Nathan melihat Yudha sangat marah, dia hanya diam saja ketika Yudha memberitahu jika dia datang ke kantornya oleh bagian resepsionis. Semua pegawai tahu teman-teman bos mereka sangat tampan dan juga sering berkunjung satu sama lain. Dan kebetulan juga Dion sedang berkunjung ke kantor Nathan.
Mereka berdua juga heran dengan sahabatnya itu. Nathan ingin bertanya tapi sepertinya Yudha belum mau di tanya-tanya, jadi Nathan dan Dion hanya ikut duduk di sofa sambil menunggu Yudha sendiri yang cerita.
"Than, lo punya minuman ngga?" tanya Yudha.
"Eh, minuman apa?" tanya Nathan bingung.
"Udah deh, jangan berlaga pikun lo!" kata Yudha kesal.
Nathan menghela nafas panjang, dia kemudian bangkit dari duduknya menuju lemari berangkasnya. Di mana minuman wyne dia sembunyikan di sana. Ketika dia suntuk, maka dia akan meminumnya sedikit atau paling banyak dua gelas.
Itu pun tanpa sepengetahuan siapa pun, bahkan istrinya Nathan saja tidak tahu. Entah kebetulan atau bagaimana, Nathan juga sedang ada masalah dalam rumah tangganya. Nathan kembali lagi ke sofa membawa tiga gelas dan satu botol wyne.
"Lo ada apa sih? Datang-datang minta minum, lo bertengkar lagi sama istri lo itu?" tanya Nathan tidak tahan juga bertanya.
Dia menuangkan wyne ke setiap gelasnya, Yudha langsung menenggaknya sampai habis. Dion masih tetap diam, tidak ikut minum. Yudha bahkan mengambil botol dari tangan Nathan dan menuangkannya lagi ke dalam gelasnya.
"Yudha, lo kalau ngga mau cerita. Pulang aja sana, jangan mabuk di sini." kata Nathan.
"Siapa yang mau mabuk? Gue mau menenangkan pikiran." kata Yudha.
"Kalau begitu, cerita kenapa? Jangan di pendam sendiri aja. Memang ada apa sampai lo begini?" tanya Dion.
"Ternyata Marsya sudah menyiapkan gugatan cerai buat gue. Niat gue ke rumah mama mertua ingin menyusul Marsya pulang, tapi dia tidak ada. Justru mama kasih amplop isi gugatan cerai, gue marah. Gue langsung tanda tangan terus pergi." kata Yudh lagi menenggak wynenya lagi.
Nathan dan Dion hanya mendengarkan saja, menghela nafas panjang. Dion beruntung punya istri sebaik Lea, sekarang dia sedang mengandung anaknya. Meski baru seumur jagung usia pernikahan mereka, tapi dia bahagia. Dengan cepat akan mendapatkan momongan dari istrinya itu.
Nathan sendiri juga ada masalah dengan istrinya, dia berselingkuh. Namun Nathan mencoba diam saja, ingin tahu sejauh mana istrinya itu bermain api dengan laki-laki lain. Apa lagi ada anaknya yang baru berusia dua puluh bupan yang harus di jaga olehnya dan juga mamanya.
Yudha melirik ke arah Dion, dia meminum kembali wynenya sampai di botol tinggal seperempat. Membuat Nathan kaget dan kesal.
"Lo kesini cuma mau mabuk aja, Yudh?" tanya Nathan.
"Iya, gue pusing. Pekerjaan gue banyak, istri gue. Maksudnya mantan istri gue itu konyol, bodoh. Menolak gue yang tampan jadi suaminya. Hah! Sialaan!" teriak Yudha.
"Udah Yud, jangan di sesali. Seperti apa kata lo, lo itu tampan, mapan juga cerdas dan terkenal. Carilah cewek yabg lebih baik dari istri lo itu. Gue pikir itu sih akal-akalan si Marsya aja dia minta cerai dari lo. Mungkin aja dia punya selingkuhan." kata Nathan dengan sengit.
"Lo jangan nuduh sembarangan Nath, belum tentu semua cewek seperti itu." kata Dion.
"Ya buktinya, mereka dapatkan kita. Menikah dengan kita, dengan kemapanan dan ketampanan yang sempurna. Tapi malah di manfaatkan dan di selingkuhi. Apa yang mereka cari." kata Nathan dengan kesalnya.
