Akira membuka kedua matanya karna merasa ada yang menepuk-nepuk kedua pipinya.
Sinar matahari dari gorden juga tampak mengusik tidurnya.
Mata pemuda itu langsung membulat begitu tau kalau Clara adalah pengganggunya dan kini gadis itu entah bagaimana ada diatas tubuhnya.
"Kau...bagaimana kau bisa melepaskan diri!"ucapnya panik berusaha melepaskan diri dari Clara tapi anak itu malah mendekapnya erat hingga dia sesak nafas.
"Hah..hah..hah...hah.."
"Hihihi...."
Clek!
"Clara!"untunglah David datang tepat waktu tak mengangkat clara dari atas tubuh Akira dan ajaibnya Clara tak memberontak sedikit pun membuat David heran saat meletakan putrinya itu diatas tempat tidur dan Clara hanya diam memandangnya polos.
"Hah...hah..."
Astaga dia hampir lupa kalau ada Akira,pemuda itu tampak kesusahan saat nafas karna panik.
"Bernafas yang tenang,hirup dan keluarkan pelan-pelan ...."Akira lalu mengikuti instruksi David dan akhirnya nafasnya kembali teratur.
"Apa kau mempunyai riwayat asma?"tanya David binggung mendapat anggukan lemah dari Akira.
"Lain kali berusahalah mengontrol diri,ketika kau panik itu akan menganggu jalur pernapasanmu,dan jangan banyak tekanan yang membuatmu berpikir keras oke."
"Terima kasih."
David tersenyum lalu mengelus kepala Akira.
"Grrrr..."Clara kembali mengeram dan menatap permusuhan kearah David, membuat Akira binggung ada apa dengan anak itu?
"Ini jam berapa ya?"tanyaku karna tak melihat jam dinding disekitar kamar Clara.
"Ini sudah jam tujuh lewat sepuluh."
"Astaga aku terlambat kekampus!!"ucapku lalu menatap memelas kearah David.
"Aku akan mengantarmu,mandi dan ganti pakaianmu.Kemarin istriku membeli pakaian untukmu."
...
Sementara itu.
"Bun dimana kakak?apa dia belum pulang juga?"tanya Jio menatap ibu dan ayahnya sudah ada dimeja makan.
"Oh ya dimana Akira?"tanya sang kepala keluarga tak melihat putra sulungnya itu sejak tadi.
"Kemarin malam Akira menginap dirumah temannya mas,katanya dia akan pulang hari ini."jawab ibu.
Tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.
Sang ibu langsung bergegas pergi kesana dan mendapati sang putra yang tengah menyengir lebar dan seorang pria paruh baya berdiri disampingnya.
"Astaga sayang,kenapa lama sekali hm ayah tadi menanyakanmu."ucap ibu langsung memeluk putranya itu.
Untung saja Akira memakai sweater panjang yang dibelikan Shella untuk menutupi perban dilengan tangannya.
"Bu ini om David dan om ini bundanya Akira yang cantik."ucap anak itu masih saja bercanda membuat kedua orang itu tersenyum.
"Baiklah saya pergi dulu,Akira jangan lupa makan sebelum kuliah oke."
"Siap!"ucap Akira dengan hormat ala Pramuka.
"Apa dia ayah temanmu yang mengantarmu kesini Akira?"
"Ya bun."
Deg!
Tiba-tiba Akira bertatapan dengan adiknya.
Dia merasa adiknya itu menatapnya tajam dan akan menginterogasinya nanti.
"Bun hari ini aku masuk kampus ya."
"Kamu gak capek sayang?"
"Enggak kok."
"Oke tapi sarapan dulu ya."ucap ibu membuat Akira mengangguk lesu dan berjalan kearah meja makan.
"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu kakak."bisik Jio pada Akira saat kakaknya itu lewat didepannya.
Membuat Akira membeku karna jika Jio memanggilnya kakak adiknya itu pasti sangat marah.
Matilah aku.Batin Akira nelangsa.
...
Setelah sampai kampus dan diantar oleh Jio,wajah Akira menjadi lesu dan sangat lelah karna dia memang kurang tidur malam itu,untung matanya tidak membengkak.
