“Aku memiliki semuanya, kecuali kamu. Hanya kamu yang sejauh ini terlalu sulit untuk aku jangkau.”
Bab 17 : Usaha
****
Keinya baru akan menepis sebelah tangan Yuan dari wajahnya, tetapi pria itu justru menyambar dan ******* bibirnya. Untuk beberapa saat dunia Keinya memang berhenti. Tiba-tiba saja dadanya kebas. Seolah tak ada tenaga yang tersisa dan mampu membuatnya bertahan meski untuk sekadar berdiri.
Namun semua itu hanya bertahan dalam hitungan detik. Mungkin ada sepuluh detik. Sebab setelahnya, Keinya yang sangat terkejut dengan ulah Yuan juga segera mendorong tubuh pria itu menggunakan kedua tangannya sekuat tenaga. Namun naas, sebelah tangan Yuan yang tidak menahan wajah Keinya, justru mengunci tubuh wanita bermata indah itu.
“Jangan membuatku semakin gila!” racau Yuan di sela ciuman mereka. Lebih tepatnya, ialah yang terus berusaha.
Yuan terus ******* bibir Keinya kendati wanita itu jelas tidak menginginkannya dan bahkan terus berusaha mengunci bibirnya rapat-rapat. Hingga akhirnya, Yuan terpaksa bermain cukup kasar dengan menggigit bibir bawah Keinya, pun meski setelah itu, Keinya sampai mengerang menahan sakit.
Tak mau kalah, sebelah kaki Keinya segera menginjak sangat keras sebelah kaki Yuan. Dan detik itu juga, keseimbangan Yuan goyah sedangkan Keinya memanfaatkan kesempatan tersebut untuk kembali mendorong tubuh pria itu sekuat tenaga. Sialnya, Yuan tak menyerah begitu saja. Pria itu menahan kedua lengan Keinya sambil menatap Keinya dengan sangat memohon kemudian menggeleng. Anehnya, Keinya menjadi terenyuh, terhipnotis pada kedua mata Yuan. Keinya bersimpati pada cara pria itu memohon dengan begitu banyak luka yang terpancar dari tatapan berikut ekspresi wajah Yuan.
“Aku mohon, jangan terus-menerus menyiksaku. Caramu terus mengabaikan bahkan menolakku nyaris membuatku putus asa. Aku sudah menanti saat-saat bersamamu sejak lama, Kei.”
“Hanya karena kamu memiliki masa lalu yang menyakitkan, lantas kamu menutup kesempatan itu untukku? Kei, kamu berhak dan bisa bahagia tanpa bayang-bayang masa lalu. Bergantunglah kepadaku!”
Keinya segera menepis tatapan Yuan. Hatinya terasa semakin sakit jika harus lama-lama menatap pria itu, apalagi jika Keinya juga harus menatap bola mata berwarna hitam kecokelatan milik Yuan. Sedangkan matanya yang tiba-tiba terasa panas, ternyata juga sudah basah dan itu karena tadi ia menatap Yuan. Merasa sebal, Keinya pun kembali memilih menendang sebelah kaki Yuan, di mana yang ada, pria itu hanya terpejam pasrah.
“Sebenarnya apa maumu? Siapa yang menyuruhmu? Dan apa tujuanmu mendekatiku?” Keinya mulai merasa muak. Baginya tak ada yang benar-benar tulus apalagi hanya berpedoman kebetulan. Cukup Athan yang mempermainkannya tanpa ada yang lain, bahkan sekalipun Yuan jauh lebih segalanya dari Athan.
Yuan menatap Keinya dengan tatapan terheran-heran. “Aku menginginkanmu karena aku mencintaimu, Kei!” Ia mengatakannya penuh penekanan. Karena seperti yang beberapa saat lalu ia katakan, ia nyaris putus asa atas cinta gilanya kepada Keinya.
Keinya tersenyum sarkastis kemudian menggeleng sambil menatap Yuan. “Kamu pasti memiliki tujuan lain! Aku tidak keberatan jika memang kenyataannya begitu. Karena apa pun yang kamu lakukan, sama sekali tidak berpengaruh kepadaku!” tegasnya lirih dan telanjur kesal.
Yuan tersenyum miris dan menatap Keinya penuh kecewa. “Untuk apa aku melakukan hal kotor dengan berkedok mendekatimu? Aku tidak punya banyak waktu apalagi aku memiliki banyak tanggung jawab, Kei.”
Setelah sempat terdiam, Yuan pun berkata sambil sesekali melirik Keinya yang masih berdiri di hadapannya. “Lagi pula, aku memiliki segalanya. Aku bisa mendapatkan semuanya tanpa harus memanfaatkan orang.”
Setelah sempat kembali terdiam, Yuan menambahi, “Aku memiliki semuanya, kecuali kamu. Hanya kamu yang sejauh ini terlalu sulit untuk aku jangkau.” Ia menatap Keinya penuh harap.
