"Haru!"
"Ya ma?"ucap pemuda itu turun dari kamarnya tergesa-gesa karna teriakan ibunya.
Tentu saja dia khawatir dengan ibunya.
Sebagai anak kandung dia itu sayang menyayangi ibunya tapi ibunya selalu memprioritaskan Hana dibanding dirinya.
"Kedua temanmu sudah pulang kan,jangan jadi anak pemalas cepat belikan garam diwarung!"ucap ibunya itu.
Membuat Haru entah kenapa merasa lega karna ibunya itu tak kenapa-napa.
"Baik ma."ucap Haru mengambil uang yang diletakkan ibunya itu dimeja disana ada Hana yang bermain masak-masakan sendiri.
"Kak Haru mau kemana?"gadis kecil bertanya saat Haru memakai jaketnya.
"Keluar."
"Hana ikut kak!ikut!"teriakan cempreng Hana membuat telinga hari sakit.
"Gak boleh."ucap Haru langsung bergegas meninggalkan Hana disana membuat Hana berteriak dan menangis.
"Hana!"dapat Haru dengan teriakan sang ibu,Haru yakin pulang nanti dia akan dimarahi lagi.
..
Haru memandang sekitarnya,banyak kendaraan berlalu lalang dan orang-orang yang melakukan aktivitasnya.
Entah kenapa dia masih binggung dengan ucapan Akira,tapi tak mau memikirkan lagi apalagi membuat mamanya itu nanti bertambah marah karna lama membelikan garam dia pun menyebrang.
"Awas!"Haru terkejut saat seseorang menariknya mundur,hampir saja dia terlindas oleh truk.
"Nak kalo mau nyebrang tu lihat kanan kiri supaya kejadian tadi gak terulang."ucap pria tua yang menyelamatkannya tadi.
Apa dia tadi melamun?
Tapi kenapa dia seolah tak sadar?
"Nak......"
Suara pria itu membuat Haru tersentak.
"Ah makasih pak."
Ucap Haru seraya membungkuk Karan menyadari kesalahannya membuat orang tua itu tak enak.
"Tidak apa-apa saya kebetulan berdiri disamping kamu,tapi sepertinya kamu terlalu hanyut sama pikiran kamu sendiri."ucap pria tua itu.
"Maaf pak lain kali saya tidak akan melamun lagi."
"Baiklah begitu saya pergi dulu karna mau menjemput cucu saya."ucap pria tua yang memakai jaket berwarna hijau itu lalu pergi.
"Sial kenapa aku suka melamun tiba-tiba sih?"
Haru tak mengerti apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini.
Kenapa dia sering melamun?padahal dulu jika dia memikirkan masalahnya dia masih sadar ketika dirinya melakukan aktivitas seperti biasanya.
Namun kejadian tadi membuat nyawanya hampir terenggut.
Dia belum mau mati sebelum membahagiakan kedua orang tuanya ah lebih tepatnya Haru ingin membahagiakan ayah kandungnya diatas sana.
Karna banyak orang yang bilang,orang yang sudah tiada masih berada diatas dan mengawasi manusia dibumi.
Itu berarti ayahnya masih menjaganya bukan?
"Aku merindukan ayah..."gumamnya didengar oleh dirinya sendiri lalu membuatnya mengeleng pelan.
Meskipun dia tau betapa besarnya dia merindukan sang ayah,tapi ayahnya itu tak pernah menemuinya dalam mimpi lagi hal itulah yang membuat terpuruk.
Dia mencoba keluar dari fase kesakitan karna hati kecilnya selalu melakukan jangan,tapi entah kenapa pikirannya selalu membebaninya untuk tak berhenti.
Kenapa?hal itulah yang dia tanyakan pada dirinya sendiri tak pernah menemukan jawaban atau pertanyaan yang muncul itu.
...
Setelah memberi garam diwarung entah kenapa Haru merasa telinganya terus berdengung.
Pernah dia merasakan saat umurnya masih kecil dan kematian sang ayah,pikirannya kacau dan tubuhnya menjadi aneh.
Dia juga tak mengerti.
Apa itu buruk?pertanyaan itulah yang dia lontarkan saat respon tubuhnya berbanding terbalik dengan pikirannya.
Tanpa dia sadari bahwa kini hal itu menjadi buruk.
Karna dengungan itu makin keras membuat fokusnya terpecah dan pandangannya menjadi berbayang,bahkan beberapa kali dia tak sengaja menabrak orang dijalan yang melewatinya.
