Rania yang tengah membereskan alat tempurnya dalam bekerja,mencari sepersen yang demi bisa bertahan hidup dan dengan keadaan mata mengantuk.Di kaget kan oleh suara lantang dan berisik,gunawan yang memanggil-manggil mamanya.
Seketika itu pula dia terlonjak kaget karena teriakan nya berhasil memaksa nyawanya untuk kembali berkumpul.
"Rania".Suara teriakan Gunawan menggema di ruangan cleaning servis.
"Yah pak?".Reflek rania,bangkit berdiri.
"Kamu,di panggil sama pak bos ke ruangan nya".Tanpa basa-basi Gunawan langsung berbicara ke intinya.
"Baik pak".Jawab Rania dengan langkah gontai, beberapa kali dia juga menguap.Tak kuasa menahan rasa kantuknya.
Begitu pun dengan Gunawan,dia berjalan di belakang Rania sembari fokus ke layar handphonenya.Tak menyadari karyawan baru nan belia nya berusaha menahan kantuk yang menyerang dirinya.
"Gak tau situasi dan kondisi banget,tau aku ini ngantuk berat".Gumam Rania membatin.
Ucapan protes itu hanya mampu di ucapkan oleh Rania dalam hati saja,tak berani mengambil resiko dengan menyuarakan pendapatnya.Takut, nasibnya sama seperti sang kakak.
"Aku masuk sendiri pak?".Tanya Rania, begitu sudah sampai di luar pintu.
Gunawan menoleh."Yah".Sahut Gunawan,kembali sibuk dengan handphone nya.
Gleg. Gleg..Gleg
Rania,susah payah menelan salivanya.Ini kali pertama nya dia harus berhadapan dengan big bos nya.Sebelum-sebelumnya dia tidak pernah bertemu atau bahkan bertegur sapa dengan big bos yang terkenal dengan sikap dinginnya.
"Tunggu apalagi,cepat masuk".Suara gunawan menginterupsi tangan Rania yang ragu mengetuk pintu.
Rania yang gugup dan takut,tentu dia tidak menuruti perintah Gunawan.Sebaliknya,dia hanya diam mematung dengan keringat dingin membasahi pelipis nya,kantuk yang tadi menyerang matanya kini telah hilang.
Gunawan,merasa gemas dengan tingkah laku Rania yang bukannya menuruti perintah nya dia malah berdiam diri.
Tok..Tok..Tok
Saking gemasnya, rasanya tangan Gunawan gatal untuk mengetuk pintu ruangan milik Deon.
"Masuk,kau jangan membuat ku malu".Sentak Gunawan, membukakan pintu.
"Suruh,siapa masuk?".
Tepat,Rania hendak masuk,suara lantang dan berat terdengar dari arah dalam.Menginterupsi langkah kakinya.Semakin takut saja rania berhadapan dengan big bos nya tanpa tau sebab nya.
Rania,menoleh pada gunawan.Bagaimana ini'.Begitu maksud tatapan Rania.
Gunawan malah mengedikan bahu,bukan perkara tidak tau melainkan dia juga takut dengan amukan bos nya yang terkenal dengan sombong dan dingin.
"Kalau,belum ada jawaban dari dalam.Jangan langsung nyelonong masuk begitu aja".Sentak pria yang ada di dalam.
"Yah, maaf".Sahut Rania,terbawa emosi.
"Masuk".Teriak deon.
Dengan wajah cemberut dan langkah gontai,rania masuk ke dalam.Di ikuti oleh gunawan,meski merasa takut tapi itu sudah menjadi konsekuensinya.
"Permisi pak".Ucap salam Rania berikan pada seorang pria yang duduk membelakanginya.
Tak ada jawaban dari si pria yang merupakan big bosnya.Tak masalah bagi rania,yang terpenting dia sudah menunjukkan etika dan kesopanan nya.
Berbeda dengan Gunawan,dia melangkah menuju tempat duduk deon."Pak ini,orang yang bertanggung jawab membersikan lantai".Ucap Gunawan,menunduk ketakutan.
"Menurut CV yang baru aku baca,ini orang masih sekolah di tingkat atas".Ucap deon."So,kenapa kamu merekrut karyawan yang masih di bawah umur?".Sentak Deon,sembari memutar kursinya menghadap ke arah Gunawan.
Gunawan,semakin menundukkan kepalanya.Rasa takut menjalari tubuhnya.Keputusan merekrut rania adalah murni merupakan keputusan nya dan tidak ada sangkut pautnya dengan Deon,tak ayal itu membuat Deon murka terhadap nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Aisah W
kaya Sma kelanjutan cinta datang terlambaat. inih mah kususu si deon
2022-10-13
0