Kedamaian seorang ibu,

Sebuah restoran yang menyajikan menu masakan Spanyol, menjadi pilihan Beatrice untuk makan siang bersama sang ibu, Soraya. Ini adalah sebuah momen langka di antara keduanya sejak pindah ke Indonesia. Kesibukan Soraya membuat dia hampir tidak pernah makan siang bersama putri semata wayangnya tersebut.

"Bagaimana, Sayang? Kamu suka makanannya, kan?" tanya Soraya setelah melihat Beatrice begitu lahap saat menikmati menu spesial dari restoran tempat mereka bersantap siang, yaitu Gazpacho, yaitu sejenis sup yang berasal dari Andalusia.

"Ya. Mama sudah tahu kalau aku kangen masakan Spanyol," jawab Beatrice setelah menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.

Soraya tersenyum manis saat melihat binar bahagia yang terpancar dari sorot mata putrinya. Dia baru sadar jika hal kecil seperti itu bisa membuat gadis berambut cokelat tersebut menjadi bahagia. Ya, Soraya merutuki dirinya sendiri karena lalai dan seakan meremehkan momen-momen seperti apa yang sedang dia lakukan saat ini. Dia selalu bersenang-senang bersama ketiga temannya, tanpa memperhatikan hal kecil yang membuat putrinya bisa tersenyum.

"Bisakah kita sering melakukan hal-hal seperti ini, Ma?" tanya Beatrice dengan sorot mata penuh harap.

"Ya. Tentu saja. Mama akan meluangkan waktu jika kamu meminta untuk makan bersama," jawab Soraya sebelum meneguk minumannya. Dia lalu meletakkan gelas yang tengah dipegangnya, ketika mendengar suara notifikasi pesan dari ponsel yang berdering.

Soraya merogoh tas branded miliknya untuk mengeluarkan gadget canggih yang tersimpan di sana. Nama 'pelakor' terlihat jelas di layar depan gadget tersebut. Janda cantik nan kaya itu pun segera membuka pesan masuk tadi, karena penasaran dengan isinya. Entah apa yang dikirimkan oleh si wanita simpanan pejabat.

Mbak Ay, buruan kawinin si Bea sama pacarnya, keburu si Dirga diambil cewek lain. Aku yakin mbak bakal nyesel seumur hidup.

"Kenapa si pelakor itu mengirim pesan seperti ini? Memang informasi apa yang dia dapatkan dari pria itu?" gumam Soraya dalam hatinya setelah membaca pesan dari Rahma.

"Ada apa, Ma?" tanya Beatrice setelah mengamati ekspresi wajah Soraya.

"Tidak ada apa-apa. Hanya pesan tentang pekerjaan." Tentu Soraya harus berbohong dalam hal ini, tidak mungkin jika dirinya memberitahu Beatrice, bahwa pacarnya sedang diintai.

Soraya pun kemudian meletakkan ponsel di atas meja. Dia lalu melanjutkan makan siangnya yang belum usai. Sesekali, wanita cantik itu mencuri pandang ke arah Beatrice, karena dia merasakan ada kedamaian tersendiri ketika melihat ekspresi wajah putrinya.

"Bagaimana pertemuan dengan pacarmu hari ini?" tanya Soraya setelah selesai menghabiskan makanannya.

"Tidak ada hal menarik yang harus diceritakan, Ma," ucap Beatrice tanpa berpikir panjang. Sepertinya dia tidak mau jika Soraya bertanya tentang Dirga.

Soraya hanya tersenyum tipis untuk menutupi rasa kecewa atas jawaban tersebut. Padahal, dia sangat penasaran bagaimana Beatrice menceritakan pertemuannya bersama Dirga tadi pagi, meskipun dia juga sudah melihatnya sendiri.

Soraya mengalihkan pandangan ke arah lain. Tatapan matanya menyapu seisi ruangan dengan interior mewah itu. Akan tetapi, tidak lama setelah itu tatapannya terkunci pada seorang wanita paruh baya, yang tampak melambaikan tangan ke arahnya. Dia mencoba mengingat siapakah wanita yang serasa tidak asing baginya.

"Aih, ada jeng Yayuk. Istri keempat pengusaha kebab kok ada di resto Spanyol." Soraya bergumam setelah teringat jika wanita paruh baya itu adalah pelanggan setia toko perhiasan miliknya.

"Hai, Jeng Aya," sapa wanita dengan rambut yang disanggul rapi menggunakan harnet. Dia melayangkan senyuman ramah kepada Soraya.

"Jeng Ayu, apa kabar?" Soraya segera berdiri dari duduknya. Dia pun segera cipika-cipiki dengan wanita paruh baya itu.

"Baik, Jeng. Wah, maaf saya ganggu acara makannya, ya?" Wanita bernama Yayuk itu terlihat merasa bersalah. Namun, tak lama dia langsung duduk dan bergabung bersama Soraya serta Beatrice.

"Ah, ngga apa-apa ko, Jeng. Lagian kami sebentar lagi juga selesai. Jeng Yayuk sendirian sajakah?" Soraya mencoba untuk berbasa-basi.

