Jho keluar dari dalam kelab malam, karena merasa jijik melihat mantan istrinya yang sedang bersenang-senang dengan tiga laki-laki sekaligus di depan matanya. Memang tidak terlalu dekat, namun di lantai dansa yang siapa saja pasti melihat orang-orang yang sedang berjoget di sana.
Bukannya dia masih punya rasa pada Mila, namun tetap saja Mila adalah mantan istrinya dan melihatnya seperti itu membuat Jho muak dan jijik. Jho duduk di rooftoof, dia hanya memesan kopi saja jika sudah di rooftof bukan lagi untuk orang-orang bersenang-senang. Tapi bagi orang yang menyukai kesendirian.
"Maaf tuan, ada yang bisa anda pesan?" tanya pelayan menghampiri Jho yang sedang diam.
Jho mendongak, dia kaget. Pelayan itu yang tadi dia perhatikan di dalam bar di bawah. Mata Jho tercekat dan mulutnya kelu untuk membicarakan apa yang ingin dia pesan.
"Tuan, anda baik-baik saja?" tanya pelayan itu dengan mata yang lentik dan senyuman yang manis.
"Oh, eh iya mbak. Maaf, saya terkejut mbaknya tiba-tiba ada di depan saya." kata Jho dengan salah tingkah.
"Heheh, maaf kalau begitu. Lalu, apa ada yang ingin anda pesan, tuan?" tanya pelayan cantik itu, dia menyodorkan buku menu untuk di lihat Jho.
Jho pun mengambilnya, melihat berbagai menu di buku menu. Dia mencoba untuk bicara lebih lama pada pelayan itu, menanyakan apa saja menu dan bahan yang di gunakan pada menu tersebut. Sedikit aneh sih bagi pelayan itu, tapi dia tidak merasa keberatan menerangkan semua menu di dalam buku menu tersebut.
"Oke deh mbak, saya ingin yang tadi di tunjuk ya. Kebetulan saya lapar, jadi ingin makan." kata Jho dengan senyum mengembang dan menatap pelayan manis itu.
"Oke, di tunggu pesanan anda dalam sepuluh menit lagi." kata pelayan cantik itu.
Dia lalu pergi meninggalkan Jho, Jho sendiri menatap kepergian pelayan itu. Entah kenapa hatinya berdebar melihat dan dekat dengan pelayan itu. Apakah itu artinya cinta pada pandangan pertama?
Dia lalu mengambil sebatang rokoknya, memcoba menetralkan hatinya yang tiba-tiba gelisah memikirkan gadis itu. Menghembuskan asap rokoknya ke atas, namun tidak bisa menetralkan hatinya.
"Ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini?" gumam Jho.
Sepuluh menit berlalu, pelayan tadi pun datang dengan membawa makanan pesanan Jho. Jho senang, dia kembali mencuri tatapan pada gadis tersebut. Setelah di tata dengan rapi piring-piring berisi makanan, pelayan itu tersenyum pada Jho. Membuat Jho meleleh hatinya.
"Silakan tuan makanannya, semoga anda terpuaskan." kata pelayan cantik itu.
"Terima kasih mbak." kata Jho berusaha menetralkan hatinya yang susah payah agar tidak terlihat canggung.
Pelayan itu pun pergi, Jho kembali menatap kepergian pelayan yang sudah mengusik hatinya itu. Lalu dia pun melahap makanannya, beberapa menit datang David dan duduk di depannya.
"Lo ternyata di sini, kok ngga ngajak gue makan? Gue juga lapar, Jho." kata David mencomot makanan di meja milik Jho.
"Ya, pesan aja lagi. Gue juga baru makan, yang lain kemana?" tanya Jho.
"Mereka turun ke lantai dansa, gue males joget di banyak orang-orang begitu." kata David.
"Pelayan!" teriak Jho pada pelayan.
Berharap pelayan cantik tadi yang datang. Dan benar saja, Jho senang. Pelayan itu pun mendekat, membuat David melihat Jho berbeda jadi aneh. Dan kini dia tahu, ternyata Jho sedang kepincut pelayan yang memang menurut David juga cantik.
"Ya tuan? Ada yang harus di pesan lagi?" tanya pelayan itu.
"Berikan menu yang sama denganku ya, satu porsi." kata Jho.
"Baik, apa ada tambahan lagi?" tanya pelayan itu sopan.
"Tambahkan salad buah mbak." kata David.
"Dua porsi atau satu?"
"Dua."
"Baik tuan, di tunggu pesanannya ya dalam sepuluh menit." kata pelayan itu.
Setelah mencatat apa yang di pesan David, pelayan itu pergi meninggalkan Jho yang masih menatapnya. Membuat David mencibir dan berdehem keras.