Sepanjang perjalanan kekelas anak itu tak membalas sapaan orang-orang yang sering menyapanya.
Dan lagi kenapa dia bisa lupa dengan kedua sahabatnya!
Bisa-bisa kedua sahabatnya itu menanyakannya berbagai pertanyaan padanya nanti.
Maunya menghindar dari Jio eh malah kekandang dua singa.
"Oi Akira!"
Haru datang dan menepuk punggungnya membuat Akira yang melamun dimejanya sedikit tersentak.
Oh dia juga lupa sesuatu.
Dimana Asa?
Kenapa dia sering jadi pelupa sekarang?
"Hari ini cuacanya panas,kenapa kau memakai sweater?"pertanyaan Haru membuat Akira terdiam.
Haru binggung kenapa Akira memakai pakaian tebal?
Apa temannya itu tidak gerah?
Sedangkan Akira sedang memikirkan jawaban yang membuat kepala buntu,padahal tadi pagi ibunya juga menyuruh berganti baju tetapi karna dia tak mau lukanya terlihat jadilah dia masih memakai sweater dan berangkat kekampus.
"Maaf Haru tapi hari ini aku merasa tak enak badan mungkin?"
"Hah?"Haru sedikit binggung dengan ucapan Akira.
"Untuk sementara waktu aku ingin sendiri karna ingin mencari jalan keluar dari masalahku,tolong jangan ganggu aku dulu."
"O-oke."jawab Haru dengan kikuk,entah kenapa Akira seolah menyuruhnya tak ikut campur dalam masalahnya.
Tapi apa benar temannya itu mempunyai masalah?
Mengingat betapa sempurnanya hidup Akira dibanding dirinya sendiri jujur saja Haru merasa iri,tapi rasa itu itu hilang begitu saja dalam sekejap saat dia sendiri merasakan kalau Akira memang mempunyai sesuatu dalam dirinya untuk menarik seseorang dekat dengannya dan menyayanginya,hal itu terbukti saat waktu kecil,Akira dulu anak yang ceria dan hyperaktif dan membuat anak lainnya ingin berteman dengannya.
Alasan Haru mendekati Akira adalah karna itu pernah menolongnya tanpa anak itu tau.
Saat itu Haru kecil harus membeli obat demam untuk adiknya Hana karna sakit,dia disuruh ibunya membeli obat itu sendiri padahal Haru anak yang takut jika pergi keluar sendiri apalagi toko obat cukup jauh dari rumahnya.
Dengan terpaksa dia pergi keluar,namun saat dia melewati jalan raya uang yang untuk membeli obat terjatuh di selokan saat orang dewasa menyenggol tubuhnya dengan terburu-buru untuk mengejar bis.
Disana Haru kecil menangis dan tak mau kembali kerumah karna takut dimarahi ibunya,tetapi dia bertemu dengan Akira yang menatapnya dengan mata bulatnya dan mengantikan uangnya saat dia bilang uangnya jatuh.
Rupanya anak itu pergi membeli eskrim dipinggir jalan dan uang di yang dipegangnya masih ada sisa banyak,dia memberikan semua lembaran uangnya pada Haru dan bahkan menemani Haru ketoko obat.
Semenjak itu kebaikan kecil Akira selalu diingat oleh Haru.
Namun hari ini dapat ia lihat tatapan yang biasanya ada binar cahaya itu sedikit meredup dan wajah yang sedikit pucat terpancar dari wajah Akira yang biasanya ceria berubah menjadi murung,membuatnya yakin kalau temannya berada dalam masalah.
Tapi kenapa temannya itu seolah memendamnya?
Di tambah saat Asa datang,dia memandang acuh pada Akira dan seolah tak menghiraukan Akira.
Membuat Haru merasa curiga dengan kedua sahabatnya itu.
...
Bel istirahat berbunyi.
Haru yang melihat Akira tertidur dimejanya langsung mendekati Asa dan bertanya pada gadis itu karna rasa penasarannya.
"Hei Asa ada apa dengan kalian?apa kalian berdua putus hingga membuat Akira jadi pendiam dan murung sejak tadi?"
