Setelah bekerja keras di kuil seharian dan mendapatkan bahan makanan yang cukup, Daniela pulang sambil memijat tangannya.
Sesampainya di rumah, dia terkejut melihat dayang permaisuri datang berkunjung ke rumah dan duduk berhadapan pangeran pertama di depan perapian dengan canggung.
"Lady." Sapa dayang permaisuri.
Daniela duduk di lantai, samping pangeran pertama dan bertanya. "Ada apa? Apakah permaisuri mendapat masalah di istana?"
"Tidak, Yang Mulia." Jawab dayang permaisuri sambil melirik pangeran pertama.
"Lalu?"
"Permaisuri sudah mendengar anda bekerja di kuil, beliau khawatir dengan kondisi anda. Permaisuri mengirim saya ke sini untuk membawa anda ke istana untuk menjadi dayang permaisuri."
"TIDAK!" jerit Daniela dan pangeran pertama bersamaan.
Dayang permaisuri terkejut.
"Saya hanya ingin menjadi pendukung permaisuri, bukan dayang nya." Kata Daniela sambil menunjuk dirinya.
"Aku tidak suka, anak ini menjadi dayang permaisuri. Pasti mengacau dimana-mana!" Kata pangeran pertama.
Daniela menatap pangeran pertama dengan kesal. "Apakah anda tidak bisa bersyukur atau mengingat bahwa saya telah membantu anda selama ini? Selama ini saya bekerja di kuil juga untuk mendapatkan makanan."
"Bukannya untuk menjalin hubungan dengan bangsawan lain?" tanya pangeran pertama dengan tatapan polos.
Pertanyaan pangeran pertama tepat sasaran dan melukai hati nurani Daniela. Pangeran pertama sialan!
Dayang permaisuri menjadi bingung, dia hanya diperintahkan membawa Daniela untuk menjadi dayang tapi ternyata malah ditolak dan pangeran pertama mendukung.
"Kalau begitu, saya minta kompensasi!" Daniela tidak ingin menjawab pertanyaan pangeran pertama.
"Kompensasi?" tanya pangeran pertama tidak percaya.
"Saya sudah menolong anda meskipun permaisuri yang menyuruh. Apakah anda tidak melihat situasi saya yang menyedihkan sekarang dan harus mencari makanan demi kita berdua?" tekan Daniela. "Kita tidak bisa minta kiriman dari luar karena duke Vilvred mengawasi tempat ini!"
Dayang permaisuri memahami kondisi Daniela, dia datang ke tempat ini saja harus mengakali mata-mata duke Vilvred dengan bantuan mata-mata pangeran pertama.
"Kamu sendiri yang memiliki ide ini. Baik, aku akan bertanggung jawab! Aku akan menikah denganmu segera," sumpah pangeran pertama.
Daniela tidak percaya dengan pendengarannya. "Apakah anda tahu tentang janji suci?"
"Anggota keluarga kerajaan bisa menikah dengan siapa pun, atas izin tetua. Bahkan meskipun permaisuri mengeluarkan izin menikahi seekor monyet, aku tetap akan melakukannya!"
"Sekarang anda mengatai saya monyet?"
"Hm? Tidak, bukankah kamu tidak ingin menikah denganku?"
"Tidak! Sampai kapan pun saya tidak akan menikah dengan anda! Meskipun di dunia ini hanya tersisa anda sebagai pria, saya tidak akan pernah menjadi pendamping hidup anda!" Tolak Daniela.
Daniela tidak ingin kehidupan sebelumnya yang kacau, terulang kembali.
Daniela sangat paham sifat buruknya yang kadang kala mudah jatuh cinta pada lawan jenis. Dia tidak mau jatuh cinta pada pangeran pertama yang akan menjadi kaisar masa depan dan jatuh cinta pada adik tirinya.
Mengingat masa lalu menyakitkan, membuat air mata Daniela mengalir cepat di pipi.
Daniela berusaha menghapus air mata.
Edrik panik melihat Daniela menangis. "Baik, baik. Maafkan aku, aku salah. Jangan menangis, kita lakukan perjanjian darah saja. Aku akan melindungi duchy Aelthred."
Daniela berhenti menangis dan bertanya. "Juga menghancurkan kaisar serta ratu dan antek-anteknya? Termasuk duke Vilvred?"
Edrik terkejut. "Hei, apakah kamu sadar dengan permintaan berat itu? Bagaimana bisa kamu ingin kerja sama menghancurkan kaisar dan ratu?"
"Karena mereka bukan pemilik sesungguhnya kekaisaran." Daniela menjawab dengan tenang. "Pemilik kekaisaran ini adalah permaisuri dan anda."
