"Ck ck ck, padahal lo kan yang di rugikan. Tapi kenapa lo yang takut?" cibir David ketika Jho menyudahi ceritanya tentang pemergokan istrinya dengan selingkuhannya.
Jho mendengus kesal, justru David malah mengolok-oloknya. Seperti laki-laki lemah ketika berhadapan dengan seorang wanita garang. David lalu menelepon Yudha, dia ingin memberitahu Yudha tentang cerita Jhonatan. Jhonatan menatap David, dia penasaran siapa yang di telepon David.
"Lo telepon siapa?" tanya Jho.
"Yudha." jawab David.
"Ck, udah sih. Gue juga bisa menyelesaikan masalah gue sendiri dengan Mila." kata Jho merasa gengsi meminta bantuan Yudha.
Meski mereka bersahabat, tapi ada kalanya Jho merasa malu jika harus terus melibatkan sahabat-sahabatnya. Dan David tahu jika Jho hanya gengsi saja meminta bantuan pada Yudha.
"Halo Yudha, lo masih di kantor?" tanya David.
"Gue lagi di jalan mau cari makan. Ada apa?" tanya Yudha.
"Sekalian beli makanannya, lo nanti ke kantor gue aja makan siangnya. Ada Jho nih di kantor gue." kata David, dan Jho menatap tajam pada David.
"Oke, gue pesan aja ya. Nanti di kirim ke kantor lo aja." kata Yudha.
"Ya, terserah lo aja. Gue tutup."
Klik!
David menutup teleponnya dengan Yudha, dia melanjutkan pekerjaannya yang sebentar lagi selesai. Jho hanya mendengus kasar melihat David seolah tidak masalah dengannya. Tapi memang bukankah membicarakannya dengan pengacara handal akan lebih baik? Jho berpikir, memang dia harus meminta saran pada Yudha tentang masalah perceraian dengan Mila.
Setengah jam berlalu, Yudha pun datang bertepatan pesanan makanan mereka. Yudha dengan santainya duduk di dekat Jho yang sedang melamun, dia heran kenapa sahabatnya itu melamun. David menghampiri, dia juga duduk di depan keduanya. Membuka makanan yang tadi di pesan.
"Jho, ayo makan dulu. Jangan karena lo lagi mikirin masalah Mila, lo jadi ngga makan." kata David memberikan satu kotak makanan pada Jho.
Membuat Yudha mengerutkan dahinya dan melihat ke arah Jho. Benar, ada kegelisahan di wajah Jho. Namun, Yudha tidak bertanya. Dia akan makan lebih dulu baru membahas apa yang di alami oleh Jho.
Ketikanya makan dalam diam, tidak seperti biasanya jika berkumpul di kafe. Mereka sering bercanda, atau mungkin tidak ada Nathan di samping mereka yang biasanya untuk membuat keributan pada kelima sahabat. Dan selesai makan, David memanggil office boy untuk merapikan meja tamunya di kantor agar tidak berantakan.
"Dodo tidak masuk?" tanya David ketika yang datang office girl bernama Nana.
"Tidak pak, katanya istrinya sakit." jawab Nana melirik setiap laki-laki di situ, membuat jantung Nana berdebar karena dia terpesona dengan teman-teman bosnya itu.
"Oh, kamu kenapa jadi grogi begitu? Cepat bereskan!" ucap David, dia tahu OG itu sejak tadi melirik ke arah Yudha dan Jho.
Eh, maaf pak. Saya terpesona, eh itu ada nyamuk di muka teman bapak." kata OG itu dengan cepat membereskan meja itu, kemudian pergi.
"Kenapa dia?" tanya Jho pada David.
"Biasa, pegawai-pegawai di sini pada salah tingkah jika ada kalian semua." jawab David.
"Hemm, ketampanan kita memang terpancar meluas keseluruh penjuru. Membuat para perempuan silau dan terpesona bagi mereka." kata Yudha dengan bangganya.
"Tapi bagi istri-istri kita tidak ada yang tertarik dengan ketampanan kit, buat apa punya wajah tampan tapi drama rumah tangga selalu berakhir buruk." ucap Jho dengan sinis.
Membuat Yudha mengerutkan dahinya, kemudian mendengus kesal. Dia ingin membanggakan diri, tapi justru di patahkan oleh Jho. David hanya tersenyum miring, benar apa yang di katakan oleh Jho itu.
"Oh ya, gue penasaran. Kenapa lo ajak gue kemari, Vid? Ada apa? Biasanya kalau dalam bekerja lo panggil gue pasti ada masalah." kata Yudha.
"Yang ada masalah itu Jho, dia baru saja bertengkar dengan istrinya. Sampai di tinggalkan karena istrinya selingkuh di rumahnya, justru dia yang ketakutan. Mila mengancamnya." jawab David melirik ke arah Jho.
