Hari Senin Jho datang ke kantor Yudha untuk mendaftarkan sebagai lawyernya dan sekaligus nanti dia akan di daftarkan oleh Yudha ke pengadilan. Dia membawa berkas-berkas untuk kebutuhan sidang perceraian dengan Mila.
Sejak di pergoki perselingkuhannya di rumah suaminya, Mila bahkan pernah datang satu kali ke rumah Jho. Dia juga menginap di rumah suaminya itu, sungguh tidak tahu diri bagi Mila menurut pembantunya Marni.
Bersikap layaknya seorang istri Jho pagi itu datang, dan sore hari dia pergi lagi ketika Jho mau pulang kantor. Sebenarnya bisa saja Marni memberitahu majikan laki-lakinya itu kalau Mila datang dan ada di rumahnya. Tapi Mila justru mengancam Marni, bahkan ponsel dan juga pintu rumahnya di kunci agar Marni tidak bisa kabur.
Begitu Jho pulang sore hari lebih cepat, dia merasa curiga ketika Marni di telepon tidak di jawab. Dan akhirnya dia pulang, benar saja. Mila datang dan menahan Marni agar tidak bisa keluar dan menelepon Jho.
"Marni, kenapa kamu tidak menjawab teleponku?" tanya Jho ketika dia sudah ada di rumah.
"Tadi nyonya datang tuan, dia mengambil ponselnya dan saya tidak boleh pergi. Entah nyonya melakukan apa di rumah ini." kata Marni memberi laporan pada majikannya itu.
"Terus, ponsel kamu di tahan sama dia?" tanya Jho.
"Iya tuan, maaf." kata Marni sambil menunduk bersalah.
"Kerja satpam itu apa aja sih? Kenapa dia tidak tahu Mila masuk ke rumahku?!" tanya Jho dengan marah.
Marni tidak berani berkata, karena satpam sendiri di sogok uang oleh Mila. Hanya dia saja yang tidak mau di ajak kerja sama. Jho lalu memanggil satpam penjaga rumahnya, dia benar-benar marah sekali.
"Kamu membiarkan Mila masuk kedalam rumah. Apa kerja kamu hah?!" tanya Jho pada satpamnya dengan marah satpam itu hanya menunduk.
"Bereskan barang-barangmu! Aku tidak butuh satpam sepertimu." kata Jho.
Dia memecat satpam itu kemudian dia masuk ke dalam rumahnya. Marni menatap satpam dengan sinis, kemudian dia pergi dari hadapan satpam yang masih diam saja. Dia pikir Jho tidak marah seperti itu.
_
Berkas sudah masuk ke pengadilan, Jho sudah mendaftarkannya dengan Yudha. Dia berharap sidang perceraiannya akan lancar dan tidak ada drama dari Mila. Yudha mewanti-wanti pada Jho agar jangan lemah pada Mila.
Jho bukannya tidak bisa tegas, mungkin hanya Mila saja yang terlalu berani dan kurang ajar pada Jho, sehingga dia malas untuk menghadapi Mila yang cerewet, bahkan kata orang dia itu cablak dan suka melawan pada suami.
Entah kenapa Jho bisa jatuh cinta sama Mila, yang awal bertemu semuanya seperti manis. Tapi ketika dua tahun pernikahan, sifat Mila baru ketahuan.
"Jho, lo harus tenang ya." kata Yudha.
"Gue selalu tenang kok." jawab Jho.
"Nanti ada mediasi di dalam ruangan, pengacara Mila dan gue akan berbicara untuk mempertimbangkan apakah pernikahan lo sama Mila bisa di perbaiki, dan itu tergantung lo. Kupikir Mila juga akan melakukan drama, jadi lo harus tegas." kata Yudha pada Jho.
"Ya, gue juga ngga mau tertipu lagi dengan tangisan palsunya." kata Jho.
"Bagus. Sepuluh menit lagi kita akan melakukan mediasi di ruangan sebelum sidang di lakukan." kata Yudha.
Jho mengangguk, dia duduk dengan tenang di ruangan lain. Sedangkan Mila ada di ruangan sebelah, berdiskusi dengan pengacaranya sendiri.
Dan mediasi pun di lakukan, Jho duduk dengan Yudha, berhadapan dengan Mila dan pengacaranya. Yudha dan pengacara Mila ikut mendengarkan orang yang di tugaskan untuk melakukan mediasi antara Mila dan Jho. Dan Jho tetap bersikukuh untuk bercerai.
Dari sini Mila pun menunduk, dia menangis tersedu. Jho tersenyum sinis pada Mila, begitu juga dengan Yudha. Sang mediator mendengarkan Mila yang menangis sambil berbicara membuat drama.
"Saya sudah minta maaf sama suami saya, tapi dia tidak mau memaafkan saya. Justru dia mengusir saya dari rumahnya itu dengan kasar. Waktu itu saya juga di tampar olehnya juga, hik hik hik." kata Mila membuat drama mengharu biru.
"Aku menampar dia juga ada alasannya pak, bukan hanya menampar. Jika dia tidak selingkuh di rumahku, membawa laki-laki lain ke dalam rumahku. Mana mungkin aku menamparmu." jata Jho.
"Tapi itu sudah keterlaluan, seharusnya tidak melakukan KDRT. Dan laki-laki itu hanya temanku, dia berkunjung ke rumah karena ingin bekerja sama membuat shorum mobil. Apa salah jika saya ingin berbisnis?" tanya Mila.
"Nyonya Mila, anda tahu siapa saya kan?"
Kali ini Yudha yang bicara, dia jengah dengan drama yang di buat Mila di hadapan mediator itu. Mila menatap tajam pada Yudha, sebenarnya dia gentar berhadapan dengan Yudha. Pengacara handal itu sudah pasti akan membela Jho. Namun, dia hanya ingin pembagian harta Jho saja. Hanya ingin mendapatkan kompensasi harta dari Jho setelah dia bercerai dengan Jho.
"Kenapa pak Yudha, saya tahu anda pengacara suamiku." kata Mila dengan berusaha tenang. Yudha menatap Mila tajam, dia berpikir apa yang di inginkan Mila.
"Apa yang anda inginkan dari suamimu setelah perceraian ini?" tanya Yudha dan itu tepar sasaran.
"Pak Yudha, kita bermediasi agar pak Jho dan ibu Mila bisa rujuk kembali. Kenapa anda justru mengarahkan mereka untuk bercerai?" tanya mediator.
"Maaf pak, tapi saya rasa memang itu yang di inginkan ibu Mila terhadap pak Jho." kata Yudha menatap tajam pada Mila.
Membuat Mila bungkam, kenapa Yudha tahu apa yang dia inginkan. Dia pun berdiskusi dengan pengacaranya mengenai kompensasi yang di minta pada Jho. Yudha dan Jho menatap sinis pada Mila.
"Baiklah, ternyata tidak bisa di perbaiki lagi hubungan saya dengan suami saya. Saya hanya meminta satu saham di perusahaan kosmetikmu." kata Mila, membuat Jho naik pitam.
"Tidak akan!" kata Jho dengan kesal.
"Kalau begitu, aset di perbatasan itu. Aku minta yang itu, setelah itu aku akan meluluskan permintaanmu bercerai denganku!" kata Mila, berubah seperti biasanya.
Yudha ingin memberi masukan pada Jho, agar jangan mudah mau memberikan begitu saja aset itu. Namun, Jho ternyata langsung mengiyakan.
"Baiklah, hanya itu saja. Tidak ada yang lain." kata Jho, membuat Yudha diam dan Mila tersenyum puas.
Mediator bahkan terkejut dengan sikap Mila yang berbeda dari awal mereka bermediasi. Ternyata mediasi itu gagal, Jho tetap ingin bercerai dan Mila meminta kompensasi aset milik Jho.
Setelag lama mereka bermediasi, sidang perceraian akan di lakukan minggu depan. Jho merasa lega, sedangkan Mila dengan senyum senangnya melenggang pergi dari kantor pengadilan. Jho dan Yudha pun juga pergi dari kantor pengadilan itu.
"Dia benar-benar serakah Jho." kata Yudha.
"Ya, makanya gue lebih baik memberikan salah satu aset milikku dari pada berdebat lama dengan dia dan akan mempersulit semuanya." kata Jho.
"Padahal gue bisa mempertahankan aset lo itu, agar dia tidak mendapatkan apa pun dari lo." kata Yudha.
"Sudahlah, gue malas berdebat dengan dia. Lo nanti yang akan kesal sendiri sama dia." kata Jho.
"Tapi itu tugas gue Jho, mempertahankan apa yang jadi hak lo dan dia yang salah. Bahkan kesalahan dia fatal, gue juga akan mempertahankan lebih dulu." kata Yudha.
Pembicaraan mereka terputus setelah keduanya berada di parkiran, berpisah karena masuk mobil masing-masing.
_
_
♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Pia Palinrungi
sebenarnya jhonitu msh cinta sm istri krn dia laki2 terb2d0h bs selemah itu
2023-03-27
1
susi 2020
😲😲🥰🙄
2023-03-14
0
susi 2020
🥰🥰🙄😘
2023-03-14
0