Saat ini Akira berada dikamar Clara.
Kamar anak itu berwarna baby blue,tetapi disana tak banyak barang kecuali satu meja,satu kursi dan ranjang disana.
Shella yang melakukan semua itu karna Clara selalu menggunakan barang lain seperti gunting untuk aksi bunuh dirinya,jadi kamar anak itu kosong dari benda-benda tajam seperti kaca dan juga lainnya.
"Apa kau mau minum sesuatu?"
"Ah tidak usah,aku tidak haus."ucap Akira.
Shella tersenyum,entah kenapa dia merasa Akira adalah sosok pemuda yang tidak sulit didekati dan baik.
Dia ingin Clara mempunyai teman seperti Akira jika besar nanti.
"Berapa umur Clara sekarang?"
"Umurnya lima tahun,oh ya kau harus meminum obat ini untuk penambah darah karna luka dilenganmu tadi cukup lebar sepertinya ini harus dijahit."ucap Shella memeriksa perban Akira.
Terlihat jelas perban itu sudah basah dan perlu diganti.
"Apa kau bisa menjahitnya?"
"Aku bisa tapi kenapa kau tak mau kerumah sakit saja,biar aku yang mengantarmu."
"Aku..."
Tiba-tiba terdengar suara bel rumah.
"Ah itu sepertinya ayah Clara,aku harus kebawah dulu tolong jaga Clara sebentar ya Akira."
"Baiklah."
Wanita itu lalu pergi meninggalkan Akira yang masih berada di kamar Clara.
"Jika aku kerumah sakit itu akan membuat bunda dan Jio panik jika tau."gumamnya memandang Clara yang masih tertidur.
"Aku tak pernah kehilangan seseorang jadi aku tak tau rasa sakit yang kau rasakan.
Tapi aku mengerti ketika kau menyerah pada kehidupan kau juga akan menyerahkan nyawamu dengan rasa yang lebih sakit,kau tak akan pernah merasakan kebebasan saat kau melakukan hal itu.
Bahkan saat kau mati karna bunuh diri,semua itu hanyalah awal dari babak baru rasa sakit itu...
Kau telah melakukan usaha yang sia-sia Clara...."
...
"Shella dimana Clara,apa kau sudah menemukannya?"tanya David mengampiri istrinya itu.
Terlihat wajah pria paruh baya itu pucat dan nafasnya sedikit tak beraturan.
"Tenanglah,Clara sudah ditemukan dan berada dikamarnya.Ada pemuda baik yang menolongku tadi.
"Siapa pemuda itu?"
Brak!
Kedua suami istri itu langsung bergegas keatas saat mendengar suara benda jatuh itu yang sangat keras itu.
"Arrghhh kenapa kau suka sekali menggigitku sih!?"teriak Akira kesakitan karna Clara saat ini menindih tubuhnya dan lagi-lagi lengan kirinya yang menjadi tameng digigit anak itu.
"Grrrmm..."anak itu hanya mengeram,sepertinya dia tak suka kahadiran Akira didalam kamarnya.
"Astaga Clara!"Shella dan David segera menarik tubuh Clara paksa dan kini anak itu menggigit tangan ayahnya sendiri.
"Arghhh!"
"David!"
"Shella cepat ambil tali dibawah ranjang Clara!"ucap David dan Shella lalu mengambil tali itu untuk mengikat kedua tangan dan kaki Clara di sisi ranjang.
"Grrrr!!!"geraman Clara terdengar sangat marah tapi akhirnya dia tak bisa bergerak dan memberontak lagi.
"Akira maafkan aku seharusnya aku tak meninggalkan dengan Clara tadi,anak itu memang tahan dengan dosis obat bius."ucap Shella penuh penyesalan.
"Tidak apa-apa tante,tapi apa tante yakin Clara akan diikat sepeti itu sepanjang malam?"ucap Akira memandang iba kearah Clara,bahkan karna memberontak kedua tangan kurus yang kecil itu menjadi merah.
"Kita tak punya pilihan lagi,aku tak mau karna keegoisanku putriku melukai orang lain lagi,sepertinya perkataan temanku benar aku harus membawa putriku kerumah sakit jiwa."
"Tapi David,Clara masih sangat kecil."
"Om harus mendengarkan Tante Shella,percaya padaku dan tante! pasti kita akan bisa menemukan cara untuk menyembuhkan Clara agar dia bisa menjadi gadis normal seperti lainnya."
...
Disisi lain.
Jio kembali kerumahnya dengan raut muka yang tak dapat diartikan.
Disana masih ada Asa dan ibunya yang menunggunya.
"Bagaimana Jio?"tanya ibunya.
"Aku tadi bertanya pada kasir itu kalau kakak memang sudah keluar dari sana sejam yang lalu bersama seorang anak kecil."
