Bab 9: Ella Tersudutkan

Semakin hari, Ella merasakan jika hidup yang dia jalani semakin terasa seperti di neraka. Semua orang memusuhinya, tak ada lagi rasa hormat yang ditunjukkan oleh para pelayan padanya. Mereka selalu bersikap kasar dan suka semena-mena.

Tak hanya itu. Hampir setiap saat dia harus melihat kemesraan Kevin dan Ellena. Sikap yang ditunjukkan Kevin pada Ellena sangat berbanding balik dengan sikap dia padanya.

Selama berbulan-bulan mereka bersama, tak sekalipun dia bersikap baik apalagi hangat padanya. Kevin selalu bersikap dingin dan acuh padanya, dan itu membuat Ella sakit hati.

"Apa itu untuk Tuan Kevin?" Ella menghentikan seorang pelayan yang hendak mengantarkan kopi untuk Kevin.

Pelayan itu mengangguk. "Ya, dan bisakah kau menyingkir dari jalanku?!!" Pelayan itu menatap Ella dingin dan kurang bersahabat. Bahkan pelayan itu memanggil Ella dengan sebutan 'Kau' bukan 'Nona' seperti biasanya. Dan tentu saja itu atas perintah Nyonya besar, yakni Nyonya Marissa.

"Kalau begitu biar aku saja yang membawanya ke sana, kau lanjutkan saja pekerjaanmu!!" Ella hendak mengambil alih nampan itu namun tak diijinkan oleh si pelayan.

"Maaf, tapi Nona Ellena memerintahku, bukan memerintahmu!!" Ucapnya dan pergi begitu saja.

"Kau~!!" Ella langsung terkena mental mendengar ucapan pelayan tersebut.

Wanita itu menghentakkan kakinya kesal dan menetap pelayan itu dengan marah. Bisa-bisanya dia bersikap kurang ajar padanya, apakah dia lupa jika dirinya juga Nona besar di rumah ini?! Atau mungkin Ella yang lupa jika dirinya sudah tidak berharga lagi Dimata semua orang di rumah ini?!

"Cihh!! Dasar wanita tidak tahu malu, bagus nona Ellena masih mau menerimanya kembali ke rumah ini, jika bukan karena dia memohon pada Nyonya, pasti wanita itu sudah jadi gelandangan di luar sana!!"

"Benar sekali, jika aku menjadi Nona Ellena, mana sudi aku membawa wanita seperti itu kembali ke rumah ini. Biar saja dia jadi gelandangan di luar sana!!"

"Iya, sebenarnya terbuat dari apa hati Nona Ellena. Sudah dikhianati 2 kali, masih saja mau memaafkannya. Jadi aku jadi Nona, sudah aku botakin kepalanya biar wanita itu tahu rasa!!"

Mendengar obrolan para pelayan yang terus membicarakannya secara terang-terangan membuat telinga Ella menjadi panas. Wanita itu kemudian berbalik dan menghampiri mereka bertiga.

Ella menyambar air putih yang ada di atas meja makan lalu menyiramkan pada ketika pelayan itu!! Membuat ketiganya terkejut bukan main. "Yakk!! Apa yang kau lakukan?!" teriak ketika pelayan itu dengan marah.

"Mengajari kalian bertiga sopan santun, supaya mulut kalian tidak sembarangan lagi saat bicara!! Apa kalian lupa siapa aku ini?!" Ella menatap ketiganya bergantian.

Ketiga pelayan itu menyeringai tajam. "Tentu saja kami tidak lupa. Bagaimana mungkin kami bisa lupa pada wanita murahan sepertimu. Dua kali merebut calon suami adik sendiri, lalu berselingkuh dengan suami dari wanita yang sudah merawatmu dari kecil. Kau tak lebih dari seorang ****** murahan yang kurang belaian!!"

Tangan Ella terkepal kuat. Wanita itu meninggalkan ketiga pelayan itu dan pergi ke kamarnya. Menghindari lebih baik dari pada semakin emosi oleh ucapan mereka.

Dan sementara itu... Tanpa Ella sadari, sedari tadi Ellena melihat dari kejauhan. Dia berdiri di lantai dua sambil melihat pertunjukan menyenangkan itu. Entah kenapa melihat Ella yang begitu tersudut membuat Ellena senang bukan main, dia begitu menikmati Ella yang sedang tersiksa lahir batinnya.

Tak ada lagi drama bagus yang bisa ia tonton, kemudian Ellena berbalik dan kembali ke kamarnya. Dia menghampiri Kevin yang sedang sibuk memeriksa beberapa file di laptopnya.

Tanpa basa-basi elena duduk di pangkuan suaminya sambil memeluk lehernya. "Ada apa, hm?" jari-jari Kevin membelai rambut panjang Ellena lalu menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.

