Jho mengendarai mobilnya menuju rumahnya, sekarang pukul sebelas siang. Dia mencoba menghubungi Marni pembantunya lebih dulu sebelum dia memergoki istrinya sedang bermesraan dengan selingkuhannya di rumahnya.
"Halo, Marni?"
"Ya tuan Jho, apa tuan sudah ada di rumah?" tanya Marni.
"Kenapa memangnya Marni?" tanya Jho heran.
"Soalnya nyonya Mila dan pacarnya sedang ada di rumah. Saya sendiri tidak boleh masuk ke dalam rumah tuan, saya tadi di suruh belanja ke pasar. Dan pulangnya saya tidak bisa masuk karena pintu di kunci sama nyonya Mila." kata Marni.
"Baiklah, saya sedang di jalan. Kamu ada di mana?"
"Ada di warung tuan, saya lapar jadi saya ke warung makan dulu. Heheh, maaf."
"Ya sudah, saya sedang di jalan. Kamu segera ke rumah."
"Ya tuan Jho."
Klik!
Jho lalu menaiki mobilnya dan melajukannya dengan cepat. Melirik lagi ke pergelangan tangannya, masih pukul sebelas, dia berpikir mungkin ini saatnya dia harus bercerai dengan Mila istrinya yang sudah berani selingkuh di dalam rumahnya. Meski dia mencintai Mila, tapi di khianati oleh istrinya itu.
Jho memarkirkan mobilnya di samping mobil Mila yang dua minggu menghilang. Dia sangat geram sekali Mila benar-benar memanfaatkannya selama ini, banyak sekali pemberiannya di mafaatkan oleh selingkuhannya. Mulai uang yang setiap bulan dia transfer lima puluh juta bulanan untuk istrinya itu bahkan dalam sebulan tiga kali mengirimi pada selingkuhannya.
Sekarang, mobilnya di bawa kabur selama dua minggu. Mengaku hilang ketika acara arisan dengan teman-temannya, untung dia tidak menuruti permintaan Mila yang ingin di belikan lagi mobil.
Jho mengambil kunci rumah yang dia bawa sebelumnya. Kemudian dia membuka kunci rumah, rasa deg-degan di hatinya membuat dia maju mundur untuk memergoki istrinya. Namun, tekadnya bulat untuk memergoki istrinya di dalam rumahnya.
Pintu terbuka, Jho masuk ke dalam. Melihat ke lantai atas, ternyata memang kamarnya terbuka. Dia lalu menarik nafas panjang, lalu melangkah dengan mantap menuju lantai atas. Dia ingin bersikap tenang ketika menghadapi istrinya mungkin sedang bergumul di ranjangnya, dan setelah ini dia tidak akan menempati kamar itu lagi.
Langkah pasti dan menguatkan hatinya ketika nanti melihat Mila sedang bermesraan di kamar. Pikiran Jho kacau, ketika dia mendengar suara ******* Mila di dalam kamar. Langkahnya juga di percepat hingga dia mendorong daun pintu yang sedikit membuka.
Brak!
Pintu kamar di dorong Jho dengan kasar. Dia melihat Mila tidak memakai baju, sedangkan laki-laki masih memakai celana namun telanjang dada. Dada Jho berdesir melihat di depan matanya Mila sedang bergumul dengan laki-laki lain, dia mendekat. Mila ketakutan melihat suaminya datang tiba-tiba, segera dia mengambil selimutnya dan menutupi tubuhnya yang tadi terlihat jelas semuanya.
Bahkan sedang di gerayangi bagian intimnya oleh selingkuhan Mila. Mila menatap Jho yang marah, wajahnya merah padam sampai nafasnya memburu.
"Mas, kamu pulang. Kipikir kamu pulang malam." kata Mila ketakutan, tapi dia memberanikan diri bertanya pada suaminya.
"Jadi ini kelakuanmu ketika aku bekerja di luar, hah?!"
"Mas, aku tadi sedang di pijat sama ...." ucapan Mila terpotong dengan tamparan kasar dari Jho, cap tangan membekas di pipi Mila.
Membuat Mila pun naik pitam, dia berdiri seperti menantang Jho. Bahkan laki-laki selingkuhan Mila bergeser dan berusaha menghindar dari pertikaian suami istri itu.
"Kamu berani menamparku mas?!"
"Itu pantas untukmu! Kamu perempuan ****** yang dengan tega selingkuh di belakangku, bahkan kamu sengaja membawa dia ke rumahku! Perempuan kurang ajar!" teriak Jho dengan kalap.
"Cuih! Aku tidak butuh kamu. Aku bahkan tidak pernah mencintaimu Jhonatan!" teriak Mila.
"Kalau begitu, kamu pergi dari rumahku!" kata Jho dengan tegas dan tatapan tajam pada Mila.