"Anak kecil?apa Akira benar-benar tidak pulang sejak tadi?"tanya Asa mendapat anggukan dari Jio.
"Kemana dia..."
...
"Apa sakit?"tanya Shella saat menjahit luka Akira.
"Sedikit."
"Kenapa kau mau membantu tante untuk menyembuhkan Clara?"tanya Shella heran dengan pemuda didepannya ini.
"Walau aku tak pernah berada disituasi sulit yang membuatku menyerah dalam hidup,tapi ketika aku melihat orang yang menyerah dalam hidup hal itu membuatku lebih sakit dari pada luka fisik.Tante aku tak tega saat melihat penderitaan orang lain tapi disisi lain aku mengerti posisiku kalau aku hanya mengasihi.
Oleh karna itu aku ingin mengubah sikapku lebih baik dengan menolong salah satu orang itu.
Yaitu Clara,aku sangat tahu kalau kita baru bertemu dan aku hanyalah orang asing bagi kalian,tapi disaat itu juga aku ingin jauh lebih mengenal kalian.
Biarkan aku membantu kalian agar hatiku tak merasa lebih sakit lagi dan bukannya hanya bertindak seperti orang tak berguna saat kau melihat orang yang kesusahan di depan matamu sendiri."
Mendengar ucapan pemuda didepannya ini membuat Shella tertegun.
Dia menangis.
Karna masih ada orang yang mau peduli pada keluarga kecilnya.
"Akira...kau benar-benar pemuda yang baik,tante yakin kau bisa membuat Clara berubah menjadi gadis yang ceria.
Itu adalah impianku dan doaku setiap hari.
Meskipun aku adalah ibu tirinya,tapi rasa sayangku padanya seperti ibu kandungnya,aku sangat menyayangi anak itu walaupun semua orang bilang Clara adalah anak yang cacat.
Aku marah ketika mendengar mereka mengatakan hal keji itu,perkataan mereka membuat hatiku sakit.Saat itulah aku sadar kalau aku menerima Clara apa adanya.
Disisi lain aku juga ingin merasakan keluarga kecil yang bahagia,aku ingin dia sembuh,bermain dengannya,menyuapinya seperti ibu lain yang memanjakan putrinya.
Mendengar ucapanmu,membuat rasa putus asaku karna semua masalah yang terjadi dalam keluarga ini menghilang.Tante sangat bersyukur karna kau mau membantu bibi,mungkin rasa terima kasih tante tidak akan artinya dan tante tak akan mampu membalas budi padamu.
Kita bersama akan berusaha menyembuhkan Clara,ya tante yakin kita bisa!"ucapnya sambil mengengam tangan Akira.
"Nah gitu dong !jangan lesu terus, semangat tante!hahaha...."Akira tertawa mendengar ucapan sendiri begitu Shella yang merasa terhibur dengan kehadiran Akira.
Diam-diam tanpa mereka berdua sadari seseorang terus menatap kearah mereka berdua.
Orang itu menangis saat menyadari betapa bodohnya dia menyerah dan membuat putri lebih menderita.
Dia juga harus kuat untuk keluarga kecilnya karna dia adalah kepala keluarga yang memegang tanggung jawab penuh.
Demi kebahagian keluarga kecilnya.
Dia akan melakukan apapun.
Karna sebuah kebahagian pasti ada sebuah pengorbanan besar yang membuat orang itu pantang menyerah dalam hidup.
Setiap hidup seseorang pasti ada rintangan berat atau kecil yang menimpa orang tsb.
Karna hidup tanpa rintangan bukanlah nafas kehidupan itu sendiri.
...
Ingatlah bahkan kehidupan akan berjalan pada porosnya,ketika orang lain melihat seberapa keras usahamu untuk merubah poros hidupnya,disaat itu juga orang lain akan melakukan hal sama untuk mencapai tujuannya.
Karna sebuah hasil tidak akan diterima oleh si peminta karna dia tak melakukan sebuah usaha.
...
(Author awalanya iseng aja nulis disini,udah tiga kali kontrak gagal terus tapi namanya usaha itu belum ada akhirnya,ini karya kedua author.
Semoga bisa menarik pembaca dan bikin kalian betah makasih.)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
@✍️Tulisan 💞 💌
sungguh kasihan sekali Clara, sampai-sampai depresi segitunya..
2023-03-15
0
Mandala Qawwiy
humm lebih baik bawa ke rumah sakit aja akira, dari padaluka lobinfeksi nanti.
2023-03-15
0
🥀
bayik ini punya maslah apa sih. clara sini embon embonan mu mak tiup. heran deh amk cilik cilik juga udah tau bunuh diri
2023-03-15
0