Bab 13: Amarah Kevin

BRAKK...

Ella terlonjak kaget ketika Kevin tiba-tiba melempar koper miliknya hingga menabrak kedua kakinya. Wanita itu lantas mengangkat kepalanya dan menatap Kevin penuh tanya.

"Kevin, apa-apaan ini? Kenapa kau melempar koperku sembarangan? Bagaimana jika koper ini sampai rusak, aku membelinya sangat mahal!!" Ucap Ella lali mengambil koper itu dan memasukkan semua barang-barangnya yang berserakan ke dalam koper tersebut.

"Aku tidak peduli!! Segera angkat kaki dari rumah ini!!" pinta Kevin.

Ella menatap Kevin tak percaya. "Kau mengusirku? Tapi kenapa, apa salahku? Aku tidak mau, bagaimanapun juga aku adalah istrimu, istri pertamamu!! Apalagi sekarang aku sedang mengandung anakmu!!" Ella menolak tegas untuk pergi dan angkat kaki dari kediaman Xi.

Kevin menyeringai sinis. "Hamil?! Kenapa kau sangat yakin sekali jika sedang hamil? Perlu kita pergi ke dokter untuk membuktikannya?" ucap Kevin dengan seringai yang sama.

Mendengar kata dokter, membuat Ella terkejut dan panik. Bagaimana tidak, karena jika dokter sampai ikut campur, maka Rahasianya akan terbongkar. Dan Kevin bisa tahu jika sebenarnya ia tidak hamil. Kehamilannya selama itu palsu.

"Kenapa harus melibatkan dokter segala? Aku tidak mau!! Dan bukankah kau bisa melihatnya sendiri keadaan perutku yang membuncit ini? Hal ini sudah cukup untuk membuktikan jika aku benar-benar hamil!!"

Lagi-lagi Kevin menyeringai. "Benarkah, bukankah kehamilan juga bisa dipalsukan?! Lagi pula ini adalah jaman modern, semua serba canggih dan apa yang tidak mungkin menjadi mungkin, termasuk membuat kehamilan palsu!!"

Dan suara keributan yang berasal dari lantai dua menyita perhatian semua orang. Ellena yang sedang asik berbicara dengan Kyra buru-buru naik ke lantai dua untuk melihat apa yang terjadi. Elena menghampiri Kevin dan Ella yang sedang beradu argumen. Wanita itu tampak kebingungan melihat koper dan barang-barang milik Ella berserakan di lantai.

Mendekati Kevin untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Kevin, ada apa ini? Mengapa semua barang-barang Ella ada di sini?!" Tanya Ellena penasaran.

Lalu pandangan Kevin bergulir pada Ellena dan menatap langsung ke dalam manik Hazel-nya. "Maaf, Ell. Untuk kali ini aku tidak bisa menuruti permintaanmu, hari ini juga aku akan menceraikan Ella. Tidak ingin memelihara seekor ulat betina lebih lama lagi, suka tidak suka, setuju tidak setuju, ini adalah keputusanku!!"

Ella membelalakkan matanya. "Apa menceraikanku?! Kevin, apa maksudmu mengatakan hal itu?! Jangan bercanda, kau tidak bisa menceraikanku karena saat ini aku sedang mengandung anakmu!!"

"Berikan ponselmu!!" Kemudian Kevin mengambil ponsel Ellena menunjukkan rekaman video itu pada Ella. Kedua mata Ella membelalak melihat video yang Kevin tunjukkan padanya.

"Dari mana kau mendapatkan video itu? Dan siapa yang mengirimkan video itu padamu?!" Dia menatap Ellena dengan penasaran.

"Tidak penting dari mana Ellena mendapatkannya. Sekarang kau ingin menjelaskan apa lagi? Masih ingin berbohong dan mengatakan pada semua orang jika sebenarnya kau itu hamil?!" Kevin menatap Ella dengan sinis.

Kedua tangan Ella terkepal kuat. Iya marah sekaligus tidak terima dengan apa yang Kevin lakukan padanya. Ella berbalik badan dan langsung menyerang Ellena, karena menurutnya dialah penyebab semua kesialan yang dialaminya selama ini.

Ella mendorong tubuh Ellena sambil mencekik lehernya lalu menghimpitnya pada pagar pembatas lantai dua. Dan apa yang Ella lakukan, membuat Kevin dan Kyra menjadi panik.

"Ella, lepaskan dia!!" Teriak Kevin menuntut.

"Tidak mau!!" Ia menyahut dengan cepat.

Meskipun hidupnya berada di ujung maut, tetapi Ellena tetap bersikap tenang. Iya tak terlihat panik sama sekali, bahkan Ellena masih bisa tersenyum dan menyeringai ke arah Ella.

