Selepas Perceraian
Pelangi anak mereka sudah berulang kali menangis. Terhitung selama satu bulan terakhir, bayi menggemaskan itu memang menjadi semakin rewel, terlepas dari Pelangi yang juga menjadi sering demam. Tubuh Pelangi kerap tiba-tiba panas. Bahkan sering kali, suhunya lebih dari tiga puluh sembilan derajat Celsius. Tak jarang, bayi perempuan itu juga sampai kejang. Dan yang membuat keadaan semakin berat, bukan karena kejadian itu terus terulang. Melainkan, ... selama itu juga, Keinya terjaga seorang diri tanpa Athan.
Akhir-akhir ini, Athan suami Keinya jarang pulang. Pria itu begitu sibuk dengan pekerjaan. Dan menurut keterangan dari Athan, tugas di luar kota menjadi rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan. Begitu banyak pekerjaan yang membuat pria berhidung bangir itu tidak memiliki banyak waktu di rumah, termasuk untuk bersama Keinya bahkan Pelangi mereka.
Kini, sambil menimang-nimang, berusaha menenangkan sekaligus meredam tangis Pelangi, Keinya masih menunggu Athan bicara. Karena sekitar lima belas menit yang lalu, pria berkacamata itu meminta waktu untuk bicara. Namun tak biasanya, kini gaya Athan begitu serius termasuk cara pria itu menatap Keinya.
Dulu, ketika mereka masih pacaran, apalagi ketika Athan masih mengejar cinta Keinya, pria itu begitu hangat dan selalu membuat Keinya merasa bahagia. Namun sekarang, semenjak Keinya hamil, Keinya merasa suaminya menjadi berbeda bahkan berubah.
Athan menjadi sering bahkan bersikap dingin, di mana sekadar mengajak Keinya bicara saja terbilang sangat jarang. Keinya pikir, perubahan tersebut hanya bagian dari kesibukan Athan atau efek mengidam, meski hal semacam itu terbilang tidak masuk akal. Apalagi nyatanya, kejadian tersebut juga terus bertahan hingga sekarang.
Masa iya, sudah menikah, sekadar berbicara saja jarang? Dan kenyataan tersebut juga yang terkadang membuat Keinya merasa asing pada Athan, bahkan sekalipun mereka sedang bersama.
Seperti sekarang, setelah membuat pikiran Keinya mrnjadi semakin stres, sedangkan tangis Pelangi juga tak kunjung usai, Athan justru seperti tidak berniat untuk bicara. Bahkan, Athan sama sekali tidak membantu Keinya menenangkan anak mereka.
“Pah, mau ngomong apa, sih?” ucap Keinya yang sampai mondar-mandir kerepotan sambil terus menimang Pelangi.
Athan mengerutkan dahi kemudian mendengkus. Pria itu terlihat sangat tidak nyaman. “Bagaimana mungkin aku bisa ngomong, sedangkan Pelangi saja, berisik terus?” keluhnya kesal.
Keinya mendengkus dan terlihat sangat lelah.
Sebagian rambut Keinya terjuntai lepas dari ikatan yang terbilang asal-asalan. Sementara lingkar mata wanita itu tak ubahnya mata panda yang terlihat jelas menahan lelah. Dan dengan keadaannya yang menyedihkan itu, Keinya sudah ingin menangis bahkan menjerit, terlebih Pelangi terus saja menangis. Terlebih, usaha Keinya dalam menenangkan Pelangi sekaligus bersikap tenang, benar-benar tidak mendapatkan hasil.
“Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa semakin hari, Pelangi justru semakin rewel? Kamu beneran jaga dia, apa sibuk sendiri, sih?” Kali ini, Athan membentak Keinya.
Keinya merasa tak habis pikir, kenapa Athan selalu menyalahkannya jika Pelangi rewel, sakit dan semua yang berimbas buruk pada anak mereka? Kenapa semua perjuangan Keinya sama sekali tidak Athan hargai? Jangankan ikut membantu, berusaha mengatasi masalah dan sekadar meluangkan waktu untuk Pelangi saja, Athan tidak pernah. Yang ada, pria itu menyalahkan dan terus marah-marah kalau tidak memilih tak acuh. Dan Athan ... sungguh tak ubahnya orang asing yang bahkan tidak memiliki rasa peduli pada Keinya bahkan Pelangi, walau hanya sedikit.
Bukankah kedua orang tua memiliki tanggung jawab yang sama kepada anak-anak mereka? Karena meski ibu memang memegang peran utama dalam mengurus sekaligus mendidik anak, tetapi tidak berarti ayah langsung angkat tangan, hanya karena sudah bekerja, dalam artian ... mencari nafkah, kan?
“Pah, tolong jangan bikin aku tambah stres. Bahkan ASI-ku sudah enggak keluar. Dan kalau boleh, ... t-tolong sempatkan waktumu sebentar, ya? Kita ke dokter buat konsultasi, ... biar Pelangi—” Keinya tak kuasa menahan air mata berikut kesedihannya. Tak hanya kondisi Pelangi yang membuat semua itu terjadi, melainkan sikap Athan yang membuat mereka semakin asing. Keinya sungguh membutuhkan Athan. Keinya membutuhkan suaminya, seperti istri-istri di luar sana yang begitu dipedulikan oleh suami terlebih ketika mereka sedang hamil dan memiliki anak.
“Kei,” tegas Athan menahan balasan Keinya sambil memejamkan matanya.
Keinya memang menyimak. Ia masih berusaha sabar menghadapi Athan, sebab baginya, itu sudah menjadi hal yang semestinya ia lakukan sebagai seorang istri. Keinya sungguh berusaha menjadi istri yang baik, walau hal yang sama tak pernah ia dapatkan lagi dari yang bersangkutan. Namun, lantaran kini tangis Pelangi semakin pecah, Keinya pun memilih meninggalkan suaminya sambil berkata, “kamu mandi dulu, ya? Aku mau memanasi makan malam sambil menenangkan Pelangi dulu.”
“Terus, ... tolong, yah, Pah. Tolong sempatkan waktumu untuk Pelangi. Biar bagaimanapun, Pelangi pasti rindu kamu. Dia ingin diperhatikan sama kamu.”
Keinya benar-benar memohon sebelum ia yang masih mondar-mandir di sekitar Athan, benar-benar berlalu dan menyiapkan makan malam untuk Athan. Namun, belum juga keluar kamar, bahkan Keinya baru menekan kop pintu, Athan kembali memanggil wanita itu. Kali ini, Athan bertutur dengan suara jauh lebih rendah.
Keinya berangsur balik badan dan menatap suaminya dengan pandangan heran. Terlebih, pria itu sudah kembali memanggilnya, sebelum Keinya benar-benar balik badan.
Melihat ketegangan yang tengah menyelimuti Athan, Keinya merasa jika suaminya itu tengah menyembunyikan masalah besar. Masalah besar yang juga akan segera pria itu utarakan. Dan mungkin sebentar lagi, Keinya akan mengetahui semuanya.
Bersambung ....
Ini kisah Keinya dan beberapa pemeran lainnya setelah luka dan pengkhianatan, membuat mereka terjebak dalam perceraian. Tentang kehidupan selepas perceraian, yang nyatanya masih membuat mereka menemukan cinta bahkan ketulusan.
Untuk kalian yang juga mengalaminya, jangan pernah pantang semangat, ya. Percayalah, bahagia dan ketulusan juga sudah sangat merindukan kalian. Karena selepas perceraian, cinta dan bahagia tetap ada.
[CATATAN TAMBAHAN : Berkat dukungan kalian, cerita ini akan terbit versi buku. Lihat keterangan di sampul depan ada tulisan sudah terbit, kan? Cerita ini masih tahap revisi. Jangan lupa follow IG aku buat baca cerita menarik lainnya. Sedangkan karena alasan kontrak karya, di NOVELTOON aku hanya ada dua cerita tamat. Selepas Perceraian, sama satunya lagi judulnya : Menjadi Istri Tuanku. Cek saja, ya]
Salam sayang dan semoga sehat selalu,
Rositi.
Selamat membaca kisah mereka 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
Sri Minarni
semangat author baru ketemu ceritanya 👍
2022-11-19
0
Siti Sri Wahyuni
mampir 😊
2022-09-13
0
Sarti Patimuan
Hallo author ijin baca ceritanya
2022-01-18
0