Sidang perceraian Jho berjalan lancar, Yudha semakin di kenal oleh kalangan sosilita tentang kepiawaiannya dalam mengawal orang-orang yang ingin jadi pengacaranya. Bahkan kini banyak artis yang meminta bantuannya dalam perceraian maupun kasus pencemaran nama baik bagi si artis.
Yudha bahkan sering bertemu artis-artis di kantornya, berkunjung sekedar meminta nasehat atau berbincang masalah sengketa harta dan banyak lagi.
Yudha memang tampan, banyak juga artis muda yang dekat dengannya. Atau para mahasiswi yang magang di kantor hukumnya. Mereka juga sering salah tingkah jika Yudha memberi pengarahan tentang kasus atau cara menjadi pengacar yang handal.
Nama Yudha semakin terkenal ketika dia menjadi pengacara seorang diva Indonesia yang ingin bercerai dengan suaminya. Dan semakin banyak pula artis semakin dekat dengannya. Hingga Marsya, istri Yudha jadi jengah dengan kedekatan suaminya dengan para artis.
Malam hari Yudha pulang dari kantornya sekitar sembilan malam. Dia benar-benar lelah sekali setelah seharian wara wiri pengadilan dan juga di rumah sang diva untuk konverensi pers mengenai pencemaran nama baiknya yang di pertaruhkan oleh oknum tertentu.
Jadi, sang diva tidak terima. Dan dia menyewa Yudha sebagai pengacaranya. Setelah memarkirkan mobilnya di depan halaman rumah, Yudha keluar. Dia melonggarkan ikatan dasinya kemudian masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam rumah dia di sambut oleh Marsya yang dia menatap suaminya yang baru pulang dengan tatapan sendu. Yudha heran, kenapa Marsya seperti itu tatapannya padanya. Yudha pun mendekat dan bertanya padanya.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Yudha mendekat.
"Apa setiap hari harus pulang malan terus mas?" tanya Marsya, membuat heran Yudha.
"Kan memang aku lagi banyak pekerjaan sayang jadi pulang malam terus. Ini aku sengaja pulang jam sembilan agar kamu tidak menunggu terlalu lama jika jam sebelas malam. Kenapa memangnya?" tanya Yudha lagi.
"Kamu senang ya selalu di dekati artis-artis cantik." kata Marsya, membuat Yudha semakin tidak mengerti.
"Lho, mereka butuh pengacara seperti aku. Jadi wajarlah jika aku dekat dengan mereka. Memangnya ada apa?" tanya Yudha masih bersabar meski tubuhnya benar-benar lelah.
"Tapi kamu suka kan mas?" tanya Marsya lagi.
"Aku ngga mengerti pertanyaanmu Marsya, aku lelah. Aku mau mandi, dan istirahat." kata Yudha mengabaikan pertanyaan Marsya dan berlalu meninggalkan Marsya.
"Aku ngga suka kamu dekat dengan artis-artis centil itu mas!" kata Marsya berteriak sambil menangis.
Yudha berbalik dan mendekat pada istrinya, dia memegang pundak Marsya. Namun di tepis oleh Marsya. Yudha menghela nafas panjang, dia tahu istrinya cemburu berlebihan. Jadi dia harus lebih bersabar untuk menjelaskan pada Marsya.
"Sudah, jangan bahas itu. Aku lelah, dan ayo kita tidur saja." kata Yudha tanpa mempedulikan protes istrinya.
"Mas, apa kamu dengar dengan ucapanku tadi?" tanya Marsya.
"Ya, aku dengar." kata Yudha lebih baik mengalah dari pada berdebat malam-malam membuat emosinya akan naik.
Marsya pun menurut, dia ikut apa kata suaminya. Masuk ke dalam kamarnya dan menunggu Yudha selesai mandi juga beristirahat malam ini. Meski pikiran Marsya tidak tenang, dia tetap menurut. Besok dia akan bicarakan lagi dengan suaminya itu.
_
Kini Yudha semakin sibuk dengan pekerjaannya, ada seorang istri dari seorang konglomerat meminta bantuannya sebagai pengacaranya dalam merebut harta dari keluarga suaminya yang serakah. Dia cantik, masih muda dan juga selalu menjaga bentuk tubuhnya.
Siapa pun akan tertarik. Orang-orang yang melihat Yudha dengan istri almarhum konglonerat itu sangat cocok dengan Yudha, meski perempuan itu lebih tua dari Yudha. Tapi, meski selalu di gosipkan dengan para kliennya Yudha tetap setia pada Istrinya.
