Jho dan David menghabiskan makanannya, mereka lalu makan salad buah. Ponsel David berbunyi, Dion.
"Halo?"
"Lo di mana?"
"Gue sama Jho di atas sedang makan. Kenapa?"
"Haish, lo makan ngga ngajak-ngajak. Ya udah, gue sama Yudha dan Nathan kesana."
"Iya."
Klik!
Sambungan telepon terputus, David memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian melanjutkan makan saladnya.
"Mereka mau kesini?" tanya Jho.
"Ya, mereka kelaparan. Jadi mau makan juga." jawab David.
Tak berapa lama, ketiganya menghampiri David dan Jho yang kini sedang santai bermain game di ponselnya. Yudha menepuk pundak David laly duduk di sampingnya, begitu juga Dion dan Nathan.
"Kalian udah makan?" tanya Nathan.
"Ya, lo kalau mau makan panggil aja pelayannya." jawab Jho.
David berinisiatif sendiri memanggil pelayan yang tadi bernama Seruni. Kebetulan yang sedang diam di tempat pelayan duduk hanya Seruni yang sedang diam. Akhirnya Seruni pun mendekat, dia kaget ada tiga laki-laki tampan lagi duduk dengan kedua laki-laki yang tadi memesan makanan.
Seperti biasa, Jho menatap Seruni yang berjalan ke arah mejanya. David berdehem dan mengatup bibirnya. Membuat ketiga sahabatnya itu bingung. Seruni mendekat sembari tersenyum dan bertanya dengan sopan pada David yang tadi memanggilnya.
"Ada yang mau di pesan lagi tuan?" tanya Seruni.
"Menu seperti yang tadi ya, Seruni." jawab Jho membuat yang lain menatap Jho heran dan bingung.
"Tunggu dulu, memang kalian pesan menu apa?" tanya Nathan.
"Nasi padang." jawab David.
"Eh, mana ada di kafe ada nasi padang." kata Dion bingung.
"Adalah, lo ngga pernah ke kafe Bundo Salero di Jakarta?" kini Yudha menimpali.
"Ngga bisa, mana buku menunya mbak?" tanya Nathan dengan kesal.
Membuat Seruni tersenyum, dia lucu sendiri dengan kelima laki-laki tampan di depannya. Tanpa sadar dia melirik ke arah Jho yang sejak tadi menatapnya. Seruni salah tingkah di tatap Jho seperti itu, dia menunduk malu.
"Ehem! Ada yang curi-curi pandang ini." kara David memakan sisa saladnya tadi.
Membuat Jho mengalihkan pandangannya ke arah lain. Seruni pura-pura mencatat apa yang akan di pesan oleh ketiga sahabat Jho.
"Saya mau, steak potatos aja. Malam-malam ngga boleh makan makanan berat." kata Yudha.
"Samakan ya mbak yang duanya, minumnya jus jeruk." kata Dion.
"Salad buah ya mbak tambah lagi satu porsi."
"Lima aja sekalian." kata Jho.
"Baik, tiga steak potatos ya tuan dan jus jeruk serta lima salad buah." kata Seruni.
"Ada lagi mbak." kata Jho.
"Ya tuan, apa?" tanya Seruni.
"Satu cinta ya satu untuk saya."
"Hwuuuaaa!!!"
Semua sahabat-sahabat Jho bersorak, mereka terkejut dengan ucapan gombal Jho pada Seruni. Membuat Seruni malu bukan main, orang-orang di kafe tersebut saling menatap aneh. Kenapa kelima laki-laki tampan berteriak senang.
"Baik tuan, ada lagi?" tanya Seruni pada yang lain, wajahnya merona karena malu telah di gombali Jho.
"Tidak ada mbak, jangan lupa satu cintanya ya." kata David dengan senyum mengembang.
Seruni pun kembali ke tempatnya, dia benar-benar malu di goda oleh laki-laki tampan. Teman-teman Seruni yang melihat dari jauh bertanya kenapa dia tersenyum sendiri dan kaget tadi teriakan para genk duda itu.
Dion, Yudha dan Nathan yang tadi tidak tahu asal mula kenapa Jho bisa menggombal pada pelayan tadi.
"Eh, tapi dia benar cantik lho. Senyum malu-malunya aja itu manis banget." kata Dion.