"Aku tidak tau."balas Asa cuek.
Dia masih kesal mengingat kejadian kemarin.
"Astaga ada apa dengan kalian!kalian berdua itu membuatku binggung!pertama kalian berdua juga tak datang kerumahku padahal aku sudah menunggu sangat lama,aku ingin marah tapi melihat wajah Akira yang sedih membuatku tak tega.Dan kedua!sekarang kau juga seolah bersikap cuek padanya,arghhh aku benar-benar binggung...."ucap Haru sukses membuat Asa terdiam.
"Apa?kau yakin kalau Akira kemarin tidak menginap kerumahmu?"tanya Asa tak percaya.
"Hei kau juga tak datang kerumahku,aku sudah menelpon Akira berkali-kali tapi dia tak menjawabnya seperti ponselnya hilang saja."sarkas Haru.
Asa melihat kearah Akira,pemuda itu tampak tertidur dengan nyenyak sehingga dia tak tega mengganggunya.
Banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Jadi kemana Akira kemarin?
Apa dia berbohong pada Jio?
Dan kenapa hari ini sikapnya juga pendiam?
...
Sepulang sekolah Akira langsung mengindari kedua sahabatnya itu,jujur saja karna dia tak mau kedua temannya itu terlibat kedalam masalah yang menyangkut Clara,dan hal itu membuatnya sedikit frustasi karna kedua temannya itu terus menempelinya dan terus mencoba mendekatinya seolah mereka berdua tak akan menyerah.
Saat ini dia berada didepan bangunan tua.
Baru saja dia menekan bel untuk masuk tiba-tiba dia mendengar teriakan Shella dan David yang menyuruh Clara untuk tak melakukan itu.
Membuatnya kaget dan berpikir kalau Clara melakukan bunuh diri dia langsung membuka pintu yang tak dikunci itu dan menerobos masuk lalu berlari kelantai atas kekamar Clara.
"Clara!"teriaknya saat melihat Clara sudah berdiri dipembatas jendela...
Melihat kedatangan Akira,membuat Shella,David dan Clara juga terkejut tapi karna anak itu tak menjaga keseimbangan dengan baik dia lalu terjatuh kebawah membuat Akira yang melihatnya terkejut dan tanpa pikir panjang dia juga langsung melompat kebawah untuk menangkap Clara.
Bruk!
...
Disisi lain.
Prang!
Ibu Akira terkejut saat piring yang dicucinya terjatuh tiba-tiba kelantai membuat pecahan piring itu berhamburan kelantai.
"Bun!"Jio yang baru saja datang sepulang sekolah langsung kedapur saat mendengar itu karna takut terjadi apa-apa pada ibunya.
"Jio kamu udah pulang?"
"Bunda gak papa kan?"
"Iya bunda gak papa kok,tapi perasaan ibu gak enak..."
...
"ASTAGA CLARA! AKIRA!"teriakan Shella saat melihat dengan kepala sendiri kedua anak itu jatuh dari atas jendela.
David langsung berlari kesetanan kebawah dan keluar menuju halaman rumahnya.
Disana dia bisa melihat Akira terbaring lemah dirumput dengan mata terpejam dan putrinya yang berada di atasnya juga pingsan.
Dia lalu mendekati dan berjongkok pada pemuda itu,untungnya lokasi jatuh Akira jatuh jauh dari bebatuan hingga tak mengenai kepalanya tapi yang membuatnya panik pemuda itu juga tak merespon saat dia panggil.
"Akira...Clara...maafkan ayah..."ucap David lemah karna gagal melindungi dua orang yang paling disayanginya.
Dia lalu segera menelpon ambulan untuk mengetahui kondisi pemuda itu.
Apalagi saat dia melihat lebam diarea kaki Akira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Mandala Qawwiy
clara agresif sekali ya, apa karena dia menganggap akira teman dan. orang yang paling mengerti dirinya🤔
2023-03-15
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Akira kamu memakai sweater buat menutupi luka di lengan kamu
2023-03-15
0
🥀
akira nya kasiannn wey. clara bener bener deh. hih mak rukiah boleh gak sih
2023-03-15
0