Bab 3: Akting

Semua milik Ella kini menjadi milik Ellena, apa yang dulu pernah Ella rebut darinya, kini Ellena rebut kembali. Dan membuat Ella hancur adalah tujuan utama Ellena. Lalu apakah Ella bisa menerimanya? Tentu jawabnya tidak, karena Ella tidak pernah terima apalagi merelakan Kevin menikahi Ellena.

Sambil memeluk lengan Kevin dengan mesra, Ellena berjalan menghampiri Ella dengan seringai lebar tercetak di bibir ranumnya. Tatapannya meremehkan, persis seperti Ella menatapnya dulu ketika dia berhasil merebut Kevin darinya dengan cara yang curang.

"Kakak, apa kau tidak ingin memberikan restumu pada kami berdua? Supaya aku dan Kevin senantiasa hidup bahagia," apa yang Ellena ucapkan, persis seperti yang Ella ucapkan hari itu.

"Aku tidak sudi memberikan restu kepada kalian berdua!!" Ella menatap keduanya bergantian.

"Kenapa kau sangat kejam kakak? Padahal restu darimu sangat berarti bagiku dan juga Kevin. Bukankah begitu, Key? Jadi restui dan doakan kami agar aku dan Kevin menjadi pasangan yang abadi." Ucap Ellena masih dengan seringai yang sama.

"ELLENA, CUKUP!!" bentak Tuan Su. "Kenapa kau semakin keterlaluan saja? Apa kau tidak bisa menjaga perasaan Kakakmu sedikit saja?! Ella sedang bersedih dan berduka karena kau merebut suaminya. Jika kau ingin balas dendam padanya, bukan begini caranya. Lagipula bukan salah Ella juga kenapa Leo lebih memilihnya daripada dirimu. Itu karena Ella lebih tau cara menyenangkan laki-laki!!"

PLAKK!!!

Tamparan keras mendarat mulus pada pipi kanan Tuan Su. Nyonya Marissa yang tersulut emosi mendengar ucapan suaminya langsung melayangkan tamparan keras padanya. Dan apa yang dia lakukan tentu saja mengejutkan semua orang termasuk Tuan Su sendiri.

"Cukup Su Hwan!! Sebaiknya kau tidak usah ikut campur masalah mereka berdua, sebagai seorang ayah kenapa kau hanya berpihak pada satu putrimu saja?! Apa karena Ella adalah anak yang lahir dari pelacurmu itu?!" Bentak Nyonya Marissa penuh emosi.

"Marissa, kau~"

Plakkk...

Ellena menahan tangan Tuan Su ketika dia hendak menampar ibunya. Ellena berdiri tepat di depan Nyonya Marissa dan menjadi tameng untuknya.

Su Hwan meringis kesakitan karena cengkraman Ellena yang begitu kuat. Ellena adalah pemegang sabuk hitam, jadi wajar bila dia memiliki tenaga yang lebih besar dari kebanyakan perempuan di luar sana.

"Aku peringatkan padamu, Pa. Jangan pernah menyentuh Ibuku dengan tangan kotormu ini! Aku tidak hanya akan mematahkannya, tetapi aku tidak bisa menjamin apakah telormu masih utuh atau tidak!! Terus saja bela putrimu yang tak memiliki etika ini, bahkan ketika dia bersalah sekalipun, kau tidak perlu memberinya hukuman apapun!! Ma, ayo kita pulang. Acara sudah selesai!!"

Hilang sudah kesabaran Ellena dalam menghadapi sang ayah yang selalu berpihak pada Ella. Dia tidak pernah memarahi ataupun memberikan hukuman padanya meskipun ia tau jika putrinya itu telah melakukan tindakan yang sangat memalukan.

Kasih sayang yang Tuan Su berikan pada Ella sangat besar, dan dia tidak pernah bisa berlaku adil meskipun ia dan Ella sama-sama putri kandungnya.

-

-

Ella yang baru tiba di rumah terkejut sekaligus kebingungan melihat semua barang-barangnya dikeluarkan dari kamar utama, kamarnya dan Kevin. Ella masuk ke dalam dan menemukan Ellena yang sedang mengeluarkan semua pakaiannya dari Walk In Closet.

Buru-buru dia masuk ke dalam dan memunguti semua pakaiannya yang berserakan di lantai. "Ellena, apa-apaan kau ini?! Kenapa kau keluarkan semua barang-barangku dari kamar ini?!" Bentak Ella marah.

"Mulai malam ini dan seterusnya, kamar ini akan menjadi milikku. Kau bisa tidur di kamar lain."

"Tidak bisa!! Sejak awal aku yang menempati kamar ini. Aku adalah istri pertama Kevin dan aku sedang mengandung anaknya. Jadi aku yang lebih berhak atas kamar ini dibandingkan dirimu!!"

Ellena mengangkat wajahnya dan menatap Ella dengan pandangan meremehkan.