"Hei!lain kali hati-hati!"
"Maaf..."
Hingga...
Bruk!
Haru terjatuh dijalan dengan tak sadarkan diri membuat orang-orang disekitarnya panik.
"Astaga apa dia baik-baik saja?"
"Bawa dia rumah sakit,aku akan mengantarnya dengan mobilku."ucap pria tua yang tadi sempat menolong Haru tadi.
...
Depresi.
Penyebabnya dari faktor kejadian yang dialami penderita tanpa disadari oleh penderita itu sendiri.
Banyak orang yang mengalami depresi bahkan diusianya yang masih belia.
Termasuk banyaknya kasus bunuh diri di Indonesia.
"Dia..."ucap dokter itu menatap pemuda yang kini berbaring dibankar dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
"Apa dia baik-baik saja?"tanya Reno,dia adalah pria tua yang menolong Haru dan membawa pemuda itu kerumah sakit.
"Saya tidak bisa memberitahu anda karna anda bukan keluarga pasien tapi saya meminta pada anda untuk menjaga pemuda itu,untuk sementara kondisinya baik-baik saja karna tidak ada penyakit serius didalam tubuhnya saat saya memeriksanya,anda tak perlu merasa khawatir,dia pingsan karna dia kelelahan dan kekurangan darah. "
"Saya mengerti dokter."
Di tengah perbincangan itu Haru mulai mulai membuka kedua matanya.
Dia binggung saat mendapati dirinya berada diruangan serba putih dan bau obat-obatan.
"Kau sudah sadar nak."
"Kakek?"
Pemuda itu semakin binggung karna mendapati pria yang menyelamatkannya saat menyebrangi jalan itu ada disini.
"Kau pingsan dijalan tadi,jadi aku menolongmu dan membawamu kesini, apa kau tak ingat apapun?"
"Benarkah?maafkan aku karna selalu merepotkan Anda."
"Kau tidak merepotkan nak,lain kali jaga kesehatanmu jangan sampai kelelahan lagi."
"Terima kasih kakek."
Dokter yang dari tadi menyimak pembicaraan Haru dan Reno tampak tak lepas memperhatikan Haru.
Haru yang baru menyadarinya lalu menatap dokter itu.
"Perkenalkan nama saya dokter Daniel,saya dokter yang merawatmu,setelah kalian selesai berbincang bisakah pasien Haru menemui saya diruangan saya."
"Kenapa ya dok?"
"Saya ingin membicarakan hal serius denganmu."
Perasaan Haru tak enak.
Apa dokter Daniel mengetahui sesuatu yang disembunyikannya selama ini.
Bagaimana pun Daniel merupakan seorang dokter dan psikiater tanpa diketahui Reno dan Haru.
Apa yang terjadi dengan Haru?
...
Kini Haru berada diruangan Daniel,dokter muda yang memiliki rambut pirang dan mata biru safir entah kenapa membuatnya teringat akan Akira sahabatnya itu.
Soal Reno kakek itu yang rupanya membayar semua biaya rumah sakitnya hingga Hari merasa tak enak hati,dan akhirnya Reno pergi setelah urusannya telah selesai karna mendapat panggilan telpon dari cucunya yang katanya seumuran dengan Haru.
Haru jadi penasaran dengan cucu sang kakek,kata Reno kalau mereka bertemu lagi dia berjanji akan mengenalkan Haru dengan cucunya itu.
Betapa baiknya kakek itu padanya padahal dia hanyalah orang asing yang dua kali diselamatkan olehnya.Batin Haru.
"Siapa namamu?"tanya dokter itu sambil menatap berkasnya di meja.
"Kensou Haru Madya."jawab Haru.
Dokter itu menghela napas,entah kenapa merasa kasian pada pemuda didepannya ini.
"Haru apa kau mau menerima ini?"tanya sang dokter serius.
"Maksud dokter?"tanya Haru binggung.
"Kau mengalami gangguan bipolar atau disebut mania depresi."
"Bipolar?!"
....
(Dua bab atau tiga bab?)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
𝓓𝓮𝓪
jelas lah dia khawatir sama ibu nya gimana sih
2023-03-14
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
mn ad yg gk khwtr klok ad ibunya tiba2 mnggil pkek teriak,y pada trkjt
2023-02-28
0
⧗⃟ᷢʷ
semoga Akira masih bisa bantu haru
2023-01-28
2