"Iya. Kebetulan saya baru bukaan arisan dengan teman-teman yang lain. Ini saya mau pulang, karena tadi datang ke sini nebeng sama suami yang mau ke kantor," jelasnya.

"Oh, begitu," sahut Soraya menanggapi. Dia bingung harus berbasa-basi seperti apa, terhadap wanita yang sepertinya seusia dengan Astrid tersebut.

Yayuk tersenyum ramah. Pandangannya lalu beralih kepada Beatrice yang tengah asyik makan sambil sesekali membaca buku. Gadis itu tak banyak bicara. "Ini siapa? Putri Jeng Aya bukan, ya?" tanyanya.

"Iya. Ini anak saya satu-satunya," jawab Soraya seraya ikut mengalihkan perhatian kepada sang putri yang hanya tersenyum sambil mengangguk sopan kepada Yayuk. "Ayo, Sayang. Perkenalkan diri kamu sama tante Yayuk,"

Beatrice terdiam sejenak, sebelum dirinya mengulurkan tangan kepada wanita dengan blouse lengan tiga per empat itu. Namun, pada akhirnya gadis manis bermata cokelat tersebut segera menyalami Yayuk dengan sopan.

"Duh, cantiknya putri Jeng Aya. Ngga jauh beda sama mamanya," sanjung Yayuk yang terihat sangat mengagumi penampilan fisik Beatrice.

"Terima kasih, Tante," sahut Beatrice menanggapi sanjungan dari wanita itu.

"Sudah cantik sopan lagi. Aduh, calon mantu idaman banget ini putrinya jeng Aya." Yayuk kembali melayangkan sanjungan manis untuk Beatrice. Entah apa maksud wanita itu sebenarnya. Sementara Soraya hanya senyum-senyum menanggapi sikap dari pelanggan setianya. "Oh iya, Jeng. Kapan peluncuran model perhiasan terbarunya? Saya sudah ngga sabar ingin segera menambah koleksi. Bosen saya sama perhiasan-perhiasan yang ada di rumah," ujar Yayuk lagi mengalihkan perhatian kepada Soraya.

"Oh, sebentar lagi. Jeng Yayuk sabarlah dikit, tapi tetep ikuti website resmi kami ya, soalnya untuk model kali ini kami meluncurkan dalam edisi terbatas. Di Indonesia hanya sepuluh orang yang akan mendapatkannya," jelas Soraya.

"Wah, saya mesti dapat itu. Pokoknya sisain buat saya satu ya, Jeng," pesan Yayuk dengan raut memohon.

"Saya ngga bisa janji, Jeng. Soalnya ini kan limited edition, jadi pastinya banyak pelanggan saya yang juga berharap sama. Karena itu, Jeng Yayuk stanby saja," saran Soraya.

Belum sempat dia melanjutkan ucapannya, janda empat puluh lima tahun tersebut segera tertegun karena tiba-tiba Yayuk berdiri seraya menyambut hangat kehadiran seorang pria muda dengan penampilan yang rapi. Pria muda itu sepertinya berusia sama dengan Dirga. Namun, tentu saja dia tampak jauh lebih berkelas.

"Hai, Sayang. Dari mana saja, kok lama banget?" tegur Yayuk dengan lemah-lembut kepada pria muda itu. Sedangkan si pria hanya tersenyum kecil. Terlihat jelas jika dirinya merasa risih atas sikap Yayuk. Begitu juga dengan Soraya yang justru menahan geli menyaksikan adegan itu.

"Jeng Aya, ini Reyhan anak kedua saya," Yayuk memperkenalkan pria muda tadi dengan bangga.

...🌹TBC🌹...

