Bisa dibilang Sora tidak waras, dia mendobrak norma yang ada. Namun, bukankah cinta memang tidak mengenal umur, status, dan kasta. Semua orang berhak mencintai, walau tidak bisa memiliki? Begitulah angan Sora. Ia mulai luluh, dan jatuh cinta pada Ryan. Inilah kenyataan yang menyakitkannya.
"Apakah cinta adalah sebuah kesalahan fatal, Gaby?" ucap gadis itu pada temannya, sebelum ia menuangkan minuman jus jeruk ke gelas, untuk minum Gaby.
Gaby menggeleng, lalu mengambil gelas yang telah penuh terisi oleh cairan berwarna orange yang manis dan menyegarkan itu. "Tidak... Tapi mencintai Ryan adalah mustahil." Gaby menenggak minumannya hingga tandas.
Sora berubah murung. "Kemarin dia datang ke rumahku." Sora bercerita dengan tatapan kosong.
"Dia maksudmu... Ryan?" Gaby semakin antusias mendengar cerita Sora. "Wah... Dia lumayan nekat juga. Sepertinya dia tidak main-main."
"Entahlah... Aku hanya ingin semua berjalan semestinya, walau aku mencintainya, tapi aku akan perlahan melupakan perasaan ini. Aku akan menjadi guru yang seharusnya." Sora menarik napas seolah menyemangati dirinya sendiri.
"Semangat, Sora. Walau aku tahu ini pedih!" Gaby memeluk Sora, sebagai tanda dirinya sangat menyayangi sahabat barunya itu.
~o0o~
Esok paginya, Sora berjalan seorang diri menuju sekolah. Tanpa Ryan yang biasa menjemput dirinya. Suasana tampak lengang di mata Sora. Padahal cuaca pagi ini terlihat cerah.
Langkah Sora tiba-tiba terhenti ketika netranya menangkap sosok yang tidak asing untuk dirinya. Ryan tengah berjalan bersama teman-temannya entah akan ke mana. Sora menarik napas panjang, lalu kembali berjalan seperti biasa. Setidaknya kini Ryan kembali bergaul dengan teman-teman sebayanya, dan tidak terus menerus mengejar dirinya.
Semuanya menyapa Sora dengan cara menundukkan kepala, dan Sora membalasnya dengan senyuman biasa. Tapi ada yang aneh. Kali ini Ryan sama sekali tidak menatap dirinya seolah Sora adalah manusia transparan yang tak terlihat, padahal teman-temannya menyapa dirinya. Entah mengapa secuil hati Sora merasa sakit ketika melihat dia diabaikan oleh Ryan.
Meski kecewa, Sora kembali berjalan menuju ke ruang guru sebelum jam pelajaran di mulai.
Belum sempat Sora sampai, tiba-tiba ia mendengar satu teriakan merintih kesakitan dari segerombolan yang bersama Ryan tadi.
Secara impulsif Sora menoleh, dan melihat salah satu dari mereka tersungkur tepat di kaki Ryan. Sora langsung berlari menghampiri murid tersebut.
"Ada apa ini?" Bentak Sora saat melihat keributan ini.
"Tidak ada urusannya dengan Miss Sora, lebih baik Miss Sora pergi dari sini!" ucap Ryan yang memanggil Sora dengan sebutan yang seolah berjarak dan terasa asing. 'Miss'
"Aku tidak bisa membiarkan kau menganiaya temanmu, Ryan! Aku juga walikelasmu yang berhak mendidikmu!" hardik gadis itu dengan lantang. Sontak semua yang mendengar keributan antara Sora dan Ryan langsung berhamburan melihat ke arah mereka. Namun, sama sekali tidak berani mendekat.
"Ash... Aku tidak bisa melawan perempuan!" bentak Ryan, ia sangat terlihat frustrasi dengan mengacak-acak rambutnya sendiri. "Jika kau tidak ingin menerimaku dalam hidupmu, setidaknya kau jangan ikut campur dengan urusanku!" Ryan kelepasan, hingga suaranya bisa terdengar dan tentu maksudnya pasti bisa terbaca oleh semua orang.
Sora hanya bisa terpaku. "Tutup mulutmu, Ryan!" Sora meraih tangan Ryan, dan membawanya berjalan menuju ruang guru. Semua orang tentu saja terhenyak saat melihat Ryan si manusia bar-bar begitu patuh dengan wanita yang bisa dibilang memang lebih tua darinya, tapi tidak cukup tinggi dari Ryan.
Sora terus menarik tangan Ryan, hingga semua orang dengan mudah bisa melihat adegan tarik menarik antara Ryan dan Sora seolah mereka tengah beradegan drama televisi.
Saat Sora sampai di ruang guru, gadis itu mengarahkan Ryan agar duduk di depan dirinya.
Sora meletakkan tasnya lalu duduk, ia menarik napas panjang, lalu menatap Ryan yang tampak duduk dengan santai di depan mejanya.
"Apa kau tidak waras? Kalimatmu tadi...."
"Aku sengaja." Ryan memotong ucapan Sora.
"Ryan please! Tolong aku! Biarkan aku bekerja dengan tenang di sini. Aku hanya ingin hidup damai."
Wajah Ryan seketika beruang emosi ketika mendengar ucapan Sora yang memohon pada dirinya.
Ryan berdiri dengan kasar, hingga kursi yang ia duduki terdorong ke belakang.
"Perintahmu akan aku turuti! Jangan pernah menyesal, Sora!" Ryan memutar badan dan pergi meninggalkan gurunya.
Ryan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
qian maulana
sikap ryan kayak ny akan berubah dingin ke miss
2022-12-06
0
🐊PREDATOR POTEK Kᵝ⃟ᴸ
klo berondong nya model Ryan auto klepek2 aku 🤣
2022-12-04
0
noby
nanti nyesel loh sora.. beneran ini... .. sekebon bunga utk Ryan, jgn marah2 terus
2022-11-17
0