Yang di lirik diam saja, Yudha menatap Jho heran. Bersedekap dan hanya diam saja.
"Apa yang lo takutkan? Ceritakan semuanya kejadiannya sama gue." tanya Yudha.
"Ck, gue tadi siang memergoki Mila selingkuh di rumah gue sendiri. Gue marah, dia bermesraan dengan selingkuhannya di kamar gue. Dan gue menampar dia, dia malah mengancam gue. Entah apa bentuk ancamannya sama gue. Dan gue bilang minggu depan bertemu di pengadilan." kata Jho.
"Gue aneh deh, yang salah istri lo. Tapi kenapa kamu yang takut?" tanya Yudha heran.
"Jho, serahkan semuanya sama Yudha. Jika lo benar-benar ingin bercerai dari Mila, biar Yudha yang mengatasinya. Lo tenang aja." kata David memberi saran.
Jho melihat Yudha yang bersedekap dengan acuh, membuat Jho semakin ciut apakah memang Yudha akan membantunya. Entah kepecayaan diri Jho hilang, dia diam saja. Dan akhirnya Yudha yang bicara, dia tahu Jho ragu padanya.
"Gue memang seperti ini, lo dari dulu kenapa ngga pernah paham sama gue. Gue akan bantu sampai ke akar-akarnya, bagi gue masalah Mila dan lo itu kecil. Apa lagi yang salah istri lo itu." kata Yudha akhirnya bicara pada Jho.
Jho kembali diam, membuat David dan Yudha bingung. Memang apa yang di khawatirkan Jho pada istri brengseknya itu.
"Mungkin gue ngga pernah membahagiakan dia, jadi dia selingkuh sama mantan pacarnya." ucap Jho lirih, membuat David dan Yudha jengah dan berdecih.
"Lo masih cinta sama istri lo itu?" tanya David.
"Kalau dia selingkuh, buat apa ada cinta di hati gue?" ucap Jho sinis.
"Ish, lo tadi kenapa melow gitu mengkhawatirkan istri lo itu? Jelas-jelas lo bilang dia tidak pernah mencintaimu, hanya memanfaatkan harta lo aja." kata David kesal pada sahabatnya itu.
"Masalahnya gue ngga punya bukti lagi untuk mengajukan perceraian sama dia. Bahkan dia punya bukti tamparan tangan gue, dia pasti itu di jadikan alasan untuk memeras gue nantinya. Pembantu gue ceroboh, dia ngga menyimpan cctv yang gue kasih sama dia. Justru di ambil sama Mila, itu yang gue khawatirkan." kata Jho.
"Gue akan bantu lo Jho, bukti itu bukan hanya cctv. Tapi bisa di cari apa saja, bukti tranfer kan ada sama lo. Dan saksi juga ada, pembantu lo juga pasti bantu lo kok. Kenapa juga harus takut?" ucap David.
"Sebentar, ini masalahnya perceraian Jho. Bukan mencari bukti dalam pembunuhan. Gue heran sama kalian ya, pendidikan tinggi tapi ngga mengerti masalah itu." kata Yudha mencibir kedua sahabatnya.
"Jangan menyalahkan pendidikan! Semuanya akan kalah sama cinta buta." ucap David sinis pada Yudha.
"Oke, sekarang bukan saatnya berdebat masalah cinta. Tapi masalah perceraian Jho, gue tahu seluk beluk di pengadilan. Gue tahu pasal apa yang akan menjerat Mila nantinya, asal lo Jho benar-benar ingin bercerai dari istri lo itu. Pasalnya dan alasannya juga nanti berbeda, biarkan Mila membawa bukti visum tamparan lo ke pengadilan nanti. Biar gue yang hadapi, percaya sama gue Jho." kata Yudha dengan sungguh-sungguh.
"Ya baiklah, terserah lo aja Yud. Gue benar-benar sakit hati sama di Mila." kata Jho.
"Ya udah, perkara selesai. Besok lo datang ke kantor gue, ceritakan nanti di kantor gue masalah lo itu." kata Yudha.
"Eh, lo udah tahu Jho udah bercerita semua masalahnya di sini dodol." kata David melempar kertas pada Yudha.
"Ish, buset! Kenapa lo yang jadi emosian. Gue mau dia membuat laporan di kantor gue, nanti gue tambahkan sendiri. Hanya saja secara formalitas jika Jho menyewa jasa pengacara gue yang handal dan cerdas" ucap Yudha dengan bangga.
"Hadeeeeh!"
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
aduhhhh jho apakah cinta mati sm mila sampai segitunya takut u pisah
2023-03-27
0
susi 2020
🙄🙄😲😘
2023-03-14
0
susi 2020
😲😲😲😘
2023-03-14
0