Mengakui apa yang ia rasakan selama mengejar Keinya membuat Yuan seolah baru saja mengalami kekalahan dalam peperangan besar. Satu-satunya yang tidak ia miliki di dunia ini memang Keinya. Pun meski sebagian darah wanita itu telah membersamai kehidupannya.
Tak lama berselang setelah pengakuan Yuan dan membuat Keinya semakin tak percaya lantaran Yuan begitu menginginkannya, pintu apartemen Yuan terbuka lantaran seseorang membukanya dari dalam. Hal tersebut membuat Keinya kalang kabut, terlebih ia mendapati sebagian lipstik warna merah batanya menempel di bibir Yuan. Keinya buru-buru mengelapnya menggunakan jemarinya kemudian melakukan hal serupa pada sekitar bibirnya.
Tak mau kecolongan, Keinya memunggungi Yuan dan menggunakan kamera depan di ponselnya untuk memastikan tak ada noda yang mengganggu di sekitar bibirnya. Sementara yang terjadi dengan Yuan, pria itu justru terus tersenyum sambil menatap Keinya penuh cinta.
“Lain kali kita bisa mencoba banyak lipstik untuk ciuman kita,” ucap Yuan lirih sambil tersenyum dan sengaja menggoda Keinya, terlepas dari gayanya mendadak terlihat mesum.
“Dasar mesum!” Keinya mendelik sebal kemudian menendang asal sebelah kaki Yuan sebelum buru-buru berlalu meninggalkan pria itu.
Rara menyambut Keinya dengan senyum canggung. Wanita itu berpegangan pada pintu yang hanya ia buka sedikit untuknya memastikan. Kemudian tatapannya teralih kepada Yuan yang menyusul Keinya dan langsung mencoba mengambil Pelangi dari gendongan. Yuan terlihat begitu semringah. Kontras dari ketika pria itu tak menemukan Keinya dan Pelangi di apartemen.
“Kamu urus saja urusanmu. Biar Pelangi sama aku. Dia pasti sangat lelah.”
Keinya tak bisa berbuat banyak termasuk menolak. Pun ketika tiba-tiba Yuan berbisik tepat di telinganya, “Aku nggak jadi minta pendapatmu tentang Ryunana karena semuanya sudah gagal total.”
Keinya mengernyit.
“Kamu jauh lebih percaya aku mencintaimu, jika aku terus mengejarmu tanpa unsur tes kecemburuan dengan memanfaatkan wanita lain, kan?” Setelah berucap demikian, Yuan segera masuk.
Yuan terlihat sangat bahagia dan menerobos Rara berikut Ryunana begitu saja setelah berhasil membuat Keinya kalah telak.
Keinya bergeming dan mengakhirinya dengan mendengkus.
Setelah memastikan Yuan masuk meninggalkan mereka, Rara segera berlari kecil bak anak kelinci menghampiri Keinya dengan wajah ceria dan ingin tahu.
Keinya tahu jika keceriaan Rara sengaja untuk menggodanya. Namun Keinya dibuat tidak percaya ketika Rara berbisik, “Yuan benar-benar keren. Ciuman semacam tadi sangat sulit didapatkan di dunia nyata. Gio saja belum pernah melakukannya untukku!”
Rara mengakhirinya dengan mengerutkan bibir dan terlihat sangat mendambakan apa yang baru saja dikatakan. Sementara yang terjadi pada Keinya, ibu satu anak itu terlihat sangat terkejut. Keinya membelalak menjerat Rara dengan tatapan “kamu melihat semuanya? Ciuman yang dilakukan Yuan?!”
“Usaha Yuan enggak tanggung-tanggung dan bau-baunya bakalan sukses! Aku dukung Yuan biar Athan langsung gulung tikar!” celetuk Rara tepat di sebelah telinga Keinya.
Keinya benar-benar malu dibuatnya. Namun ketika Ryunana mendekat dan menarik kasar sebelah tangannya, saat itu juga semuanya berubah. Ryunana terlihat dikuasai amarah. Begitu banyak kekesalan yang terpancar dari cara wanita itu menarik dan mengikut sertakan Keinya dalam kepergiannya menuju koridor sebelah meninggalkan Rara.
“Lho, kok gini? Apa-apaan, ini? Kenapa Ryunana sampai main kasar?” gumam Rara kebingungan.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
N Wage
belum tertata rapi ceritanya,atw aku yg kurang fokus bacanya.
tp novel2 karya k ros yg sesudah ini sudah jauh lebih bagus dan lebih mudah dan cepat kumengerti.
sudah lebih tertata tulisannya.
2023-04-15
0
Fatma ismail
d 2 bab ini bingung, sbnrnya daritd mereka d dlm apartemen ato d koridor, trus mereka ciuman d dlm kamar ato ruang tamu, trus membuka pintu dr dalam🤔🤔🤔
2021-10-09
4
Ayya Tones♥️
agak membosankan yaa
2021-10-06
0