Perasaan Sora tidak menentu, dia hanya ingin lari melupakan semua kesalahannya, yang dirinya perbuat bersama Ryan. Dia ingin pulang menemui ibunya, duduk bersimpuh di pangkuan wanita yang telah melahirkannya itu.
Hari itu juga Sora pulang ke kampung halamannya, ia ingin melepas penat dan pikirannya. Dosa yang ia lakukan bersama Ryan sungguh tidak termaafkan. Dia guru, dan Ryan adalah muridnya sendiri, bisa-bisanya dirinya melakukannya tanpa berpikir konsekuensi apa yang akan dia dapat setelah ini.
Selama di dalam kereta, bayangan Ryan terus menguasai pikirannya, seolah otaknya sudah dipenuhi dengan satu nama. Hingga dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah ini perasaan cinta untuk Ryan, apakah dia sudah benar-benar luluh dengan muridnya sendiri. Oh, tidak. Sora harap ini semua hanyalah mimpi buruk.
Dulu hidupnya begitu tenang ketika dia belum bertemu Ryan. Namun, kini semuanya berubah. Seolah pria itu sudah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan Sora dan mengganggunya setiap saat.
Hingga akhirnya dia sampai di kampung halamannya yang memang hanya berjarak tiga jam dari pusat kota. Namun, setidaknya Sora bisa menepi sedikit dari hingar bingar kota besar itu.
Sora berjalan gontai menuju rumahnya setelah susah payah naik beberapa angkutan kecil. Perlahan dia mengetuk rumah yang sudah tampak reot, yang ditinggali ibunya seorang diri. Padahal dahulu mimpi Sora adalah membahagiakan ibunya dengan sekolah dan bekerja sebagai tenaga pengajar. Masih segar diingatan Sora kala ibunya tahu dia diterima di tempat kerjanya saat ini.
Wanita paruh baya dengan wajah sendu, keluar membuka pintu. Wajahnya sumringah saat mengetahui anak satu-satunya pulang ke rumah.
"Sora? Kau pulang?"
Sora langsung memeluk ibunya dengan erat, melepas semua beban di pundaknya. Hanya dengan begini dia bisa tenang.
"Iya, Sora sengaja cuti karena rindu pada ibu."
"Ayo masuk, istirahatlah! Ibu akan membuatkan makanan kesukaanmu."
~•0•~
Keesokan harinya, seisi kelas heboh. Karena untuk pertama kalinya Sora tidak masuk kelas, Ryan mendengar jika hari ini gurunya cuti dan sengaja pulang ke kampung halamannya, mungkin untuk menghindari dirinya.
"Ryan... Miss Sora ke mana?" Tiba-tiba Bella datang menyentuh lembut pundak Ryan. Tapi karena Ryan sedang emosi, hal itu malah menyulut kemarahan Ryan pada gadis itu.
"Lepaskan tanganmu dari pundakku, Bella! Aku tahu kau tidak pernah menyukai Sora! Kau puas sekarang!" seru Ryan, entah mengapa dia dua kali lebih sensitif karena kepergian sang guru secara tiba-tiba.
Otomatis teriakan Ryan membuat seisi kelas menjadi hening, yang tadinya ramai. Membuat semua murid langsung duduk di kursinya masing-masing karena takut terkena amukan Ryan. Hingga Simon harus repot-repot menenangkan sahabatnya itu.
"Ryan jaga emosimu! Kau sudah berjanji pada Miss Sora untuk menjaga perilakumu. Bukan berati jika dia tidak ada kau bisa berubah."
Ryan langsung melempar pandangan tidak suka pada Simon. Namun, apa yang dikatakan sahabatnya itu ada benarnya juga. Jadi dia memilih diam untuk meredam emosinya.
"Ada apa denganmu dan Miss Sora?" tanya Simon berbisik.
Sementara Bella yang mendapat kesempatan kabur, memilih menjauh dari amukan singa seperti Ryan, karena dia merasa sudah tidak bisa merayu Ryan lagi, meski dirinya adalah murid tercantik dan terpopuler di sekolah.
"Aku sudah melakukannya."
"Melakukan apa?" Simon mengerutkan kening tidak mengerti.
"Making love, aku sudah melakukannya dengan Sora." Ryan mengacak-acak rambutnya sendiri karena frustrasi.
"Kau tidak waras?! Kau menjerat gurumu sendiri?" tanya Simon, dia tidak percaya jika Ryan akan melakukan ini pada Sora. "Lalu kau memakai pengaman seperti biasa?"
Ryan menggelengkan kepala.
"Are you crazy?! Bagaimana jika Miss Sora—" Simon tidak berani melanjutkan ucapannya.
"Aku tidak bisa menahannya lagi! Aku ingin mengikat Sora, agar dia tidak lari dariku. Tapi bukannya dia semakin dekat denganku, malah sekarang dia meninggalkanku!" ujarnya dengan sedikit nada mengeluh.
"Wajar jika Miss Sora menenangkan diri, dia baru saja... Ah, aku tidak bisa melanjutkannya." Simon menjadi ikut kepikiran dengan tingkah Ryan yang telah berhasil menjerat gurunya sendiri.
"Aku akan pergi menemuinya!"
"Ryan... Jangan nekat!" Simon sedikit kurang setuju dengan apa yang akan Ryan lakukan.
"Aku tidak peduli! Aku akan ke ruang guru sekarang dan mencari alamat Sora!" Ryan beranjak berdiri dan meraih tasnya, lalu keluar kelas begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yunia Afida
awas tar pas hamil miss sora kamu tinggal
2023-11-11
0
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
eh pas hamil ditinggal 🥲
2022-12-12
0
qian maulana
bucin akut nih
2022-12-05
0