Jho melajukan mobilnya pelan, belum ada obrolan di antara mereka. Seruni terlalu malas untuk bicara dengan orang yang mengancamnya tadi. Dia mau ikut dalam mobil Jho karena perutnya sudah tidak enak.
"Di mana rumahmu?" tanya Jho tanpa melihat Seruni.
"Saya tidak punya rumah." jawab Seruni ketus.
"Terus, kamu tinggal di goa?" tanya Jho dengan santainya.
"Ish, saya bukan manusia jaman batu harus tinggal di goa." kata Seruni lagi.
"Lha, terus tinggal di mana?"
"Di kosan jalan Anggrek." jawab Seruni masih ketus.
"Ketus banget jawabnya, ngga ada manis-manisnya sama sekali." kata Jho melirik Seruni.
"Karena anda memfitnah saya, tuan." kata Seruni.
"Eh, kapan saya memfitnah?" tanya Jho heran.
"Tadi, sewaktu mengajak pulang dengan mobil anda." jawab Seruni.
"Aku bilang sama siapa kalau memfitnah kamu?" tanya Jho.
Seruni diam, dia salah bicara. Bukan memfitnah, tapi mengancamnya tadi. Dia melirik ke arah Jho, bertepatan dengan Jho menatapnya juga. Seruni malu, dia berdehem kecil.
"Anda mengancam saya, kalau memfitnah belum terjadi." kata Seruni menatap jalanan sepi di depan.
"Aku tidak mengancam, hanya menawarkan tumpangan sama kamu. Kalau tidak mau ya silakan turun dari mobilku." kata Jho dengan santainya.
"Eh? Kok gitu?"
"Ya makanya, saya dengan suka rela mengantarmu. Sedangkan teman-temanku sudah tidur nyaman di kamar hotelnya." ucap Jho lagi.
Seruni mendengus sebal, dia akhirnya diam saja. Tidak mungkin juga terus berdebat, nanti di turunin di tengah jalan lagi. Pikirnya.
Tak ada perdebatan lagi, Jho mencari alamat di gugle mep di mana kosan jalan Anggrek. Dan ternyata sudah dekat, masih tidak ada suara dari keduanya. Hingga Jho menghentikan mobilnya di sebuah jalan persimpangan.
"Nomor berapa jalan Anggreknya?" tanya Jho.
"Sebelas, udah turunkan saya di sini saja tuan. Sudah dekat kok itu." kata Seruni menunjuk sebuah rumah memang seperti kosan.
Jho melaju pelan menuju rumah yang di tunjuk Seruni, dia pun menghentikannya. Melihat-lihat rumah kosan itu dengan seksama. Seruni pun membuka pintu mobil, di susul oleh Jho.
"Ini kosan kamu?" tanya Jho pada sebuah rumah besar.
"Ya. Terima kasih tuan telah mengantar saya sampai kosan." kata Seruni sambil menunduk hormat.
"Hmm, ya. Besok aku akan datang lagi ke kafe, jangan lupa kamu yang melayaniku nanti." kata Jho.
"Tergantung, jika sibuk dengan pelanggan lain saya tidak bisa melayani anda di kafe." kata Seruni.
"Em, baiklah. Oh ya, sini ponselmu." kata Jho.
"Eh? Mau apa tuan?"
"Berikan!"
"Tapi saya tidak kenal tuan, untuk apa saya memberikan nomor ponsel saya?" tanya Seruni.
"Kamu tahu tidak, kalau aku sedang pedekate denganmu?" tanya Jho dengan mimik wajah biasa saja.
"Ish, orang aneh. Kita juga baru bertemu sekali tuan, anda jangan terlalu berharap sama saya." kata Seruni lagi.
"Berikan tidak?!"
"Tidak mau!"
Jho mendekat pada Seruni, dia berdiri di depan Seruni dan menundukkan wajahnya lebih dekat pada wajah Seruni. Membuat Seruni kaget dan mundur beberapa langkah, dia benar-benar tidak percaya pada Jho yang tiba-tiba jadi aneh menurutnya.
"Berikan tidak?"
"Tidak!"
Seruni berlari dan masuk ke dalam rumah kosan dengan cepat. Menutup pintu gerbang dengan keras, membuat penghuni kosan yang lain pun jadi kaget. Seruni menutup mulutnya, dia tertawa malu ketika melewati anak kosan lainnya yang masih berada di luar kamar.
"Maaf." ucap Seruni.
Sedangkan Jho masih di luar, dia tersenyum lucu dengan tingkah Seruni yang tiba-tiba berlari dan menutup pintu gerbang dengan keras. Jho masuk ke dalam mobilnya, menggeleng kepalanya dan bergumam.
"Gadis aneh. Emm, lumayan lucu. Hahah!" ucap Jho.