"Iya benar. Jho, lo naksir pelayan tadi?" tanya Nathan.
"May be yes may be no." kata Jho membuat jawaban ambigu bagi ketiga sahabatnya.
"Ish, lo bilang aja kalau suka. Ngga masalah kan, genks?" tanya Nathan.
"Ngga masalah, pelayan itu hanya status saja. Yang penting memang dia baik buat lo aja, Jho." kata Yudha.
"Ya, gue pikirkan nanti." kata Jho.
Sepuluh menit makanan pun datang, kali ini dua orang. Karena Seruni tidak bisa membawa banyak piring dengan banyak pesanan. Jadi dia membawa teman satu pelayan. Dia menata dengan rapi, kali ini dia canggung karena semua mata kelima laki-laki itu memandang padanya.
Terutama Jho yang sejak kedatangan Seruni terus menatapnya. Setelah selesai, Seruni pun kembali ke tempat pelayan. Dion menatap Jho yang sepertinya kecewa Seruni kembali ke belakang.
"Lo kalau suka, bilang aja Jho. Samperin dia sepulang dari sini. Bisa juga lo tungguin dia pulang di depan." kata Yudha.
"Ck, kan ngga tahu dia pulang jam berapa. Lama kalau menunggu dia pulang." jawab Jho.
"Ya, minimal minta nomor teleponnya. Atau alamat rumahnya, Jho." kata Dion mengunyah steaknya.
"Ya, gue akan lakukan apa pun jika benar gue suka sama gadis itu. Gue juga ngga mau terlalu cepat menyimpulkan ini cinta." kata Jho.
"Apa salahnya di coba. Bukankah cinta awalnya biasa saja, nanti lama-lama akan manis ketika sering bertemu." kata David dengan antusias, Jho mencibir apa yang di katakan David.
"Gue percaya dengan ucapan lo, tapi lo ngga percaya kalau cinta juga butuh proses bro."
"Emm, memang ada baiknya kita cari pasangan yang biasa saja. Jadi ibu rumah tangga yang baik, dan tidak terlalu banyak mrnuntut. Yang gue temukan selalu saja wanita-wanita yang mempunyai syarat berat." kata Yudha mengunyah steak terakhirnya.
"Benar, gue pikir juga memang apa salahnya mencoba pada wanita biasa. Benar apa yang di katakan Yudha, mencari wanita yang biasa saja. Yang tidak terlalu banyak syarat, kalau yang seperti itu di mana mencarinya?" tanya Nathan.
"Pasti akan bertemu, asal jangan membatasi pergaulan. Tidak hanya kalangan eksekutive muda saja, tapi juga seperti pelayan Seruni itu." kata Jho.
"Wuiiih, udah tahu namanya aja nih lo Jho. Ayolah kejar dia Jho, dia manis juga Jho." kata Dion.
"Hahah, santai aja bro. Baru juga malam ini, kan ada malam berikutnya." kata Jho.
"Hei, ingat. Kita di sini cuma empat hari, harus gerak cepat."
"Oke! Kalian terlalu memaksa, gue hanya tidak mau dia tambah kesal jika gue terus saja memaksa dia untuk gue dekati." kata Jho.
"Benar juga, okelah. Terserah lo aja Jho, kami pasti mendukungmu." kata Nathan.
Semua tampak diam, mereka memang sangat kompak tentang apa pun. Mendukung siapa saja yang lebih dulu mendapatkan gadis impiannya tanpa harus menikung sahabat lainnya. Untuk Jho tidak ada yang saling mendahului, tapi entah kapan mereka pasti akan menghadapi perselisihan.
Malam semakin larut, kelima sahabat itu masih betah untuk duduk nongkrong di kafe and resto. Di mana Seruni bekerja di sana sebagai pelayan. Sengaja memang mereka menunggu kafe tutup dan akan di usir oleh manajernya.
Dari sana Jho akan mendekat pada Seruni, meski dia mengelak atas dukungan dan tebakan dia menyukai Seruni. Hanya David yang tahu kalau Jho itu memang menyukai pelayan Seruni.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Tatik Damara
Pepet Jho seruninya ,
2023-02-06
0
Sus Susyla
pepet trs jho
2022-12-08
0