"Ini semua terjadi karena dirimu, jika saja kau tidak ada di dunia ini. Pasti semua keburukan tidak akan menimpa hidupku, sebaiknya kau mati saja Ellena. Karena dengan begitu hidupku akan baik-baik saja!!" Teriak Ella penuh emosi.

"Kau pikir aku akan membiarkan diriku mati sendirian?! Jika memang harus mati, sebaiknya kita mati sama-sama saja, aku tidak ingin mati sendirian. Bukankah begitu akan terasa lebih adil!!"

Dengan kuat Ellena menarik lengan Ella, wanita itu menyeringai tajam. Ella menggeleng, ekspresi wajahnya menunjukkan jika ia sedang panik. Jika ia sampai ikut terjatuh bersama Ellena, tak ada yang bisa menjamin jika ia bisa tetap hidup dan baik-baik saja.

Dan sementara itu, Kyra yang paling meminta Kevin agar melakukan sesuatu. Karena dia tidak ingin jika Ellena sampai kenapa-napa. Sedangkan Kevin sendiri tidak bisa bertindak ceroboh karena itu bisa membahayakan nyawa Ellena, dia harus tetap tenang.

"Kevin, kenapa kau hanya diam saja?! Cepat lakukan sesuatu, bagaimana jika Ellena sampai kenapa-napa?!" Serunya panik.

Kevin tak memberikan respon apapun, dia sedang mencari celah untuk menyelamatkan Ellena, karena jika ia bertindak gegabah, nyawa Ellena bisa semakin terancam dalam bahaya. Dan saat melihat ada kesempatan, Kevin pun segera bertindak. Dia menarik lengan Ella dan mendorongnya hingga dia tersungkur di lantai.

"KEVIN!!" Teriak Ella marah.

"Kau tidak apa-apa?" Ellena menggeleng meyakinkan pada Kevin jika dirinya baik-baik saja. Kevin menghampiri Ella lalu menamparnya dengan keras. Tak hanya menamparnya saja, tetapi Kevin juga mencengkeram rahangnya.

"Kevin, sakit!!" Teriak Ella histeris.

"Ella dengar!! Ini adalah peringatan terakhir dariku Jangan pernah menyentuh Ellena lagi, atau kau akan merasakan akibatnya!! Angkat kakimu dari rumah ini dan jangan pernah kembali apalagi menampakan batang hidupmu di depanku!! Karena aku sudah muak melihat wajahmu!!"

Ella yang tidak terima dengan keputusan Kevin berniat untuk memberikan pelajaran padanya. Diam-diam wanita itu mengambil vas bunga yang ada di atas meja, dia menarik lengan Kevin ketika pria itu hendak berdiri lalu menghantamkan vas itu ke wajahnya

"KEVIN!!" Ellena dan Kyra menjerit histeris melihat wajah Kevin berlumur darah akibat hantaman vas bunga itu. Vas-nya pecah dan membuat beberapa pecahan yang menancap pada beberapa bagian di wajah pria itu.

Kevin yang lepas kendali langsung menghantam wajah Ella dengan kepalan tangannya dan menendang bagian perutnya hingga wanita itu jatuh pingsan. Ia pun segera memerintahkan pada salah satu pelayan untuk segera menyeret Ella pergi dan membuangnya di jalanan.

"Seret dan buang wanita ini ke perbatasan hutan, sampai aku melihat batang hidungnya lagi di kota ini!!"

"Baik, Tuan Muda!!"

Ellena dan Kyra terkejut dan merinding sendiri melihat tatapan Kevin yang seperti iblis. Sepanjang mereka berdua mengenal Kevin, ini baru pertama kalinya mereka berdua melihat dia semarah dan seemosi itu.

Selama ini Kevin selalu bersikap tenang dan jarang sekali menunjukkan emosinya yang begitu berlebihan. Tapi hari ini mereka seperti melihat sosok lain dalam diri Kevin. Lalu Kevin menggulirkan pandangannya pada istri dan kakaknya yang tampak terkejut. Namun Kevin tak peduli.

"Ell, ayo temani aku ke rumah sakit." Ucapnya dan dibalas angkutan oleh Ellena.

"Baiklah,"

Luka di wajah Kevin memang lumayan parah, berapa pecahan vas bunga itu mengancam dan luka di bagian kelopak matanya terasa sedikit mengganggu pandangannya. Tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan, memutuskan untuk pergi ke rumah sakit.

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

s

s

pecat juga atuh sopir pribadi mommynya

2024-11-24

0

s

s

/Good//Good//Good//Good/

2024-11-24

0

Ike Cahnnel

Ike Cahnnel

Mohon maaf min ada yang salah dlm kalimat nya seharusnya lalu bukan lali 😊🙏

2024-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!