Kemudian dia pun melajukan mobilnya pergi dari depan kosan Seruni dan bertolak ke hotel dia menginap. Sepanjang jalan menuju hotel senyumnya selalu mengembang, hingga lamunannya buyar karena ada telepon dari David.
"Ck, kenapa dia menelepon." ucap Jho menggeser tombol hijau.
"Halo, ada apa?" tanya Jho.
"Lho udah selesai mengantar Seruni?"
"Iya, gue lagi pulang mau ke hotel." jawab Jho.
"Ooh, baguslah. Tiba-tiba gue harus pulang besok, lo mau ikut pulang ngga?"
"Kok pulang? Kenapa?"
"Mama gue, sakit dan masuk rumah sakit. Jadi gue harus pulang malam ini juga, yang lain udah pada tidur. Jadi gue ngga enak bangunin mereka, gue pamit sama lo aja ini." kata David lagi.
"Ya, baiklah. Gue sebentar lagi sampai sih, apa lo mau gue antar?"
"Boleh, gue tunggu di depan parkiran aja. Lo ngga usah masuk, gue juga udah siap sih ini tinggal pakai jaket aja." kata David.
"Oke, gue tunggu di depan hotel."
"Oke, thanks bro."
Klik!
Jho pun melajukan mobilnya dengan cepat, agar bisa mengantar David pulang ke Jakarta dengan pesawat keberangkatan jam dua belas malam. Dan mobil Jho pun sudah berada di depan hotel dia menginap, dia menunggu David keluar dari hotel.
Tak berapa lama, David pun keluar dari lobi hotel setelah dia chek out di bagian resepsionis hotel. Dengan membawa kopernya, David masuk ke dalam mobil Jho dan Jho langsung melajukan mobilnya dengan cepat.
"Jam berapa pesawat berangkat?" tanya Jho.
"Jam setengah satu dini hari, lumayan agak santai ke bandaranya. Lo jangan ngebut mobilnya." kata David.
Jho melirik jam di tangannya, masih jam sebelas malam lebih. Jadi memang agak santai jalannya. Jho pun melajukannya dengan santai, karena jaraknya memang tidak jauh dari hotelnya menginap.
"Bagaimana pedekatemu sama Seruni?" tanya David.
"Hahah, dia lucu sekali." kata Jho membayangkan kembali Seruni yang lari ketika dia mendekat.
David mengerutkan dahinya, dia pun tersenyum sinis. Dia tahu, Jho sudah mulai suka pada gadis pelayan itu.
"Gue dukung lo dengan gadis itu Jho. Kupikir dia memang baik untuk, meski dia gadis biasa." kata David.
"Ya, semoga memang dia jodohku. Kupikir lebih baik jika aku suka gadis itu, kudekati saja." kata Jho.
"Hmm, ya. Gue juga jika ada yang suka akan gue kejar. Tapi saat ini belum ada yang gue suka, setiap karyawan yang gue temui atau sekretaris dari klien juga tidak tertarik." kata David.
"Si Kikan aja, dia suka lho sama lo Vid." kata Jho.
"Ish, ngga banget. Manjanya ngga ketulungan, gue takut ngga bisa nahan marah. Nanti jika gue KDRT sama dia, Nathan yang akan maju. Gue ngga mau seperti itu." kata David.
"Ya udah temannya Kikan, siapa itu. Nisya, Sisil dan Winda tuh."
"Mereka masih pada bocil pikirannya. Gue nanti jadi om-om yang mengasuh istri gue lagi nantinya." kata Jho.
"Hahah! Jangan berkata seperti itu, karma bisa saja terjadi sama lo. Ketemu anak SMA yang lo ngga suka sifatnya, tapi lo cinta mati sama dia." kata Jho.
"Nggaklah, amit-amit deh. Gue mau perempuan yang kalem." kata David.
"Ya, semoga lo dapat perempuan seperti itu deh. Karena takdir belum tahu bagaimana nantinya bertemu dengan kita Vid." kata Jho.
Seperti dirinya, entah kenapa dia suka sama Seruni yang manis senyumnya dan juga cantik. Tapi ketika di dekati, justru semakin lucu orangnya. Membuat Jho semakin penasaran pada gadis pelayan kafe itu, besok dia akan pergi ke kafe lagi. Jika teman-teman yang lain tidak mau kesana, dia akan pergi sendiri. Begitu pikir Jho.
Mobil pun sampai di depan bandara Ngurai Rai, Jho hanya mengantar sampai di bagian pengunjung saja. David melambaikan tangannya pada Jho, dan Jho pun membalasnya. Setelah David masuk ke bagian terminal, Jho pun pergi dari bandara dan dia sangat lelah. Ingin cepat sampai hotel dan segera istirahat di kamar hotelnya yang nyaman.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
next thor
2023-03-29
0
Evi
lanjut thor
2022-10-14
2