Seperti apa kata adiknya, genk sahabat-sahabat David memang pantas di sebut genk duda meresahkan. Karena memang semua anggotanya tampan dan mapan, tidak di pungkiri jika banyak gadis-gadis yang terpesona pada mereka.
Banyak juga yang berusaha mendekat pada salah satu dari mereka, tapi karena trauma dengan masalah rumah tangga mereka. Jadi mereka memutuskan untuk tidak meladeni para gadis atau wanita yang mencoba dekat padanya.
Entah itu memang pikiran mereka yang sama, atau mereka memang sudah sepakat. Tapi yang jelas belum ada yang berani meladeni dengan serius.
David yang lebih dulu mempunyai kisah pahit dengan rumah tangganya, justru dia semakin dingin ketika sudah berpisah dengan mantan istrinya yang artis itu. Dia sering melihat mantan istrinya menggandeng kekasih baru di televisi ketika di wawancarai atau sedang ada acara talk show.
Malas sekali David melihat mantan istrinya yang terlihat manja pada kekasih barunya. Namun, dia mengakui jika mantan istrinya itu jarang sekali terlihat bahagia ketika bersamanya.
Tuuut
Suara ponselnya berdering, David mengambil ponselnya. Nathan.
"Halo, ada apa?" tanya David.
"Ngumpul yuk di kafe, sudah ada Dion nih." kata Nathan di seberang sana.
"Tumben, dia cepat banget bisa di ajak keluar?" kata David.
"Dia yang ajak teman-teman yang lain juga. Cepat lo datang ke kafe biasa."
"Oke."
Klik!
Malam Minggu memang enaknya kumpul dan nongkrong di kafe sama sahabat-sahabatnya. David suka itu, apa lagi jika malam Minggu ada live musiknya di kafe langganan mereka. Jadi dia suka dengan kafe tersebut.
David segera berganti baju kemeja saja dengan jas kulit. Kemudian dia segera memakai sepatu dan bergegas pergi menemui sahabat-sahabatnya di kafe. David melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, karena tempat kafe tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Sepuluh menit David sampai di kafe, dia memarkirkan mobilnya. Kemudian segera keluar dan masuk ke dalam kafe, mencari keberadaan keempat sahabatnya yang sedang berkumpul. Jho melambaikan tangannya ke arah David, dia pun mendekat.
Merasa heran kenapa tempat berkumpul tidak di tempat biasanya.
"Biasanya di pojok sana, kenapa di sini?" tanya David duduk di sebelah Yudha.
"Kita kesini dadakan bro, mananer kafe juga kaget kita datang tanpa konfirmasi dulu padanya. Tapi ngga masalah sih." kata Yudha mengunyah cemilan di dalam piring.
"Ya, ini Dion yang ngajak. Jadi mendadak, tapi ngga madalah sih. Ini kan malam Minggu, suadana kafe juga ramai pengunjung."
"Apa hubungannya?"
"Ngga ada."
"Hemm."
"Dion, lo udah sembuh?" tanya David, membuat yang lain heran.
"Memang Dion sakit apa?" tanya Jho.
"Kan baru satu bulan kehilangan istri, kupikir dia masih mendekam aja di dalam kamar." kata David.
"Gue lama-lama di kamar terus semakin ingat almarhumah istri. Jadi, gue pikir mending kita ngumpul aja. Sembari merencanakan sesuatu apa gitu." kata Dion.
"Merencanakan sesuatu?" tanya mereka serempak.
"Ya, barangkali mau merencanakan liburan bersama kemana gitu. Gue setuju aja." kata Dion dengan santainya.
Semua saling pandang, dan menghela nafas panjang. Yudha belum berani ambil cuti, karena satu minggu lalu dia sudah keluar kota sambil liburan. Nathan, tidak bisa meninggalkan Kevin sendirian di rumah.
Jhonatan, minggu-minggu ini ada rapat penting untuk pembuatan tower baru di beberapa daerah, jadi dia tidak bisa. Sedangkan David, memang ada waktu yang ingin dia gunakan untuk liburan. Tapi dia belum tahu mau liburan kemana.
"Kenapa kalian pada diam?" tanya Dion heran.
"Gue ngga bisa, Kevin nanti siapa yang jaga." kata Nathan.
"Kan ada pembantu lo? Atau lo cari baby sitter kek buat jaga anak lo itu." kata Dion memberi saran.
"Gue juga minggu ini ngga bisa, Ion." jata Jho.
"Ck, kalian selalu bisa memaksa gue untuk kumpul. Tapi sekarang merencanakan saja kenapa ngga bisa? Gue juga tahu kalian sibuk tapi kalau membicarakan rencana sekarang memang ngga bisa?!" tanya Dion agak meninggi nada bicaranya.
David yang sejak tadi paham akan maksud Dion pun bersuara. Dia menenggak minumnya sedikit.
"Memang rencana liburannya kapan yang lo maksud, Dion?" tanya David.
"Ya terserah kalian, kan waktu kalian yang harus di sesuaikan kan dengan kita semua." jawab Dion.
"Bulan depan gue bisa." kata David mantap.
"Oke kalau bulan depan, gue juga bisa kok." kata Yudha.
"Gimana lo Jho?" tanya Yudha.
"Bisa."
"Ya udah deal, bulan depan kita rencanakan liburan." kata David.
"Lo ngga tanya gue bisa apa ngga?" tanya Nathan.
"Gue yakin lo bisa, jadi ngga usah di tanya lagi. Sekarang kita mau liburan kemana bulan depan?" tanya David.
"Ke kampung janda." jawab Dion mantap.
"Apa?!"
Semua nampak kaget dengan jawaban Dion yang aneh dan mengejutkan. Saling pandang satu sama lain, lalu mereka ada yang mengambil minum dan meminumnya. Ada yang memakan cemilan hanya Nathan yang terlihat antusias dengan rencana Dion itu.
"Gue setuju." jawab Nathan dengan antusias, membuat David, Yudha dan Jho menatapnya heran.
"Gimana yang lain?" tanya Dion melirik sahabat yang lain satu persatu.
"Gue pikirkan deh." jawab David kali ini.
"Iya, gue juga di pikirkan dulu. Lagi pula, kenapa lo sampai tercetus di pikiran mau ke kampung janda sih? Mau apa coba?" tanya Yudha.
"Mau ketemu nenek kebayan." jawab Dion santai mengunyah kacang garingnya.
"Eh, lo percaya sama nenek kebayan itu?" tanya Nathan.
"Emm, ngga juga. Cuma ingin lihat kampung itu lagi, kira-kira bagaimana perubahan kampung itu setelah kita tinggal beberapa tahun." kata Dion dengan santai.
Kembali semua menatap Dion heran, motivasinya ke kampung janda berbeda dengan Nathan.Tidak ada yang menarik di kampung itu, ketika di masuki karena kuliah kerja nyata. Kelima sahabat itu malas sekali datang ke kampung itu. Tapi sekarang Dion meminta datang lagi kesana? Setelah beberapa tahun?
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
bisa banget sahabatn nasibnya sama yah
2023-03-27
1