Bab 6: Racun

Elena urung menyantap makan siangnya saat mencium aroma menyengat dari hidangan yang disiapkan pelayan untuknya, seperti aroma racun, dan itu sangat kuat.

Lalu pandangan Ellena bergulir pada dua pelayan yang menyiapkan makan siang. Mereka tak berani membalas tatapan Ellena dan terus menundukkan kepalanya, ekspresinya menunjukkan jika mereka sangat ketakutan.

"Siapa diantara kalian berdua yang menyiapkan makan siang ini?" Ellena menatap keduanya bergantian.

"Ka...Kami berdua, Nona. Kami menyiapkannya bersama-sama." Jawab salah satu dari kedua pelayan itu.

"Apa yang sudah kalian tambahkan ke dalam makanan ini?" tanya Ellena penasaran.

Keduanya menggelengkan kepala. "Kami tidak memasukkan apapun kedalam makanan-makanan itu, Nona." Jawab keduanya jujur. Karena mereka memang tidak memasukkan apapun ke dalam makanan-makanan itu.

"Baiklah kalian boleh pergi!!" keduanya lantas membungkuk dan melenggang meninggalkan ruang makan.

Ellena tahu jika ada yang tidak beres pada makanan-makanan tersebut. Aroma menyengat yang menguar dari makanan-makanan itu adalah aroma racun, sepertinya ada seseorang yang sengaja ingin meracuninya. Dan tentu saja Ellena tahu siapa orangnya.

"Jadi mereka ingin meracuniku?! Besar juga nyali yang mereka berdua miliki!!" ucap Ellena setengah bergumam.

Ellena mengepalkan tangannya, mereka berdua benar-benar perlu diberi pelajaran. Dan Ellena tau harus bagaimana memberi pelajaran pada mereka berdua, ayah dan kakaknya. Wanita itu bangkit dari kursinya dan melenggang pergi meninggalkan meja makan.

Sebelum pergi, tak lupa Ellena meminta para pelayan untuk membereskan semua makanan-makanan yang ada di meja makan dan dan membuang semua makanan itu ke tempat sampah.

Ellena sangat yakin jika semua makanan-makanan itu sudah terkontaminasi oleh racun, dan dia tidak ingin sampai jatuh korban karena ketidaktahuan mereka.

Ellena akan membuat sebuah sandiwara untuk menjebak tuan Su dan Ella. Tetapi rencananya tidak akan bisa berjalan lancar jika tanpa bantuan orang lain, iya akan melibatkan beberapa pelayan untuk menyempurnakan sandiwaranya.

-

-

Tuan Su dan Ella yang baru saja tiba di rumah setelah pergi keluar jalan-jalan saling menatap dan bertukar pandangan. Mereka berdua sama-sama memicingkan matanya dan menatap penuh tanya.

"Pa, ada apa ini? Kenapa para pelayan menangis dan terlihat sedih?" tanya Ella penasaran.

Tuan Su menyeringai tajam. "Sepertinya bencana Papa berjalan dengan lancar. Sebelum kita pergi, Papa memberikan sejumlah uang pada salah seorang pelayan agar memasukkan bubuk racun ini ke dalam makan siang Ellena." jawab Tuan Su menuturkan.

"Hah!! Jangan bilang jika kau berencana untuk membunuhnya?!" Ella menatap Tuan Su yang sedang menyeringai sinis.

"Dia memegang kartu AS kita, jika tidak disingkirkan bisa-bisa kita berdua mendapatkan masalah besar. Apa kau ingin terusir dan terdepak keluar dari rumah ini?" Ella menggeleng. "Nah, untuk itu menghalang harus disingkirkan supaya jalan kita tetap mulus dan lancar."

"Tapi dia putri kandungmu!!"

"Memangnya kenapa? Percuma saja aku memiliki putri yang bodoh sepertinya!! Jika dia tidak bisa memberikan keuntungan apapun padaku, jadi untuk apa aku pertahankan?!" Ujar Tuan Su memaparkan.

Sungguh Ella tak mengerti sama sekali dengan jalan pikiran ayah angkatnya ini. Bisa-bisanya dia membicarakan untung rugi padahal Ellena adalah putri kandungnya sendiri. Tetapi itu bagus juga untuknya, dan dia tidak akan mengalami kerugian apapun.

Demi memastikan Ellena benar-benar sudah mati atau belum. Keduanya lalu melelang masuk ke dalam. Tubuh Ellena terbujur di sofa dengan wajah pucat dan sedikit membiru, tampak beberapa pelayan yang berlutut di depan Ellena berbaring sambil menangis tersedu-sedu.

"A..Apa yang terjadi? Putriku kenapa? Ke...Kenapa dia bisa jadi seperti ini?" Tanya Tuan Su pura-pura panik dan terkejut melihat keadaan Ellena saat ini.

"Kami juga tidak tau, Tuan. Setelah menyantap makan siangnya, tiba-tiba Nona jatuh tak sadarkan diri. Dan kami sudah mengirim semua sampel makan siang Nona untuk dites apakah ada racunnya atau tidak." Ujar sang kepala pelayan menjelaskan.

"Lalu apakah Marissa sudah diberitahu?"