Ellena menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja aku baru melihat drama yang sangat bagus," ucapnya.

Kevin memicingkan matanya. "Drama bagus apa memangnya?" dia menatap Ellena penasaran.

Wanita itu memandang perban yang menutup luka di kening dan pelipis suaminya. Lalu mengusapnya dengan perlahan dan sepelan mungkin. "Ella diserang habis-habisan oleh para pelayan, sampai-sampai dia tidak bisa berkata apa-apa. Mereka membuat Ella tersudut dan terkena mental." Ujar Ellena memaparkan.

"Aku pikir drama apa,"

Ellena tiba-tiba terdiam. Wanita itu menggigit bibir bawahnya sambil menatap sepasang biner mata suaminya. "Ada apa, hm?" Ucap Kevin.

"Bisakah saat kita berdua seperti ini, kau hanya fokus padaku?" pinta Ellena tanpa mengakhiri kontak mata mereka.

Kevin yang mengerti apa yang diinginkan oleh istrinya. Lalu mematikan dan menutup laptopnya, fokusnya hanya tertuju pada Ellena.

"Seperti ini?" Ellena mengangguk. "Oya, Ell. Bagaimana jika liburan musim semi kali ini, kita pergi ke Cina untuk mengunjungi mama. Aku ingin memberi sedikit kejutan untuknya." Ucap Kevin memberi usul.

"Kedengarannya bukan ide yang tidak buruk. Kebetulan aku juga sangat merindukan mama, sejak kau menikah dengan Ella, aku benar-benar tak pernah lagi memiliki kesempatan untuk berbincang apalagi bertemu dengannya." Ellena tersenyum hambar.

Orang tua Kevin sangat kecewa saat mengetahui jika hubungannya dan Ellena telah berakhir. Orang tua kan kedua Kakak Kevin sudah sangat menyayangi Ellena dan menganggapnya sebagai keluarga sendiri.

Dan itu pula yang menjadi alasan kenapa mereka tidak datang di pernikahannya dengan Ella. Karena mereka tak ingin memiliki menantu selain Ellena. Apalagi Ibu Kevin sangat yakin jika putranya hanya dijebak oleh Ella. Karena sebagai seorang Ibu, tentu saja dia lebih mengenal Kevin dari siapapun.

"Lalu bagaimana dengan Ella? Apa kau akan membawanya juga?" Ellena memastikan.

Kevin menggeleng. "Hanya kita berdua saja," jawabnya menimpali.

"Aku rasa itu tidak adil untuknya, kau harus membawanya juga. Bagaimanapun juga Ella adalah istrimu, istri pertamamu. Jadi kau tidak boleh mengabaikannya," tentu bukan tanpa alasan kenapa Ellena menyarankan supaya Kevin mengajak Ella juga. Tentu saja dia sudah memiliki rencana untuk Ella.

Kevin mengangguk. "Baiklah jika itu yang kau inginkan. Tapi ini bukan keinginanku, tapi keinginanmu!!"

"Aku tau!! Sudah waktunya untuk mengganti perban, tunggu sebentar aku segera kembali." Ellena turun dari pangkuan suaminya dan pergi begitu saja.

-

-

Su Hwan terus mondar-mandir di depan perusahaan milik istrinya. Ia mencoba untuk masuk kedalam tapi dihalangi oleh scurity, scurity tak mengizinkannya untuk masuk karena itu adalah perintah Nyonya Marissa.

Sesekali Hwan melihat ke dalam. Memastikan apakah istrinya sudah keluar atau belum. Ini sudah jam 4 sore, seharusnya marissa sudah keluar. Tetapi batang hidungnya tetap tidak terlihat juga.

"Jangan halangi jalanku, biarkan aku masuk dan bertemu dengan istriku!!" bentak Tuan Su dengan emosi.

Brugg...

Tubuh Hwan tersungkur ke lantai karena dorongan pria di depannya itu. "Kau tuli ya, Ibu Presdir sendiri yang memerintahkan pada kami supaya tidak mengizinkanmu masuk, dan dia juga memerintahkan pada kami untuk mengusirmu jika kau datang!! Jadi pergilah sebelum kesabaran kami habis dan menghajarmu sampai mati!!"

Hwan berjalan mundur sambil menunjuk para scurity itu. "Awas saja kalian. Aku pasti akan membalas perbuatan kalian dan penghinaan ini!!"

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus lancar rejekinya

2022-10-23

1

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ

sampah tetep sampah...buang pada tempat'y🚮🚮🚮🤭🤭🤭🤭

2022-10-09

2

WILUJENG TEPANG TAUN SUHU⁶⁹

WILUJENG TEPANG TAUN SUHU⁶⁹

su dasar ga tau malu... masih aja nyamperin nyonya besar..

2022-10-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!