"Benarkah?! Kenapa kau bisa begitu yakin jika anak yang sedang kau kandung itu adalah anak Kevin? Apalagi setahuku kau itu sangat gampangan dan murahan. Apalagi baru tadi pagi kau bermain kuda-kudaan dengan pria lain. Jadi apa kau berani menjamin jika itu benar-benar anak Kevin?!"

"Ellena kau~"

Cklekk...

"Aduhh..." Buru-buru Ella menjatuhkan dirinya di lantai saat mendengar suara pintu kamar mandi di buka. Dia menangis dan merintih kesakitan sambil mencengkram perutnya, Ella berniat memfitnah Ellena. "Ell, kenapa kau malah mendorongku? Apa kau sengaja ingin membunuh janin di dalam perutku?! Uhh, sakit!!"

Kevin menghampiri kedua istrinya dan menatap mereka bergantian. "Ada apa ini?" Perhatian keduanya lantas teralihkan. Dan Ella tentu tak menyia-nyiakannya. Dia segera memulai aktingnya untuk mendapatkan simpatik dari Kevin.

"Kevin, lihatlah apa yang dia lakukan padaku. Ellena mendorongku, sepertinya dia ingin membunuh anak kita dengan sengaja." Ujar Ella.

"Aktingmu sangat baik, Kakak. Tapi sayangnya masih kurang sempurna. Bagaimana jika aku membantumu supaya aktingmu ini terlihat lebih natural lagi?!" Ellena menyeringai dingin.

Dia menghampiri Ella lalu menampar wajahnya berkali-kali, meskipun melihatnya, tetapi tak ada niatan Kevin untuk menghentikan kebrutalan Ellena. Dia meninggalkan kedua perempuan itu begitu saja dan masuk ke dalam Walk In Closet untuk mengambil pakaiannya.

"Ellena, hentikan!!" Teriak Ella, dia benar-benar kesakitan karena tamparan Ellena. Pipinya lebam dan bibirnya sedikit Jontor akibat pendarahan ringan karena robekan di sudut bibirnya. "Aahhh..." Wanita itu meringis ketika memegang pipinya sendiri. "Kau sangat keterlaluan!!"

"Keterlaluan bagaimana? Aku hanya mengajarimu cara akting yang baik dan terlihat lebih natural. Oya, satu lagi. Bukan keinginanku loh membuang semua barang-barangmu ini, tapi Kevin yang menyuruhku."

"Apa maksudmu?" Ella meminta penjelasan.

"Dia tidak Sudi tidur satu kamar dengan tukang selingkuh sepertimu. Jadi nikmati saja hidupmu yang sekarang ini. Segera beresi semua barang-barangmu ini, dan aku juga sudah membersihkan gudang yang mulai malam ini akan menjadi kamarmu."

"Kau benar-benar sudah sangat keterlaluan, Ellena!!" Teriak Ella penuh emosi.

"Oya, aku juga sudah menghubungkan CCTV yang baru aku pasang di kamar ini ke ponselmu. Kau bisa melihatnya dengan gratis saat Kevin mencumbuku malam ini. Selamat malam, Kakak." Ellena mendorong Ella keluar dari kamarnya lalu menutup dan mengunci pintunya.

Derap langkah kaki seseorang yang datang mengalihkan perhatiannya. Ellena tersenyum lebar melihat kedatangan Kevin. Dia hanya memakai piyama panjang dan singlet putih tanpa piyama atasannya. Kevin menghampiri Ellena dan langsung menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

Ellena kembali mengukir senyum lebar dibibirnya. Dia mengangkat kedua tangannya dan memeluk leher Kevin. "Aku bahagia karena pada akhirnya kau kembali padaku, Key. Aku pikir aku sudah kehilanganmu untuk selama-lamanya." Ucap Ellena dengan mata berkaca-kaca.

"Seharusnya kau tau, Ell. Jika aku selalu mencintaimu. Dulu, sekarang, bahkan nanti ketika kita sama-sama menua. Hanya kau satu-satunya yang aku cintai." Ujar Kevin sambil mengunci sepasang biner Hazel milik Ellena.

Gadis itu menyeka air matanya dan menghambur ke pelukan Kevin. "Jangan pernah meninggalkanku lagi, apapun yang terjadi kau harus tetap berada di sisiku."

Kevin menggeleng. "Tidak akan, dan kali ini tidak akan ada seorang pun yang bisa memisahkan kita berdua. Tidak akan pernah ada!!"

-

-

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Fitriyani

Fitriyani

mudah2an sosok ellena akan slmnya kuat sprti itu hingga end...

2023-02-22

2

est

est

bapak ndak adil salah tetap dibela harusnya sama dong

2022-12-11

2

LianhyCeye

LianhyCeye

woow a suka yg kek gini ,,langsung balas dendam😍😘

2022-10-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!