Sejak sore itu, kedekatan Ryan dan Sora semakin terjalin. Hingga menimbulkan desas-desus dari halayak yang mempertanyakan hubungan antara Sora dan muridnya. Tak sedikit yang menyangka, perubahan Ryan akhir-akhir ini karena hubungan kasih antara mereka yang seharusnya tidak terjalin karena tentunya akan sangat tabu untuk keduanya.
Bayangkan saja, jika benar itu terjadi. Setiap hari Ryan selalu mengantar dan menjemput Sora dari tempat tinggalnya ke sekolah. Belum lagi perangai Ryan yang berubah seratus delapan puluh derajat sangat berbeda.
"Sora... Tampaknya kau mulai betah mengajar di sekolah ini, ya? Padahal tak terhitung banyaknya guru yang mengundurkan diri dari sekolah ini karena harus mengajar di kelas Ryan plus menjadi wali kelas di sana." Gabi yang mendengar gosip tentang teman sejawatnya itu tampak ingin mengkonfirmasi apa yang dirinya dengar dari sesama guru.
"Ya, kenapa tidak. Sekolah ini bagus dan bergensi. Tentu menjadi salah satu pengajar di sini adalah impian dari semua guru di kota ini," tandas Sora masih sibuk dengan kertas ulangan yang ada di mejanya.
"Ya, tapi tidak untuk mengajar kelas Ryan."
"Memang ada apa?" Sora mengerutkan kening mulai mempertanyakan ucapan Gabi yang tampak khawatir pada dirinya.
"Kau tidak mendengar?" bisik Gabi, ia sengaja mendekatkan telinganya ke arah Sora, hanya untuk berhati-hati. Ungkapan pepatah yang mengatakan benda mati memiliki mata dan mulut, layaknya pantas disematkan di ruang guru ini.
"Apa?" Sora membalas dengan suara lirih mengecilkan volume suaranya.
"Menurut desas-desus. Kau memiliki hubungan spesial dengan Ryan."
"Apa?!" Sontak Sora menjerit ketika mendengar ucapan dari Gabi, hingga membuat semua guru langsung menoleh ke arahnya.
"Sttt!" Gabi mengerutkan kening, sembari meminta Sora agar mengecilkan suaranya.
"Tuduhan tidak berdasar macam apa ini?" Sora kembali berbisik.
"Maka dari itu, aku menanyakan hal ini padamu. Aku hanya tidak ingin tergiring opini sesat ini."
Sora menghela napas panjang. "Thanks... Gabi. Kau masih percaya padaku. Lagi pula ini semua apa? Memang tidak boleh seorang guru dekat dengan muridnya?" Sora tampak kesal dengan tuduhan-tuduhan yang ditudingkan padanya.
"Kau tahu, Sora. Persaingan di sekolah ini sangat ketat. Bahkan guru pun saling sikut untuk mendapat perhatian pemilik sekolah ini. Dan kau.... " Gabi tampak menghentikan suaranya.
"Dan aku apa?"
"Dan kau bisa menaklukan singa itu, si anak pemilik sekolah yang luar biasa menjengkelkan dan nakal!" jelas Gabi kemudian.
Sora menatap tajam ke arah Gabi. "Orang-orang tidak tahu bagaimana caraku menjinakkan Ryan! Padahal anak itu benar-benar kurang ajar!"
"Kau pernah diapakan?"
Cepat-cepat Sora menggelengkan kepala, menolak pikiran kotor Gabi yang mulai terbaca oleh Sora.
"Kurang ajar dalam hal yang tidak mau mendengarkan guru, pembullyan, pemalakan, dan lain-lain. Dan kini aku bisa merubah Ryan. Apakah itu salah?" Sora tampak begitu emosi.
"Tidak... Kurasa kau tidak salah. Bukankah seharusnya seorang guru memang bertugas seperti itu."
"Nah!" seru Sora, membuat Gabi tersentak hingga memegang dadanya sendiri. "Kau tahu betul, kan Gabi? Bagaimana beratnya aku?"
"Yes... I feel you. Semangat! Kau pasti bisa membuat kelas Ryan menjadi kelas terbaik!" ucap Gabi memberi semangat pada Sora. "Dan ingat, sampai kapan pun. Kita akan berteman dalam suka dan duka. Kau tak perlu sungkan bercerita apa pun denganku, Sora."
"Thanks, Gabi. Kau memang teman yang baik."
Bel berbunyi, waktu istirahat pertama telah usai. Saatnya dia sahabat itu pergi ke kelas untuk mengajar. Sora yang harus kembali ke kelas Ryan siang ini, untuk mengadakan ulangan bab yang ia ajarkan sebelumnya.
"Oke... Mari kita bekerja!" ujar Gabi menyemangati sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
semoga baiknya gak cuma buat modus ya Ryan
2022-12-12
0
qian maulana
smoga murid dikelas ryan jd anak2 yg bener2 baik,g badung lg
2022-12-05
0
🐊PREDATOR POTEK Kᵝ⃟ᴸ
sora sudah mulai berdamai dengan keadaan sepertinya...
2022-12-04
0