Dayang permaisuri mengangguk puas.
"Tidak, aku tidak akan melakukan hal merepotkan seperti itu." Tolak Edrik. "Apa untungnya menjalin hubungan dengan para penjilat? Lebih baik perang daripada bertemu orang-orang bermuka dua!"
"Kenapa anda bisa memiliki pemikiran seperti itu? Bukankah lebih baik duduk di tahta dan memerintah daripada harus pergi perang? Menghadapi orang-orang bermuka dua bukankah tidak sulit?"
"Lalu kenapa kamu ada di sini?"
"Apa?"
"Jika kamu bisa melakukanya, kenapa malah di sini dan repot-repot bekerja di kuil?"
Daniela tidak bisa berkata-kata.
"Urusan tahta biar diserahkan kepada adikku, kami sudah berjanji di masa lalu- dia akan melindungi orang-orangku."
Daniela dan dayang permaisuri saling menatap.
Daniela tidak ingin masa lalu terulang kembali, pangeran mahkota jatuh sakit dan meninggal, lalu para pendukungnya menuduh pangeran pertama melakukan pemberontakan sehingga membuat pangeran pertama terpaksa mengamankan situasi dengan menjadi ditaktor.
"Baik, anggap saja pangeran mahkota tidak terkait apa pun dengan permaisuri. Tapi bagaimana dengan kaisar dan ratu yang jelas-jelas mencari pendukung untuk melemahkan kekuasaan permaisuri?"
Edrik paham tentang itu dan lebih pilih menghindar daripada muncul perang saudara.
"Saya hanya ingin menghancurkan kaisar, ratu dan para pengikutnya, termasuk Vilvred. Masalah pangeran mahkota, anda bisa melindungi dengan cara anda sendiri." Daniela mengambil keputusan.
Edrik menghela napas panjang dan memikirkannya. Kaisar dan ratu saat ini berani terang-terangan mencari pendukung atau memojokkan permaisuri.
Kedua tangan Edrik mengepal begitu teringat wajah kaisar dan ejekan ratu ketika dirinya memutuskan pergi perang, meninggalkan permaisuri sendirian.
"Baik, jika aku bisa melindungi pangeran mahkota- aku akan membantu duchy Aelthred." Edrik mengambil keputusan.
Dayang permaisuri dan Daniela menghela napas lega.
"Aku akan menyuruh Zuu membuat perjanjian darah untuk kita berdua, aku tidak ingin mengambil resiko banyak mengenai kekaisaran," kata Edrik.
Daniela mengangguk setuju. "Ya, tidak masalah."
"Ada satu lagi masalah yang harus kita hadapi sebelum melawan kaisar dan pengikutnya." Edrik menggaruk pipinya dengan canggung. "Mungkin akan sedikit merepotkan duchy Aelthred, mengingat aku belum belajar banyak mengenai uang."
"Apa?" tanya Daniela tidak mengerti.
Dayang permaisuri menjelaskan pada Daniela. "Mungkin tentang biaya untuk pangeran pertama, kaisar tidak mengeluarkan banyak uang dengan dalih untuk pertahanan negara dan menjaga citra kaisar. Pangeran pertama dan para tentara biasanya mendapatkan uang dengan hasil menjarah negara musuh atau menjual bagian tubuh monster untuk bertahan hidup, permaisuri kadang membantu dan tidak bisa banyak."
Daniela menatap Edrik dengan tatapan tidak percaya.
"Perang juga salah satu alasanku untuk mendapatkan uang," kata Edrik.
Daniela menghela napas. "Beberapa hari ke depan kaisar tidak mengirim pasukan pangeran pertama untuk perang, darimana kalian dapat uang selama itu?"
"Biasanya bekerja part time di rumah bangsawan."
"Lalu anda?"
"Aku hidup menumpang permaisuri, beliau ibuku. Tidak ada masalah 'kan?"
Daniela memijat kening. Memang terlihat tidak ada masalah, tapi sebenarnya hal ini bisa dijadikan bahan untuk menjatuhkan anda.
Tiba-tiba Daniela teringat sesuatu. Benar! Jika aku mengandalkan gosip masa lalu, bisa saja aku mendapatkan keuntungan dari sana!
"He- hei, kamu mau kemana?" tanya Edrik yang melihat Daniela tiba-tiba berdiri dan hendak keluar dari ruangan.
"Aku mau bertemu pendeta agung!" teriak Daniela lalu menutup pintu dengan terburu-buru.
"Kamu baru saja pulang! Yah- begitulah, akhirnya tidak bisa menghormati pangeran pertama seperti aku." Keluh pangeran pertama yang merasa diabaikan Daniela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments