Kelima sahabat itu masih betah di dalam kafe sedang bercanda. Para pengunjung lain sudah pada bubar, namun kelima duda tersebut masih belum mau pergi. Membuat para pelayan ngedumel tidak jelas.
Seruni juga agak kesal, namun dia mendapatkan lirikan dari Jho dari jauh. Membuat dia salah tingkah, matanya menatap ke atas menghindar tatapan Jho dari jauh.
Manajer pun menghampiri mereka, dengan sopan dia bicara pada kelimanya.
"Maaf tuan, ini sudah waktunya tutup. Kami juga butuh istirahat, jadi maaf sekali anda semua dengan terpaksa kami usir." kata sang manajer itu dengan sangat sopan dan menunduk.
Kelimanya menatap manajer kafe tersebut, kemudian Jho melirik jam tangannya. Benar, sudah hampir jam sebelas malam. Jika kelab malam itu wajar jika masih buka, apa lagi tambah malam tambah ramai. Tapi kalau kafe, mentok jam sebelas baru bisa tutup.
"Ya baiklah, maaf kalau kami terlalu nyaman di tempat kafemu ini." kata David beranjak dari duduknya.
Semua mengikuti, sang manajer merasa tidak enak mengusir kelima lelaki tampan dan sepertinya kelimanya orang-orang berduit. Begitu pikir manajer.
"Maaf sekali tuan saya mengganggu kenyamanan anda. Tapi sudah waktunya tutup, jika ingin kesini lagi bisa besok. Kami buka dari jam sepuluh pagi sampai jam sepuluh malam." kata manajer.
"Jangan khawatir, besok kami akan kesini lagi. Karena temanku ini punya kepentingan sama pelayanmu bernama Seruni." kata Yudha menepuk pundak Jho.
"Eh, lo kok ngomong gitu?" tanya Jho bingung.
"Oh, maafkan atas pelayanan kami tuan. Jika pelayan kami punya salah pada anda semua, kami minta maaf. Nanti dia saya tegur agar berhati-hati dalam bekerja." kata manajer.
"Ck, lo kalau ngomong suka asal!" ucap Jho dengan kesal pada Yudha.
"Pak manajer, anda salah paham. Maksudnya, teman saya ini suka dengan pelayanan dari pelayan Seruni. Ya sudah, jangan di bahas lagi. Mungkin semua lelah. Besok kami akan kesini lagi, tempatnya nyaman ya." kata Yudha dengan bicara sekenanya agar manajer mengerti maksudnya.
"Maafkan kami manajer, maklum semua jomblo jadi kalau bicara suka ngelantur. Kami akan segera pergi, maaf ya manajer." ucap Dion kali ini dan dia segera mendorong ke empat sahabatnya untuk segera pergi.
Namun Jho, kembali lagi pada manajer. Dia merasa tidak enak jika nanti benar-benar Seruni di tegur dan di marahi. Padahal tidak punya salah.
"Pak manajer, maaf yang tadi temanku katakan. Emm, pelayan bernama Seruni itu baik sama kami. Dia sangat ramah, jadi tidak ada masalah pada kami. Jadi anda jangan menegurnya terlalu keras ya, maaf jika kami lama di sini." kata Jho, membuat manajer semakin bingung.
Tapi dia hanya mengangguk saja, kemudian Jho pun pergi menyusul sahabat-sahabatnya turun ke bawah. Seruni melihat sekilas Jho bicara pada manajernya. Dia tidak mau terlalu ingin tahu, jadi sekarang dia bersiap untuk pulang.
Rasa lelah kini dia rasakan setelah banyak pengunjung yang datang ke kafenya. Manajer pun menghampiri Seruni yang sudah bersiap untuk pulang seperti yang lain, dia memanggil Seruni.
"Seruni." panggil manajer.
"Ya pak Soni?" sahut Seruni.
"Emm, sebenarnya saya bingung mau tanya ke kamu. Tapi, apakah kamu punya masalah dengan tamu yang tadi saya usir?" tanya manajer bernama Soni.
"Saya merasa tidak punya masalah, dan saya tadi melayani mereka dengan baik dan ramah kok pak. Memang ada apa?" akhirnya Seruni bertanya juga.
"Tidak, tadi salah satu dari mereka bilang temannya itu punya kepeintingan dengan kamu. Apa kamu punya salah sama salah satu dari mereka?" tanya pak Soni.
"Saya tidak tahu, tapi sungguh saya melayani mereka dengan baik kok pak." kata Seruni dengan takut.
Dia takut di pecat, bagaimana nantinya membayar kost yang sudah hampir dua bulan belum bayar. Rencananya setelah gajian minggu depan, akan dia bayarkan semua untuk bayar kost. Jika makan, dia bisa dari kafe.
"Tapi memang tadi ada salah satunya mengatakan jangan memarahi kamu, dia bilang kamu melayani mereka dengan baik. Saya hanya bertanya saja sama kamu, jangan takut di pecat. Hahah!" kata manajer, membuat Seruni tersenyum.
"Iya pak, saya memang takut di pecat. Kan saya sudah satu tahun di sini, selama ini tidak ada komplen dari pelanggan." kata Seruni akhirnya lega.
"Kupikir maksud dari perkataan ada kepentingan denganmu itu, salah satunya ada yang suka sama kamu Seruni." ucap manajer.
"Eh?"
"Aaah, sudahlah. Mereka memang orang-orang yang suka merayu. Jangan dengarkan dan jangan tergoda oleh rayuan gombal pelanggan." kata manajer Soni sambil berlalu.
Membuat Seruni bingung, tapi dia akhirnya tahu jika orang-orang pengunjung terkadang hanya menggodanya saja. Pernah ada pengunjung menggoda teman satu pelayan dengannya, sampai mau di ajak berkencan dan berakhir di kamar hotel.
Setelah itu, temannya di tinggal pergi begitu saja. Dia tidak mau seperti itu. Makanya, meskipun tadi dia merasa berdebar hatinya melihat salah satu laki-laki yang sering menatapnya itu. Jho, Seruni ingat namanya Jhonatan.
Ya, dia sering menatapnya. Membuat Seruni salah tingkah dan malu. Entah apakah dia suka di tatap oleh pelanggan bernama Jho itu, tapi dia tidak mau nasibnya akan sama dengan temannya. Berkencan selama dia liburan di Bali dan akan berakhir di hotel. Setelah selesai liburan, dia pulang ke negaranya.
"Tapi dia bukan orang luar negeri. Dari mana mereka? Aku baru melihat sekumpulan laki-laki tampan di kafe tadi dan sangat akrab. Atau jangan-jangan mereka adalah pasangan gay?" gumam Seruni sambil bergidik ngeri.
Dia terus turun ke bawah melalui tangga untuk bisa segera pulang ke kosannya. Setelah sampai di bawah gedung itu, Seruni menunggu taksi lewat. Di sana jam sebelas malam memang masih ada mobil taksi lewat.
Lama menunggu mobil taksi lewat, Seruni gelisah. Dia ingin cepat sampai di kosan, karena ingin berganti pembalut. Dia lupa tadi belum ganti pembalut sebelum pulang.
Tanpa di duga, satu mobil hitam menghampiri Seruni. Seruni kaget, siapa yang menghampirinya itu. Pengendara mobil itu pun keluar, betapa kagetnya Seruni ternyata laki-laki tampan yang tadi di kafe itu. Jho, menghampiri Seruni dan membukakan pintu mobilnya.
Seruni diam saja, dia terlalu terkejut dan merasa aneh. Kenapa pelanggan kafenya itu membukakan pintu mobil untuknya.
"Ayo masuk, saya antar kamu pulang." kata Jho dengan datar.
"Eh, tapi tuan saya sedang menunggu taksi lewat. Saya naik taksi saja, maafkan saya." kata Seruni menunduk hormat.
"Tidak apa, saya sekalian pulang. Lagi pula kan kamu perempuan, tidak baik pulang naik taksi sendirian malam-malam. Nanti kalau ada yang menculik bagaimana?" tanya Jho menakuti Seruni.
"Setiap hari saya naik taksi kok tuan, tidak ada masalah. Jadi jangan khawatir." kata Seruni, padahal dia benar-benar ingin segera pulang.
"Emm, kalau kamu menolak. Saya akan mengadu besok pada manajermu, kalau kamu sebenarnya pelayanannya buruk pada kami. Dan kamu pasti di marahi." kata Jho menakuti Seruni dengan cara lain.
"Eh, kok tuan mengancam?" tanya Seruni.
"Ya, makanya ayo masuk. Saya antar kamu pulang ke rumahmu." kata Jho lagi.
Seruni menghela nafas panjang, tidak suka ada orang mengancamnya dengan pekerjaannya. Dia merasa selama ini bekerja dengan baik, tapi ada orang yang mau melaporkan hal yang tidak dia lakukan. Fitnah namanya.
Akhirnya Seruni pun masuk, dia tidak mau berdebat di malam hari dalam keadaan sedang tidak enak di perut dan bagian bawahnya karena banjir. Jho tersenyum senang, dia pun ikut masuk ke dalam mobil dan sekarang melajukannya pelan.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
woww jhon nekat bangett mdh2 aja jodoh baik
2023-03-29
0