Terpopuler

Comments

Bunda dinna

Bunda dinna

Kaget..kirain berondongnya ternyata anak jeng yayuk..ada bau2 perjodohan

2022-11-16

0

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

di jodohin gak ya 😃

2022-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan Beatrice,
2 Jawaban yang sama,
3 Bertemu Dirga,
4 Meet up kaum sosialita,
5 Praduga Soraya,
6 Pembicaraan Ibu dan Anak
7 Tantangan dari Beatrice
8 Hanya sebuah mimpi,
9 Belum mendapat solusi,
10 Misi pengintaian,
11 Terong dan Tomat?
12 Lapak ikan hias,
13 Misi Astrid Selesai
14 Dena beraksi,
15 Kegagalan misi Dena
16 Buku spesial untuk Beatrice,
17 Takut Diabetes
18 Sikap anggun si Pelakor,
19 Kedamaian seorang ibu,
20 Bad Mood!
21 Kehangatan ibu dan anak,
22 Karena Reyhan baik,
23 Menemui Dirga,
24 Rayuan manja,
25 Pelakor Galau,
26 Kemarahan Soraya,
27 Petuah Mas Jambul
28 Sikap dingin Beatrice,
29 Bertengkar,
30 Rekaman di kala senja,
31 Berpikir dua kali,
32 Paella spesial,
33 Kehangatan keluarga,
34 Rencana Aborsi?
35 Cemburu,
36 Mual dan Muak!
37 Kuasa sang ratu lebah,
38 Sesi konseling,
39 Mabuk berat,
40 Alexandre Tobìas Forsberg,
41 Tempat yang berbeda,
42 Mpok Ijem yang meresahkan,
43 Mengurus Dokumen,
44 Spanyol,
45 Keresahan Dirga,
46 Pergi ke makam,
47 Keperdulian seorang Ibu,
48 Seorang Ibu yang terluka,
49 Menyambut kedatangan Agnez,
50 Keluh kesah istri pertama,
51 Kehampaan para single,
52 Mendadak Religius,
53 Sales Marketing??
54 Fors Automatic,
55 Harus Bedrest.
56 Sikap Manja Rahma,
57 Berpikir Tentang Masa Depan,
58 Senja Di Kampung Eropa.
59 Jangan Egois, Nak!
60 Menjenguk Rahma,
61 Rencana Dinner Romantis,
62 Mengeluarkan Keresahan,
63 Ruangan VVIP.
64 Pelepas Dahaga
65 Bersemu merah,
66 Segenggam Harapan,
67 Home Visite,
68 Keguguran.
69 Pertolongan dokter Richard,
70 Bunga Asmara,
71 Akhir Kisah Pelakor,
72 Malam Yang Damai,
73 Kartu Nama Meresahkan,
74 Rooftop,
75 Menemui Sudiro,
76 Permintaan Astuti
77 Pesta Kecil,
78 Akhirnya Dirga tahu,
79 Kebahagiaan Di Kala Senja
80 Pesta Ulang Tahun Yayuk
81 Rencana makan malam,
82 Dua keluarga bertemu,
83 Pernikahan Rahma
84 Pengantin Baru,
85 Pernikahan Dena
86 Sidang Perceraian
87 Pengukuhan Cinta
88 Pergi Ke Kanada(END)
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Permintaan Beatrice,
2
Jawaban yang sama,
3
Bertemu Dirga,
4
Meet up kaum sosialita,
5
Praduga Soraya,
6
Pembicaraan Ibu dan Anak
7
Tantangan dari Beatrice
8
Hanya sebuah mimpi,
9
Belum mendapat solusi,
10
Misi pengintaian,
11
Terong dan Tomat?
12
Lapak ikan hias,
13
Misi Astrid Selesai
14
Dena beraksi,
15
Kegagalan misi Dena
16
Buku spesial untuk Beatrice,
17
Takut Diabetes
18
Sikap anggun si Pelakor,
19
Kedamaian seorang ibu,
20
Bad Mood!
21
Kehangatan ibu dan anak,
22
Karena Reyhan baik,
23
Menemui Dirga,
24
Rayuan manja,
25
Pelakor Galau,
26
Kemarahan Soraya,
27
Petuah Mas Jambul
28
Sikap dingin Beatrice,
29
Bertengkar,
30
Rekaman di kala senja,
31
Berpikir dua kali,
32
Paella spesial,
33
Kehangatan keluarga,
34
Rencana Aborsi?
35
Cemburu,
36
Mual dan Muak!
37
Kuasa sang ratu lebah,
38
Sesi konseling,
39
Mabuk berat,
40
Alexandre Tobìas Forsberg,
41
Tempat yang berbeda,
42
Mpok Ijem yang meresahkan,
43
Mengurus Dokumen,
44
Spanyol,
45
Keresahan Dirga,
46
Pergi ke makam,
47
Keperdulian seorang Ibu,
48
Seorang Ibu yang terluka,
49
Menyambut kedatangan Agnez,
50
Keluh kesah istri pertama,
51
Kehampaan para single,
52
Mendadak Religius,
53
Sales Marketing??
54
Fors Automatic,
55
Harus Bedrest.
56
Sikap Manja Rahma,
57
Berpikir Tentang Masa Depan,
58
Senja Di Kampung Eropa.
59
Jangan Egois, Nak!
60
Menjenguk Rahma,
61
Rencana Dinner Romantis,
62
Mengeluarkan Keresahan,
63
Ruangan VVIP.
64
Pelepas Dahaga
65
Bersemu merah,
66
Segenggam Harapan,
67
Home Visite,
68
Keguguran.
69
Pertolongan dokter Richard,
70
Bunga Asmara,
71
Akhir Kisah Pelakor,
72
Malam Yang Damai,
73
Kartu Nama Meresahkan,
74
Rooftop,
75
Menemui Sudiro,
76
Permintaan Astuti
77
Pesta Kecil,
78
Akhirnya Dirga tahu,
79
Kebahagiaan Di Kala Senja
80
Pesta Ulang Tahun Yayuk
81
Rencana makan malam,
82
Dua keluarga bertemu,
83
Pernikahan Rahma
84
Pengantin Baru,
85
Pernikahan Dena
86
Sidang Perceraian
87
Pengukuhan Cinta
88
Pergi Ke Kanada(END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!