Disebuah kamar yang bernuansa abu-abu gelap.
Suasana tenang dan hening membuat kamar itu begitu sunyi seolah-olah tak ada tanda kehidupan.
Namun tak lama...
Terdengar gemericik air yang terus mengalir dikamar mandi.
Disana ada seorang pemuda yang menatap wajah pucatnya di kaca yang berada di atas wastafel.
Nafasnya yang terputus-putus seolah-olah ia habis lari maraton beberapa kilo meter,namun bukan hal itu yang ia lakukan.
"Gawat,aku melewati batas..."ucapnya serak saat melihat lantai dibawah kakinya itu yang tadinya bersih berubah menjadi merah karna darah.
Dia terlalu terlarut dalam kesedihan hingga hampir saja membuatnya kehabisan darah karna terus menyayat tangannya sendiri.
Buru-buru dia mengambil kotak obat dan perban di dalam laci kamarnya dan mengobati luka ditangannya.
Setelah selesai semuanya.
Tak jauh dari sana meja yang terdapat cutter itu masih berlumuran oleh darah membuatnya lupa untuk menyembunyikan cutter itu saat tiba-tiba pintunya di dobrak paksa.
"Kak Haru!"suara cempreng adik perempuannya memenuhi kamar yang semula senyap itu.
"Ck,kenapa?"tanya Haru menatap adiknya sebal,untung dia telah memakai baju lengan panjang.
Terlihat Hana masuk dengan piyama tidur beruang yang dibelikan ibunya itu membuatnya semakin imut,tapi bagi Haru tidak.
Karna apapun kelebihan Hana semua itu membuatnya muak,termasuk sikap Hana yang sangat manja terhadap ibunya membuatnya kehilangan perhatian dari sang ibu.
Dia merebut semua perhatianku pada semua orang dirumah ini.Batin Haru karna hatinya sudah diliputi kebencian.
"Ada kak Akira dan kak Asa dibawah!"ucap Hana menatap kakak tirinya itu polos.
"Mereka berdua?"
....
Dan disinilah Haru sekarang,bersama kedua sahabatnya yang entah kenapa tiba-tiba berkunjung kerumahnya tanpa memberitahu dia terlebih dahulu.
"Haru,aku mau pinjam buku komik dikamarmu boleh?"tanya Akira membuat lamunannya Haru sadar,dia juga tidak tau kenapa akhir-akhir ini dia sering melamun.
Dilihatnya teman pendeknya itu sedang memakan cemilan yang disediakan ibunya dan Asa hanya meminum teh dengan pose anggun seperti putri bangsawan.
Kadang dia binggung Asa itu benar-benar seorang putri raja kah?
"Oi Haru!"lagi-lagi panggilan kedua Akira akhirnya membuat Haru fokus.
"Kau kenapa?"
"Aku tidak apa-apa,ayo kekamarku."ucap Haru lalu beranjak dari sana sambil menarik tangan Akira.
"Iya-iya pelan saja,kenapa kau seperti terburu-buru sih?"ucap Akira yang susah menyeimbangi langkah Haru yang amat besar.
Membuat Haru berhenti hingga Akira menabrak punggung temannya itu.
Puk!
"Haru!!!"
"Hahaha maaf,aku tak sadar apa kau tadi bilang sesuatu?aku tak mendengarnya."
Akira binggung,ada apa dengan Haru?
Kenapa pemuda itu terlihat linglung?
Dan lagi apa dia salah lihat?
Wajah Haru pucat dan tatapannya kosong.
"Kubilang pelan-pelan lagian kamarmu kan gak jauh."ucap Akira karna dia sudah pernah kekamar Haru.
"Maaf."
...
Dan disinilah mereka berdua,terlihat Akira yang terbaring diranjang empuk Haru dan Haru entahlah kenapa anak itu langsung ke kamar mandi?
Kebelet boker kah?
Pantes saja Haru menariknya buru-buru tadi.
Tapi saat Akira menelisik sekitar kamar yang tak pernah berubah,sebuah cutter berlumuran darah membuat matanya membulat terkejut.
"Apa ini?"gumamnya dengan hati-hati dia mengambil cutter itu.
Tidak mungkin kan Haru melakukannya lagi?
Clek!
Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka buru-buru Akira menyembunyikan cutter itu dikantong jaketnya.
"Akira kau mau pinjam komik yang mana?"tanya Haru.
"Em...apa ada yang super Hero?"
"Ada."
Haru lalu mengeledah rak bukunya untuk mencari komik itu.
Diam-diam Akira menatap punggungnya rapuh temannya itu sendu.
"Ini."ucap Haru sambil menyodorkan buku bersampul merah itu pada Akira.
"Makasih."
"Kenapa kau suka komik super Hero sih?"
"Kenapa ya?karna aku ingin jadi super Hero hehe..."
Haru mengusak rambut Akira.
Temannya ini dari kecil tak pernah berubah.
Dulu saat mereka kecil pernah sang guru menanyakan mereka tentang cita-cita mereka.
Dan Akira dengan lantang dia akan menjadi Ironman dengan suara cadelnya.
Membuat seisi kelas tergelak dengan cita-cita pemuda bermata biru itu.
Tetapi saat Haru ditanya apa cita-citanya.
Haru tak bisa menjawab,karna dia memang tidak tau jawabannya.
Cita-cita ya...
Entahlah.
Aku belum menemukan hal cocok atau tujuan hidupku nanti.Batin Haru memandang Akira yang tengah membuka komik pemberiannya, dalam sekejap anak itu sudah terlarut dalam dunia imajinasinya yang unik.
Kadang Haru berpikir diusianya yang sama dengan Akira,pikirannya terlalu terbebani dengan hal-hal dewasa berbeda dengan Akira.
Anak itu tetap sama dengan dulu.
Yaitu anak itu selalu mengesampingkan pikiran yang membuat ia binggung dan lebih memilih untuk menyelami imajinasi anak-anaknya katanya selagi waktu masih berpihak pada kita.
Haru juga tak bisa mengerti apa maksudnya waktu yang berpihak?
Akira itu mudah ditebak tapi jelas anak itu penuh dengan kejutan.
Ya kejutan yang aneh dan unik.
Walaupun anak itu memang sangat cerdas disekolah.
Kenapa dia tak bisa menjadi seperti Akira ya?
Asa?
Pemikiran gadis itu terlalu rumit dan sulit ditebak.
"Haru!"
"Ah apa?"
Apa aku melamun lagi?batin Haru melihat Akira yang melambaikan tangannya kearah wajahnya.
"Aku sudah memanggilmu tiga kali tapi kau masih saja melamun."ucap Akira membuat Haru terdiam.
Akira menghela napas.
Dia selalu mempunyai firasat yang kuat membuatnya tak suka dengan hal itu.
"Haru apapun rintangan yang kau hadapi jangan berpikir untuk menyerah dalam hidup ya,karna kau berharga kawanku."ucap Akira sambil menepuk pundak Haru dan pergi keluar dari kamar temannya itu.
Padahal ucapan itu singkat?
Tapi kenapa memiliki makna yang dalam ya?
Apa Akira sudah tau apa yang disembunyikannya selama ini?
Tapi jika anak itu tau kenapa anak itu tak mencegahnya?
"Haru..."
"Ya."Haru terkejut saat mendapati Akira masih dibelakangnya,dia pikir anak itu sudah keluar meninggalkannya.
"Ingatlah ini....bahwa aku tak pernah meninggalkanmu untuk tetap berada di sisimu,karna itu janjiku padamu dari kecil Haru."ucap Akira menatap Haru datar tak biasanya lalu dia tersenyum sangat manis.
"Dan kali ini aku membiarkanmu,kapanpun kau membutuhkanku panggil namaku dengan suara tegasmu itu."
"Huh?"
Akira terkekeh,berapa tahun mereka berteman tentu membuatnya tau semua tentang Haru tanpa disadari anak itu.
Tapi yang membuatnya kesal adalah sahabatnya itu pintar atau bodoh sih?
Maksud dia,Akira akan ikut campur saat Haru berusaha menjadi kuat nanti.
Dan dia akan membuktikan hal itu.
Sudah satpam sekolah bilang kan Akira itu murid kesayangan para dosen karna kecerdasannya.
Kalian pasti mengerti apa yang dilakukan Akira nanti.
Yaitu sebuah kejutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
🅝ⓞⓝ🄰 𝓓𝓮𝓪
apa yang di lakukan akhira nanti ya kepo
2023-03-14
0
𝓓𝓮𝓪
masa gak tauu sih artinya waktu yang berpihak!!??
2023-03-14
0
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻ɢ⃟꙰ⓂSARTINI️⏳⃟⃝㉉
melewati batas ,knp y ,ap yg tengah ia lakukn sehingga kluar darah
2023-02-28
0