Para pelayan itu menggeleng. "Sebaiknya, jangan dulu. Dia masih bekerja dan aku tidak ingin jika dia sampai panik dan cemas, apalagi pekerjaan di kantor selalu padat. Biar aku dan Ella saja yang melarikannya ke rumah sakit. Kami takut keadaan Ellena semakin parah jika menunggu Marissa pulang."

"Baik, Tuan."

Su Hwan mengangkat tubuh Ellena dan meletakkan di jok belakang. Diam-diam Ellena merekam pembicaraan dua manusia sampah yang duduk di jok depan itu.

Apakah Ellena benar-benar sekarat? Maka jawabannya adalah tidak, dia hanya berpura-pura saja. Mobil itu melaju keluar jalur, bukan lagi jalur kota melainkan sebuah jalur sepi menuju ke hutan belantara.

"Pa, sebenarnya apa yang ingin kau lakukan pada Ellena? Dan kita akan membawanya kemana?" Tanya Ella penasaran.

"Kita buang dia ke jurang, dengan begitu tak kan ada jejak lagi tentang dia. Dan kita hanya perlu membuat sandiwara seolah-olah telah terjadi kecelakaan dan mobil ini masuk ke jurang. Tinggal membuat beberapa luka dan pengakuan palsu di depan semua orang, beres kan!!!" Ujar Tuan Su panjang lebar.

"Benarkah?!" Sahut seseorang dari arah belakang.

Sontak keduanya menolah. Dan betapa terkejutnya Su Hwan dan Ella saat melihat Ellena yang dalam keadaan baik-baik saja. Wanita itu kemudian menghapus riasan pucat yang ada di wajahnya. Senyum iblis terlukis dibibir Ellena.

Panggilan telah tersambung pada Nyonya Marissa dan juga Kevin. Ellena tak hanya merekam pembicaraan mereka berdua tetapi juga menghubungi ibu dan suaminya. Wajah Su Hwan dan Ella pun menjadi pucat seketika.

"Ellena, kau~"

"Maaf, Pa. Tapi sayangnya aku memiliki 9 nyawa. Jadi tidak mudah bagimu untuk menghabisiku dengan mudah, aku sudah mengirim rekaman perselingkuhan dan persekongkolan kalian ini pada Mama dan Kevin. Jadi siap-siap saja untuk menerima akibatnya!!" Ellena menatap keduanya bergantian.

Tuan Su menghentikan mobilnya, dengan cepat dia berjalan keluar lalu menarik Ellena untuk keluar dari dalam mobilnya. Ella juga tak mau kalah, dia ikut mengambil bagian dengan memecahkan sebuah botol bekas minuman yang kemudian dia pecahkan dibagian bawahnya.

"Pa, sebaiknya kita habisi saja dia sebelum wanita ini membawa petaka bagi kita!!" Ucap Ella yang sepemikiran dengan Tuan Su.

"Iya, memang itu yang hendak Papa lakukan, Ella.",

"Kalian benar-benar sudah bosan hidup rupanya!!"

Ellena menarik lengan Tuan Su lalu membantingnya ke tanah dan membuat dua gigi depannya sampai lepas. Dia tak ragu meskipun yang dihajar habis-habisan adalah ayahnya sendiri. Ella pun tak lepas dari kemarahannya. Ellena memukul wajah Ella dan menendang bagian perutnya hingga wanita itu tersungkur.

Keduanya berguling di aspal dengan raut muka yang menunjukkan jika mereka berdua sangat kesakitan. Ella mundur dalam posisi duduknya saat melihat Ellena berjalan mendekat sambil membawa botol yang telah dia hancurkan tadi.

"Ma...Mau apa kau?" Ella menatap Ellena dengan wajah penuh tanya ketika sang adik mengangkat dagunya.

"Kau memiliki wajah yang sangat sempurna, bagaimana kalau kita membuat sedikit hiasan di wajah cantikmu ini?!" Ellena menyeringai.

"Aaaaahhh..." Ella berteriak histeris ketika bagian tajam botol itu menggores wajahnya, membuat cairan merah segar mengalir deras dari luka memanjang di pipi kanannya.

Ella menangis sambil memegangi pipinya. Tuan Su yang tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Ellena segera mengambil tindakan. Sambil menahan sakit di lengan dan kaki kirinya. Dia mengambil batu yang tergeletak di tanah lalu membawanya pada Ellena dan...

Seseorang datang tepat waktu sebelum batu itu mengenai Ellena. Orang itu merubah posisinya dan mendekap erat tubuh Ellena, terutama dibagian kepalanya yang dia lindungi dengan telapak besarnya. Tampak cairan merah segar keluar dari keningnya yang terluka akibat terkena hantaman batu tersebut.

Sontak Ellena mengangkat kepalanya dari pelukan si penolongnya. Darah segar yang berasal dari luka pria itu menetes dan mengenai wajahnya. Kedua mata Ellena membelalak sempurna. "KEVIN!!!"

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

yuli Wiharjo

yuli Wiharjo

apakah ada ya bpak kayak gitu Didunia nyata

2022-11-03

3

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2022-10-23

1

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

bener"ini bapak gx ada ahlak

2022-10-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!