Sama halnya dengan Rania,Renata juga berjalan dengan gontai nya seperti tak ada semangat-semangatnya dia menjalani hari.
Telpon orang yang tak di kenal dengan nomer tak di kenal,membuat pikiran nya terbagi-bagi.Takut, telpon itu berasal dari orang kampung yang menagih hutang.
Tunggakan dan hutang keluarga seakan menghantui diri renata,apalagi rentenir.Lintah darat,yang terkenal sadis dalam menagih hutang dan tak kenal ampun.
Seingatnya,dia sudah selesai dengan urusan hutang-piutang keluarganya,tapi tetap saja telpon semalam telah memberikan trauma yang mendalam bagi dirinya.
"Semoga,itu bukan dari rentenir atau dari penagih hutang yang lainnya".Harap renata.
"Selamat pagi,neng renata".Kata sapaan itu terlontar dari warga sekitar.
"Renata tersenyum."Selamat pagi juga,Bu".Balas sapa renata.
Kebiasaannya berjalan kaki menuju tempat kerja,membuat warga sekitar mengenal diri renata.Wanita pendiam dan gigih dalam bekerja.Pribadinya yang sopan dan selalu bertegur sapa walau sedikit itu yang mereka sukai dari diri renata.
Tiga puluh menit,bukan waktu yang lama tapi membuat sekujur tubuh nya merasakan sakit.Sakit karena terus di paksakan berjalan di luar batasan nya.
Walau begitu,Renata tak pernah mengeluh,tak pernah pula putus asa demi asa yang di harapkan nya.
"Pagi pak".Sapa renata,pada satpam jaga.
"Pagi juga,neng.Tumben pagi amat".
"Biasa,pak".Sahut renata,sembari terus berjalan menuju ruang ganti.
Bukan hal baru bagi renata mendapatkan pertanyaan seperti itu dari satpam jaga sebab diantara karyawan yang lainnya dia memang selalu datang di pagi hari, selain satpam jaga yang tak pernah pulang.
"Capek ya Allah,tapi aku harus semangat".Kata motivasi dia berikan untuk dirinya sendiri,untuk badannya yang sudah merasa capek.
Dia duduk selonjoran, meluruskan kaki-kaki nya yang terasa pegal dan tangannya yang terasa kesemutan.Dia pijat-pijat kakinya menggunakan tangan nya,terasa lebih baik daripada tadi.
Di saat dia tengah asyik,duduk selonjoran,dia di kejutkan oleh suara yang tak asing di telinga nya.
"Pagi, pramusaji pendiam ku".Sapa seorang pria.
Renata,tak menanggapi sapaan pria yang begitu di bencinya.Dialah yang selalu mendekati dirinya secara terang-terangan,padahal renata sudah menolaknya.
"Hah,musuh dalam selimut datang".Gerutu renata.
Merasa,Renata berbicara.Dia duduk di sebelah renata."Apa yang kamu katakan?".
Renata membelalakkan mata,kala pria itu terus mendekat ke tubuhnya."Jaga jarak aman,Corona masih ada".Gertak Renata, bangkit berdiri menjauh dari pria yang di kenal sebagai kepala chef muda, berbakat,dan ganteng.
"Kenapa sih,kamu itu sulit untuk di dekati".
"Kamu kira aku wanita murahan,yang bisa di dekati begitu saja dan bisa terbujuk rayu gombal mu yang receh itu".
"Aish,tenang nona manis".Alex, bangkit berdiri di samping renata."Jangan galak-galak ntar gak laku".Bisik Alek di telinga renata.
Renata,menjauh dia langkah."Udah aku bilang,jangan dekat-dekat ".Sentak renata, memberenggut sebal.
"Cie,ada yang masih berusaha".Goda seorang pria yang merangkul pundak Alex.
"Fah ".Gertak Alex, melotot tajam."Gak bisa apa lihat aku usaha dapetin merpati cantik ini".Bisik Alek pada sahabat absurd nya,Fahri.
"Gak".Sahut Fahri.Dia menoleh kearah Renata yang tak jauh dari dirinya."Wanita itu memang,jinak-jinak merpati".Gumam Fahri.
Tak,di pungkiri oleh dirinya bahwa renata memang sulit untuk di dekati oleh pria manapun.Sikap nya yang tertutup dan pendiam, menjadikan nya wanita yang penuh misteri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments