Bab 7 karakter utama

"Halo Asa!Haru!"

"Akira!!"

Akira terkekeh kecil saat melihat ekspresi panik kedua temannya saat dia melakukan vc dengan dua sahabatnya itu.

"Apa apa dengan wajahmu!kau babak belur seolah-olah kau habis tawuran dengan preman!"ucap Haru diseberang sana setengah berteriak hingga membuat Asa menutup telinganya.

"Haru diamlah!"bentak Asa membuat pemuda itu memonyongkan bibirnya pengen dicium sama jodohnya.

"Asa,Haru maafkan aku ya....sebenarnya ada alasan aku sering menghilang belakangan,oh ya haru aku tidak berkelahi dengan preman kata siapa aku anak badboy Akira kan anak good boy!kalau kalian ingin menjengukku nanti datang kerumahku ya soalnya aku masih di rumah sakit bersama Jio."

"Apa!bagaimana kau dirumah sakit!apa yang terjadi bocah kau selalu saja membuat orang terkejut!"ucap Haru lagi-lagi berteriak membuat Asa menghela napas berat.

"Baiklah,nanti aku kerumahmu dah Akira...."ucap Asa lalu menutup sambungan telpon itu membuat pekikan tak terima dan tak teriakan kesakitan karna Asa menjewer telinga pemuda itu.

"Hahaha...mereka berdua lucu sekali."ucap Akira yang tak berhenti tertawa padahal anak itu tadi membuat dua sahabatnya panik setengah mati.

"Kau selalu membuat orang khawatir..."ucap Jio mengeleng kepalanya pelan melihat tingkah kakaknya itu.

Sedangkan Akira hanya menyengir lebar hingga...

"Eugh..."

Suara lirihan dari seseorang membuat kedua kakak adik itu memandang kearah sampingnya.

"Clara....syukurlah kamu sudah bangun."ucap Shella memeluk gadis itu yang tampak masih linglung.

"Hai Clara!"

Mendengar suara Akira membuat gadis itu cepat menoleh dan mulutnya terbuka seolah mengatakan sesuatu.

"Uh ah?"

Akira yang melihat Clara memandang kearah adiknya langsung memberitahu gadis kecil itu.

"Ya ini Jio adikku."

"Grrr..."

Clara langsung memberontak dari pelukan Shella hingga membuat wanita itu tersentak.

"Clara ini mama kamu..."ucap Shella menangkup wajah putrinya itu.

"Grrr...."

"Hei Clara tenanglah,dia mamamu! mulai sekarang kau punya keluarga lengkap lagi."ucap Akira membuat gadis itu tak kembali mengeram.

Dia masih mencerna meskipun samar-samar ingatkan terus berputar bahwa dia selalu melihat wanita yang mengaku mama itu berada didekatnya.

Tapi bukankah mamanya sudah meninggalkannya?

"Mulai sekarang aku akan menjadi mamamu,kita akan melakukan banyak hal nanti saat kita bersama dan aku berjanji tak akan pernah meninggalkanmu Clara."

"Ma?"

"Ya sayang ini mama!"ucap Shella bahagia dan tak bisa menahan tangis haru lagi.

Gadis kecil itu mengeleng dia menatap Akira.

"Aku tau mamamu sudah pergi tiga tahun yang lalu,tapi saat kau terpuruk ada seseorang yang selalu menjaga dan merawatmu Clara,dia tak pernah membiarkanmu merasa sakit atau kesepian lagi dia ibu tirimu....wanita itu adalah mamamu."

"Huh?ini ma!"tanya gadis itu pada Akira.

Akira hanya mengangguk,sisi polos dan kewarasan gadis itu sudah kembali hanya saja masih dalam tahap pemulihan lagi dan Clara akan benar-benar sembuh.

"Clara gak mau sama ma!ma jahat! Clara mau sama kak Akira!"ucap gadis itu masih tak mau menerima Shella sebagai ibunya membuat wanita itu sedih begitu mendengar penolakan putrinya itu.

Akira menghela napas,dia sudah menduga hal ini.

Kalau Clara juga mulai bergantung padanya.

Entah apa yang terjadi nanti.

"Tante mungkin Clara masih shock..."ucap Jio tak tega saat melihat wanita itu sedih.

Disisi lain dia binggung dengan tatapan kakaknya yang tak bisa diartikan sebagai apa.

...

"Kau benar Akira,sepertinya aku harus melakukan ini."ucap pria tua pasrah dengan keadaannya sekarang mengundang tatapan iba dari beberapa orang yang melihat wajah frustasinya.

David lalu menatap dan memegang bahu pemuda itu dihadapannya.

"Aku dan keluarga berterima kasih atas kebaikanmu mulai sekarang kami akan pindah keluar kota untuk melupakan masa lalu kelam kami dan membangun hidup keluarga kami yang baru."ucap David dengan senyum tulusnya.

Akira yang mendengarnya hanya mengangguk dan memasang pose lucu.

"Kalo om sama tante kangen Akira jangan lupa telpon,oh ya Clara pasti nyari aku juga disana bilangin aja aku lagi ada kemah dikampus atau ah aku binggung nyari alasannya Jio tolongin kakak!"ucap anak itu bergelayut manja dilengan sang adik membuat sang empu menatapnya datar.

"Hahaha kamu gak usah binggung,om akan kasih tau Clara baik-baik dan mungkin mulai sekarang akan menjaga Clara dengan sangat ketat."

"Huhu sebenarnya aku yang bakal kangen sama Clara om."

"Kak om David bawa Clara keluar negri buat pengobatannya kakak juga gak bisa ikut kesana."ucapan sang adik membuat sang kakak mengangguk lesu.

Mungkin ini merupakan perpisahannya dengan gadis kecil itu,walaupun pertemuan mereka cukup aneh sih.

"Kamu kayaknya udah sayang banget sama Clara,dia juga kenal banget dan dekat sama kamu om janji kalo keadaannya kami sudah membaik kami akan kembali lagi kesini dan menemuimu Akira."

"Akira ngerti om,Akira juga yang ngusulin ini sama om tolong jaga Clara ya dan jaga tante Shella juga."

"Itu pasti menjadi kewajiban om Akira."ucap David mengelus rambut pemuda itu.

Dia sangat ingat perkataan dari pemuda itu beberapa menit yang lalu.

Flashback on.

David yang baru selesai membantu sahabatnya masuk kedalam ruangan putrinya,disana dia terkejut dan binggung dengan Shella yang menangis dan Clara yang kini berada di ranjang Akira dan duduk dipangkuan pemuda itu.

"Shella ada apa?"

Wanita itu lalu berlari keluar dengan menangis tersedu-sedu meninggalkan David yang masih disana.

"SHELLA!!"

"Om..."

David menoleh kearah Akira.

"Tante sangat sedih....seharusnya om mengejarnya,tapi aku ingin memberitahu sesuatu pada om,kalau aku sudah membuat yang keputusan benar."

"Apa maksudmu Akira?"

"Bawa Clara pergi menjauh dariku atau semuanya akan terlambat."ucap Akira lirih namun dibalik itu semua itu ada arti mendalam yang seharusnya dia lakukan dari dulu.

Pemuda itu memeluk Clara yang berada pangkuannya dan putrinya juga membalas pelukannya tak kalah erat.

Melihat itu dia sadar akan kesedihan shella,putrinya sudah bergantung pada orang lain selain dirinya.

Ini sebenarnya bukan salah Akira yang ikut campur dalam keluarganya namun karna dari dulu dia juga egois dan tak pernah mendekati putrinya secara perlahan seperti yang dilakukan Akira,membuat putrinya selama ini salah kira dan berpikir kalau Akira adalah orang yang selalu berada disampingnya dan bukan dirinya.

Ya Akira dan David rupanya terlambat menyadari kalau sifat Clara mulai menunjukkan keanehan dan mulai sangat bergantung padanya,mungkin hal itu bisa di sebut obsesi.

(Terkadang kebaikan kita itu bisa jadi bumerang bagi kita sendiri.)

Flashback off.

...

"Seharusnya aku melakukan hal itu dari dulu Akira."

"Ya om benar,aku tak menyangka kalau Clara bisa menjadi gadis yang penuh ambisi sepertiku,aku juga tak menyadarinya selama ini itu semua salahku."

"Tidak kau tidak salah,kau memang membuat psikis anak itu membaik dan pulih tapi gangguan mentalnya berubah menjadi obsesi terhadap seseorang.Dan objek keobsesian adalah adalah kau...seharusnya dari dulu aku tau apa arti kata melupakan masa lalu mungkin aku sudah membawa keluarga kecilku pindah dari tempat yang penuh luka itu baginya,tapi kau telah menyadarkanku sebelum semuanya terlambat, aku juga berharap kepindahan kami keluar kota bisa membuat dia melupakan semua trauma yang dialaminya.Tapi sayang sekali kalau aku harus berpisah dengan pemuda baik sepertimu Akira..."

"Aku akan merindukan om."

"Aku juga akan merindukanmu nak."

Pria paruh baya itu lalu masuk kedalam mobil menjemput dua orang berharganya yang menunggunya,disana terlihat Clara yang terus melihat kearah Akira dari kaca mobil.

Akira yang menyadarinya lalu melambaikan tangannya.

"Sampai berjumpa lagi Clara dan kita akan kembali bertemu!!!"

"Kak Akira....."

"Clara kita akan bertemu dengannya lagi jadi jangan sedih ya."ucap Shella yang melihat mata putrinya sembab.

Dia terpaksa harus melakukan ini...

Untuk kebaikannya...

Keluarganya...

Dan seorang pemuda yang telah menolong keluarganya....

Akira.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***