Suatu hari, pagi jam tujuh perempuan itu datang ke rumah Yudha. Niatnya untuk memberikan berkas bukti bahwa harta yang di perebutkan itu adalah miliknya dan akan di proses oleh Yudha. Yudha memberitahu akan datang lebih cepat di kantor, dan bertemu di sana.
Tapi rupanya, janda cantik itu tidak sabar ingin memberikannya pada Yudha. Dan akhirnya dia datang ke rumah Yudha, dia tidak tahu jika kedatangannya itu justru akan menyulut emosi istri Yudha, Marsya.
"Mas, buka gerbangnya." kata janda cantik itu.
"Oh, maaf bu. Ibu siapa ya?" tanya satpam dengan sopan.
"Jangan ibu panggilnya, aku masih muda!" katanya kesal.
"Oh, maaf. Emm nyonya cari siapa?" tanya satpam.
"Nah, begitu. Pak Yudha ada?" tanya janda cantik itu.
"Ada, tapi sebentar lagi juga berangkat ke kantor. "
"Saya klien pak Yudha, bisa kan saya masuk ke dalam rumahnya?" tanyanya.
"Bisa nyonya."
Satpam membuka gerbangnya dan mobil alphard putih itu pun masuk. Satpam menggelengkan kepala saja, dia tidak tahu akan terjadi apa jika nyonya Marsya tahu ada klein cantik datang ke rumah suaminya dan bertemu dengannya.
"Bakal terjadi perang dunia ke empat ini." gumam satpam.
Mobil alphard itu berhenti di depan halaman rumah Yudha yang megah dan besar. Janda cantik itu keluar dan menuju pintu rumah Yudha kemudian memencet bel.
Ting tong
Ting tong
Dua kali dia memencet tombol, keluar Marsya memicingkan matanya. Janda itu tersenyum ramah, sedangkan Marsya terlihat curiga. Memperhatikan dari atas sampai bawah janda cantik itu.
"Selamat pagi." sapanya.
"Pagi, anda siapa?"
"Saya klien pak Yudha. Apa saya bisa bertemu dengan pak Yudha?" tanyanya lagi masih dengan senyum manisnya.
Marsya mendengus kesal, dia lalu mengangguk dan menyuruh janda itu masuk. Dengan senang janda itu masuk mengikuti Marsya menuju ruang tamu. Setelah di persilakan duduk, Marsya pun meninggalkan tamu suaminya itu dan naik tangga menuju kamarnya.
Dengan wajah cemberut dan marah, Marsya mendorong pintu kamarnya. Mencari suaminya yang sedang memakai dasi di dalam walt in kloset.
"Bagus ya mas, sekarang mereka berani datang ke rumah kita." kata Marsya membuat Yudha bingung.
"Kamu ngomong apa?"
"Tuh, di bawah. Klienmu yang cantik sudah ada di bawah, mungkin mau menjemputmu. Dia kelihatannya senang sekali." kata Marsya.
"Apa sih kamu. Kan dia cuma klien, lagi pula setiap klienku tidak pernah kusuruh datang ke rumah. Karena aku tahu, kamu orangnya cemburuan." kata Yudha.
"Terus, yang di bawah itu siapa? Dia bilang klien kamu. Katanya ngga menyuruh dia datang, tapi kenyataannya dia datang juga ke rumah." kata Marsya.
"Sudahlah, aku pusing mendengar kamu yang terlalu curiga sama aku. Sudah kubilang, aku ngga pernah macam-macam. Jika mereka menyukaiku, ya karena mereka tahu aku handal dalam pekerjaanku." kata Yudha.
"Tapi aku kesal mas, semua klienmu cantik-cantik." ucap Marsya.
"Kamu lebih cantik dari siapapun Marsya. Jangan ragukan kesetiaanku. Aku pergi dulu." kata Yudha.
Dia keluar dari dalam kamarnya dan turun ke bawah. Ingin tahu siapa klien yang dengan berani datang ke rumahnya, apa lagi pagi-pagi begini sudah datang menemuinya. Membuat Marsya berpikir macam-macam padanya.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
waduhhh yudha sebenarnya setia tp yah namanya perempuan cemburu lbh tinggi dr logikanya
2023-03-27
0
Windy Lyana
satpam nya jg suka lihat perang.udah tau nyonya rmh bakal marah koq ttp di buka in gerbang.😂😂😂😂😂
2022-09-26
3