Mila merasa sedikit gentar dengan ucapan Jho, suaminya. Namun dia pun masuk ke dapam walk in closet untuk memakai bajunya kembali dan membawa baju-bajunya seperlunya. Dia akan pergi dari rumah Jho, persetan dengan suaminya yang marah dan bahkan membencinya.
Setelah selesai, Mila pun keluar sambil membawa tas berisi pakaian. Tak lupa dia juga membawa perhiasan yang di berikan Jho sewaktu awal menikah dulu. Dia mendekat pada Jho dan berkata sinis padanya.
"Kamu harus ingat Jho, ini akan kamu dapatkan balasannya. Mengusirku dan kekasihku." kata Mila seperti mengancam suaminya itu.
Seolah dia yang tersakiti, tapi Jho diam saja. Dia menarik nafas panjang, tidak seharusnya dia selalu kalah dengan Mila. Ini saatnya memang dia harus berpisah dengan Mila yang sudah kurang ajar berselingkuh di rumahnya bahkan menggunakan barang pemberiannya.
"Tunggu minggu depan di pengadilan, Mila. Aku akan menceraikanmu." kata Jho dengan tegas, meski hatinya sakit.
"Terserah kamu." kata Mila.
Dia pun berlalu pergi dari kamarnya, tapi kemudian dia berbalik dan mendekat lagi pada Jho. Dia berkata dengan santai dan seenaknya, tanpa tahu diri siapa dia bagi Jho sekarang.
"Jika kamu mau menceraikan aku, berikan satu toko kosmetikmu di perbatasan. Itu kukira sebagai kompensasi kamu tadi menamparku. Aku sudah memotretnya sebagai bukti kalau kamu KDRT padaku." kata Mila dengan percaya dirinya.
"Terserah, siapa yang di sakiti siapa yang di lawan." gumam Jho setelah Mila keluar dari kamarnya.
Dia mendengus kesal, kemudian dia berteriak kencang. Sang pembantu, Marni pun datang menghampiri Jho yang sedang frustasi dengan masalahnya dengan Mila.
"Tuan Jho, maafkan saya." kata Marni.
"Kenapa kamu minta maaf, aku berterima kasih kamu memberitahuku kalau Mila selingkuh di rumahku. Bahkan di kamarku sendiri, menjijikan sekali." kata Jho menatap ranjangnya yang sudah berantakan itu.
"Tapi, tetap saja tuan Jho dan nyonya Mila jadi bertengkar dan akhirnya bercerai nantinya." kata Marni.
"Sudahlah, apa kamu masih menyimpan kamrea tersembunyi itu?" tanya Jho.
"Saya belum mengambilnya tuan. Sebentar, saya ambil dulu yang tadi saya simpan." kata Marni bergegas pergi meninggalkan Jho untuk mengambil cctv yang dia pasang.
Tujuh menit Jho menunggu, ternyata Marni kembali ke kamarnya dengan kebingungan. Dia tidak menemukan rekaman cctv yang dia pasang itu.
"Maaf tuan, saya tidak menemukan kamera itu. Mungkinkah nyonya mengambilnya?" tanya Marni dengan takut.
Membuat Jho kesal bukan main, dia tidak mempunyai bukti apa pun tentang perselingkuhan Mila dan mantan pacarnya itu. Jho mendengus kesal, menyugar rambutnya dengan kedua tangannya.
"Lalu, buktinya apa lagi? Pasti Mila akan menggunakan foto itu dan dia akan melakukan visum ke rumah sakit dan dia mendapatkan bukti KDRT. Senarnya siapa yang salah di sini?" gumam Jho bingung.
"Emm, maafkan saya tuan. Mungkin saya ceroboh tidak mengambil kamera itu secepatnya sebelum nyonya pergi." kata Marni sembari menunduk merasa bersalah.
"Sudahlah, kamu sudah banyak membantuku Marni. Sekarang, kamu bereskan kamar ini, aku tidak mau menempati kamar ini lagi." kata Jho.
"Baik tuan, tapi anda akan menempati kamar yang mana?" tanya Marni.
"Kamar di bawah saja, bersihkan kamar tamu. Jadikan kamar ini sebagai kamar tamu saja, biar kamar tamu aku yang pakai." kata Jho sambil berlalu meninggalkan Marni yang masih bingung mau membereskan kamar sebesar itu sendirian.
Mungkin dia akan meminta bantuan satpam untuk memindahkan peralatan milik Jho ke kamar tamu di bawah. Sedangkan Jho, dia pun naik mobil lagi. Pergi ke kantor David dan menceritakan apa yang terjadi dirinya dengan Mila di rumahnya.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
laki2 bs se bego gitu yah, istrinya yg pintar...yah lumayan dpt toko
2023-03-27
0
susi 2020
🥰🥰😘🙄🙄
2023-03-14
0
susi 2020
😘😘😲🙄
2023-03-14
0