🤣🤣😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 01| Kesempatan kedua
2 02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3 03| Mengakhiri Pertunangan
4 04| Mengusik secara halus
5 05| Merasa Terancam
6 06| Rumor Buruk
7 07| Teman baru
8 08| Pria Misterius
9 09| Pemandu Tampan
10 10| Menghapus Rumor Buruk
11 11| Jay dan Wanner
12 12| Keracunan
13 13| Mengunjungi Nenek
14 14| Identitas yang Terkuak
15 15| Pendekatan Gaiden
16 16| Berangkat ke Desa Agapi
17 17| Kenapa Dia Selamat?
18 18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19 19| Penyelamatan yang Membelenggu
20 20| Kejutan dari Lail
21 21| Kemarahan Gaiden
22 22| Perasaan Lail
23 23| Hadiah dari Ayah
24 24| Festival Lampion Cinta
25 25| Gelap Mata
26 26| Kejutan untuk Redia
27 27| Awal Baru
28 28| Lawan Sepadan
29 29| Iblis Kecil
30 30| Permintaan Maaf
31 31| Lawan atau Kawan
32 32| Semakin Memanas
33 33| Kuda-Kuda Mengamuk
34 34| Penyelesaian singkat
35 35| Merasa dikasihani
36 36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37 37| Kelalaian
38 38| Pengakuan Nilyar
39 39| Dipercepat
40 40| Hari yang buruk
41 41| Kepergian
42 42| Pengantar Surat
43 43| Hamil?
44 44| Lail Pov
45 45| Sekelebat Pertemuan
46 46| Calon Ratu Asylam
47 47| Undangan pernikahan
48 48| Pernikahan
49 49| Pencarian
50 50| Bertemu
51 51| Undangan dari Hendrixine
52 52| Tidak lagi
53 53| Alasan Lail
54 54| Meyakinkan
55 55| Aku cemburu?
56 56| Bimbang
57 57| Diterima atau ditolak
58 58| Pernikahan
59 59| Kebahagiaan dan Penyesalan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
01| Kesempatan kedua
2
02| Bertemu Protagonis Wanita dalam Novel
3
03| Mengakhiri Pertunangan
4
04| Mengusik secara halus
5
05| Merasa Terancam
6
06| Rumor Buruk
7
07| Teman baru
8
08| Pria Misterius
9
09| Pemandu Tampan
10
10| Menghapus Rumor Buruk
11
11| Jay dan Wanner
12
12| Keracunan
13
13| Mengunjungi Nenek
14
14| Identitas yang Terkuak
15
15| Pendekatan Gaiden
16
16| Berangkat ke Desa Agapi
17
17| Kenapa Dia Selamat?
18
18| Menghadiri Pesta Pertunangan
19
19| Penyelamatan yang Membelenggu
20
20| Kejutan dari Lail
21
21| Kemarahan Gaiden
22
22| Perasaan Lail
23
23| Hadiah dari Ayah
24
24| Festival Lampion Cinta
25
25| Gelap Mata
26
26| Kejutan untuk Redia
27
27| Awal Baru
28
28| Lawan Sepadan
29
29| Iblis Kecil
30
30| Permintaan Maaf
31
31| Lawan atau Kawan
32
32| Semakin Memanas
33
33| Kuda-Kuda Mengamuk
34
34| Penyelesaian singkat
35
35| Merasa dikasihani
36
36| Perasaan Jay yang sesungguhnya
37
37| Kelalaian
38
38| Pengakuan Nilyar
39
39| Dipercepat
40
40| Hari yang buruk
41
41| Kepergian
42
42| Pengantar Surat
43
43| Hamil?
44
44| Lail Pov
45
45| Sekelebat Pertemuan
46
46| Calon Ratu Asylam
47
47| Undangan pernikahan
48
48| Pernikahan
49
49| Pencarian
50
50| Bertemu
51
51| Undangan dari Hendrixine
52
52| Tidak lagi
53
53| Alasan Lail
54
54| Meyakinkan
55
55| Aku cemburu?
56
56| Bimbang
57
57| Diterima atau ditolak
58
58| Pernikahan
59
59| Kebahagiaan dan Penyesalan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!