Semua nampak kesal kenapa genk Kikan semua ikut liburan, mereka menatap tajam pada Nathan yang membolehkan adiknya itu ikut liburan. Nathan jadi tidak enak dengan keempat sahabatnya yang merasa terganggu dengan teman-teman adiknya yang selalu membuat keributan di dalam pesawat juga.
"Kikan, suruh diam teman-temanmu itu. Bikin malu aja." kata Nathan dengan kesal.
"Teman-teman, jangan narsis dong. Tuh, para duda jadi terganggu." kata Nisya dengan lantangnya memberitahu pada teman-temannya.
Terang saja, semua mata penumpang menuju ke arah kelima laki-laki tampan yang sedang diam. Menahan malu karena ulah Nisya yang menyebut mereka duda di depan umum.
Ada yang berdecak kagum menatap kelimanya, ada juga yang mencibir. Bahkan ada yang mencoba melirik menggoda mereka, apa lagi yang duduk bersebelahan dengan mereka. Tak sedikit ada juga laki-laki yang menggoda mereka.
"Eh, duda ya? Waah, cakep bener. Mau dong jadi simpanannya." kata salah satu yang kebetulan dekat dengan Yudha.
"Simpanan? Memangnya lo deposito simpanan?!" kata Yudha kesal.
"Iih, si abang kenapa sewot. Aku juga mau lo sama si ganteng di sana lho, kelihatan cool banget deh. Eike suka lho ya, sini bang." kata seorang waria menunjuk dan melirik pada David.
Membuat David menggidikkan pundaknya dan tersenyum miring. Ada juga tante-tante bahenol yang selalu melirik Dion dengan menggigit jarinya.
"Oh tidak, ini benar-benar malapetaka banget." ucap Yudha di amini oleh keempat sahabatnya.
"Kapan pesawat landing?" tanya Jho yang tidak tahan ingin cepat keluar dari pesawat.
"Sepuluh menit lagi, sabar Jho." kata Nathan.
"Ini gara-gara adik lo tuh, kesel gue." kata Jho lagi.
Nathan diam saja, dia sedang memberikan susu pada anaknya Kevin. Sedangkan Kikan and the genk sedang asyik sendiri dengan selfie di dalam pesawat. Meski di peringati oleh pramugari agar tidak mengambil gambar di dalam pesawat, namun mereka tetap saja berselfie ria.
Mau tidak mau, pramugari tersebut hanya diam saja. Selama yang lain tidak merasa terganggu, maka mereka membiarkannya. Jika mereka membuat ribut, terpaksa mereka akan mengambil ponselnya dan di serahkan nanti setelah mau keluar dari pesawat.
_
Sampai di hotel yang sudah di pesan, kini kelimanya masuk ke dalam kamar masing-masing. Tidak peduli dengan teman-teman Kikan, yang mereka inginkan itu liburan dan tidur di dalam kamar hotel yang nyaman.
"Kan, gimana ini? Abangmu ngga kasih kita kamar hotel buat kita?" tanya Winda kesal karena sejak tadi dia hanya duduk di lobi saja.
"Ya gimana, kalian yang maksa ikut liburan. Gue kan udah bilang, cuma gue yang ikut. Kalian maksa ikut. Abang gue ngga mau tanggung jawab." kata Kikan.
"Ya udah, kita tidurnya di kamar lo aja." kata Sesil.
"Eh, ngga bisa! Kamar gue sempit!" ucap Kikan.
"Lo tega banget Kan, lo ngga setia kawan!" ucap Nisya dengan kesalnya.
Kikan cemberut, dia lalu memgambil kopernya dan hendak pergi. Di susul Winda dan Sesil dengan tatapan sinisnya. Kikan mendengus kasar, dia memang memberitahu akan pergi liburan dengan abangnga Nathan. Tapi tidak tahunya teman-temannya itu justru mau ikut.
Mereka rela membayar tiket sendiri pulang pergi, karena kelima duda itu tidak bertanggung jawab pada mereka. Hanya ikut menumpang tidur dengan Kikan, tapi Kikan tidak mau.
"Hei, tunggu! Mau kemana?" tanya Kikan akhirnya mengejar mereka.
"Kita mau pulang!" jawab Winda.