"Lo lagi curhat sama gue tentang istri lo juga selingkuh?" tanya Dion.
"Jadi, istri lo selingkuh juga Nath? Hahah!"
"Berisik lo! Gue belum nemu bukti dia selimgkuh, tapi kata anak gue dia sering banget lihat om katanya. Entah itu om siapa." kata Nathan.
"Ya mungkin aja yang anak lo lihat itu supir istri lo itu." kata Dion.
"Anak gue ngga menunjuk om ke supir istri gue. Hanya bilang om om aja, kan gue jadi curiga. Makanya gue mau cari tahu, yang di maksud om sama anak gue itu siapa." kata Nathan.
Yudha sudah tidak mendengarkan pembicaraan antara Dion dan Nathan, dia sudah mabuk namun dia lebih baik tidur di kantor Nathan. Nathan sendiri bingung jika Yudha harus ketiduran di kantornya.
"Bagaimana ini Dion, Yudha mabuk. Dia tidur lagi, mana gue mau pulang." kata Nathan.
"Udah, tinggal aja. Suruh satpam untuk berjaga aja kalau dia bangun, kasih tahu kita pulang." kata Dion yang juga bersiap untuk pulang.
"Ya udah, kita tinggalkan dia saja."
Nathan mengambil botol dan gelas itu, kemudian menyimpannya lagi. Setelah semua beres, dia keluar di susul oleh Dion. Sedangkan Yudha tergeletak di sofa begitu saja.
_
Sementara itu, malam hari. Dion baru saja tiba di rumahnya, istrinya sedang berkunjung ke rumah ibunya. Katanya mau menginap di sana semalam. Karena sedang hamil muda dan mengidam ingin menginap di rumah ibunya, Dion pun mengizinkannya pergi. Sedangkan dirinya tidak ikut karena besok harus bertemu klien penting.
Dion bergegas mandi dan beristirahat. Bunyi telepon terus menerus tanpa Dion tahu, dia merasa segar mandi air hangat di malam hari setelah pulang kerja. Beberapa kali telepon berbunyi, hingga Dion selesai mandi pun ponselnya terus berdering.
Dion mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon. Ternyata mama mertuanya, Dion menjawabnya.
"Halo ma?"
"Dion, mama ada di rumah sakit sekarang.istrimu Lea kecelakaan." kata mama mertuanya.
"Apa?! Kecelakaan?!" kata Dion mulai panik.
"Iya, cepat datang ke rumah sakit ya!"
"Di mana rumah sakitnya, rumah mama kan jauh?"
"Rumah sakit Husada, dekat dengan kantor pemadam kebakaran."
"Ya baik, Dion segera kesana."
Klik!
Setelah mendapat telepon dari mertuanya, Dion segera memakai baju. Dia khawatir istrinya kenapa-kenapa, firasatnya dari kemarin tidak enak sejak istrinya meminta bertemu dengan mamanya. Dia pikir memang istri sedang hamil muda harus di turuti.
Tapi jika mendapat kabar seperti itu tentang istrinya, dia sangat menyesal telah mengizinkannya pergi sendiri. Dia ingat tiga hari lalu Lea selalu menempel terus padanya, dengan wajah sedih dan seakan tidak mau berpisah.
Tiba-tiba Dion menangis, dia tidak mau berpisah dengan istrinya yang baru saja tiga bulan setengah itu di nikahi.
"Tidak Lea, kamu harus selalu ada buatku." gumam Dion di sepanjang jalan menuju rumah sakit yang di tunjuk mertuanya.
Pikirannya benar-benar kacau, dia takut Lea mati dan dia akan jadi duda seperti sahabat-sahabatnya. Dia tidak mau itu, mobil melaju dengan kencang membelah jalanan. Tak peduli beberapa orang ada yang meneriakinya meski jalanan sepi, tapi ada saja yang tidak suka dengan pengendara yang mengebut di jalanan.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
waduhhh ada aja yah siduda2 ini, kisah2 nya
2023-03-27
0
Sus Susyla
di baba sebelum y jelas2 meregoki istri di kamar lg sm cowok lain..ko bsa blg gb pya bukti
2022-12-08
1
Dasih Sunarti
marsya g sanggup liat yudha tenar
2022-11-30
0