"Jadi, lagi ada yang jatuh hati nih sama pelayan?" tanya David.
"Apa sih lo, gue cuma beramah tamah sama pelayan itu." kata Jho mengelak, dia mengunyah makanannya.
"Bilang aja Jho, ngga masalah sama gue." kata David.
"Ya, sekedar tertarik biasa itu sih hal biasa Vid." kata Jho.
"Tapi memang cewek itu cantik lho Jho. Lo udah cari tahu tentang pelayan itu?" tanya David.
"Baru juga kenal dia sekarang." kata Jho.
"Lo udah kenal?"
"Belum, maksud gue baru juga ketemu sekarang. Terlalu cepat menyimpulkan suka sama pelayan itu." kata Jho.
"Lo gengsi gadis itu seorang pelayan?"
"Apa sih? Lo terlalu jauh mikirnya, kenalan aja belum. Lagian ya, kita baru kesini. Baru lihat dia juga, jangan menyimpulkan yang tidak-tidak drh." kata Jho.
"Oke." jawab David acuh.
Tak lama pelayan tadi pun datang membawa makanan yang di pesan David. Meletakannya di meja itu dengan dua buah salad. Dengan senyum mengembang, pelayan itu pun hendak pamit. Tapi David memanggilnya.
"Mbak, tunggu." kata David membuat pelayan itu berhenti dan Jho mengerutkan dahinya.
"Ya tuan, apa ada yang belum di pesan?" tanya pelayan itu dengan ramah.
"Ngga ada, cuma saya mau tahu nama mbak." kata David, di pelototi oleh Jho.
"Oh, heheh. Anda ingin tahu nama saya ya." kata pelayan itu.
"Bukan saya, tuh teman saya. Dia ingin berkenalan dengan mbaknya." kata David membuat Jho menggeleng.
Pelayan itu diam, melihat ke arah Jho yang menggeleng itu. Lalu tersenyum, dia ingin mengabaikan David dan pergi. Tapi David rupanya serius, kembali memanggil pelayan itu.
"Nama mbak siapa? Siapa tahu nanti bertemu di jalan, bisa saling sapa." kata David lagi.
"Seruni tuan, namaku Seruni. Maaf saya di panggil oleh atasan." kata Seruni.
"Oh ya, terima kasih mbak Seruni. Nama teman saya ini Jhonatan mbak Seruni." kata David, mendapat senyuman lagi dari Seruni.
Lalu Seruni pun pergi meninggalkan David dan Jho yang makan satu meja. Jho menatap David, lalu menggelengkan kepalanya.
"Ingat Jho, namanya Seruni. Catat di ingatan lo ya." kata David melahap makanan yang tersaji.
"Gue juga bisa kali tanya nama dia." kata Jho.
"Tapi buktinya tadi lo diam saja, bahkan di tanya malah tidak tahu." kata David.
Mereka melahap sampai habis makanan yang tersaji, keduanya pun menikmati makanan yang memang enak sekali.
"Lo serius Jho naksir pelayan itu?" tanya David.
"Gue ngga tahu, tapi entah tadi melihat dia rasanya bergetar hati gue." jawab Jho.
Dia memang tidak bisa menyembunyikan sesuatu tentang hatinya pada sahabat-sahabatnya. Semua sahabatnya tidak pernah punya kesalahan pada salah satu pokoknya harus di selesaikan secepatnya jika ada masalah.
"Lo tahu tadi ada mantan istrimu?" tanya David.
"Hemm, ya. Gue tahu, makanya gue lebih baik ke atas dan gue lapar. Jadi sekalian aja pesan makanan, tidak di sangka gadis itu ternyata pelayan di kafe ini." kata Jho.
"Ya, mungkin dia jodoh lo Jho." kata David.
"Terlalu diri untuk menyimpulkan dia jodoh gue. Sudahlah, jangan pedulikan gue, gue juga pasti akan mengejar dia jika memang gue serius." kata Jho.
"Ya baiklah, tapi lo harus bersiap jika kita semua akan berubah waktu berkumpulnya. Dan gadis itu pelayan di kafe ini yang berada di Bali. Lo harus sanggup datang minimal satu minggu sekali." kata David.
Jho hanya diam saja, melanjutkan makan salad buah yang sejak tadi ingin dia makan salad tersebut.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
sari emilia
beba hari ini Ku bc novel dgn judul yg berbeda tp nm toh cewek nm nya sm2 td br selesai bc novel sebelah nm nya seruni...bbr hr lalu bc novel jg nm nya sm andin....kemudian andini 😁😁
2023-06-11
0
Mara
Sampai sini seru cerita....baru sadar kok kolom komen nya sepi😁
2023-06-09
0