"Ish, jangan gitu dong. Kita berangkat sama-sama, harus pulang sama-sama juga." kata Kikan.
"Ya sih enak ada abang lo, kita mau apa di sini? Kelima duda itu tidak mau bertanggung jawab sama kita. Jadi buat apa lo peduli sama kita." jawab Nisya.
"Ya udah, ayo tidurnya di kamar gue deh. Nanti gue bilang sama bang Nathan, kalian tidur dengan gue." kata Kikan.
"Nah, gitu dong Kan. Lo harus setia kawan sama kita, sejak tadi kan lo cuma kesal aja sama kita. Kan lo sendiri yang ajak kita liburan." kata Sesil.
"Ya udah, ayo kita ke kamar." kata Kikan.
Keempat gadis itu pun akhirnya pergi ke kamar hotel Kikan yang sudah di pesan oleh Nathan. Mereka sangat senang, liburan kali ini benar-benar low budget. Meski para duda itu tidak peduli, tapi mereka juga sering kok di traktir makan di hotel.
Malam hari, kelimanya pergi ke klub malam. Mencari hiburan di sana sambil menikmati musik untuk berdansa.
"Eh, si Kevin sama siapa?" tanya David.
"Ada Kikan, dia udah tidur sih." jawab Nathan menenggak minumannya.
"Tapi adik lo itu kan ada teman-temannya, pasti bikin rusuh dan membuat anak lo terbangun." kata Dion ikut menimbrung dan menenggak minumannya.
Mata Jho terpaut pada seorang gadis yang sedang melayani pelanggan di sana. Sesekali menenggak minumannya, namun matanya tetap pada seorang gadis manis. Jho tersenyum, dia ingin menghampiri gadis pelayan itu. Namun tiba-tiba di urungkan karena di dalam kerumunan orang-orang yang sedang berjoget itu ada seorang perempuan yang dia kenal.
Jho menatap tajam pada perempuan yang sedang berjoget di kelilingi tiga laki-laki sambil membawa minuman. Jho membuang kasar nafasnya, kemudian dia menenggak minumannya lagi.
Yudha memperhatikan apa yang di lihat Jho, dia tahu Jho sepertinya sedang kesal. Karena mantan istrinya ada di lantai dansa sedang berdansa dengan tiga laki-laki.
"Jho, lo baik-baik saja?" tanya Yudha.
"Ya, kupikir memang kehidupan Mila seperti itu. Tidak jauh dari banyak laki-laki, lihatlah. Dia begitu menikmati ketika banyak laki-laki menyentuhnya. Sangat menjijikkan!" kata Jho.
"Bagus Jho, kupikir lo tidak akan melupakan Mila. Dan sekarang lo tahu sendiri, kalau kelakuan mantan istri lo seperti itu." kata Yudha.
Jho hanya diam saja, dia beralih pandangan ke arah pelayan yang tadi dia temukan. Tapi setelah pandangannya menyapu kesemua arah, ternyata tidak ada gadis itu.
"Kemana dia ya?" gumam Jho.
"Lo cari apa Jho?" tanya David melihat Jho mencari seseorang.
"Tadi, ada cewek manis." jawab Jho.
"Cewek? Lo kenal?"
"Bukan, dia pelayan tadi. Sepertinya pelayan di sini."
"Jadi lo udah melupakan Mila sesungguhnya? Karena tadi gue lihat Mila saka tiga laki-laki berjalan keluar dari lantai dansa tadi." kata David lagi.
"Gue ngga pedulikan dia, biarkan saja dia bersenang-senang. Memang dia tidak bisa hanya menetap satu laki-laki saja." kata Jho.
David mengangguk, karena dia juga melihat Mila benar-benar seperti seorang perempuan murahan. Di sentuh di berbagai titik sensitifnya hanya diam dan tertawa saja, seolah itu baginya sangat menyenangkan. David juga jijik melihat perempuan murahan seperti Mila, mantan istri Jho.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Fida gemoy 😉
kenapa gak jodohkan Kelima duda itu sama ,besty Kikan biar seru Thor????
2023-04-01
0
Pia Palinrungi
mdh2 dipertemukan jodoh yg baik yah thor biaf mereka semua bahagia
2023-03-27
0
Mariana Frutty
✔️
2023-02-07
0