Rania,tak menampik akan sebuah penolakan sang kakak yang meski terlihat cuek tapi jauh dari lubuk hatinya dia merasa sakit hati ketika tetangga kontrakan dan lingkungan sekitar ada yang mencibir dirinya.Bilang galak,pendiam,gak peka dan lain sebagainya.
Renata,memang tidak pernah berbaur dengan lingkungan sekitar.Bagaimanalah bisa berbaur,sedang sehari-hari nya dia habiskan untuk bekerja,bekerja dan bekerja.
Sikap dingin dan pendiam nya ini terkadang selalu di salah artikan.Orang bilang di Jakarta tidak akan ada orang yang usil, bahkan bergosip.Nyatanya, kebanyakan warga jakarta merupakan perantauan dari kampung.Hal mengghibah dan bergosip tak pernah absen walau sehari.
Mungkin itu juga yang menjadi salah satu ketakutan sang kakak terhadap izin tinggal seorang laki-laki berada dalam satu rumah sedang ada dua perempuan lajang di dalamnya.
Rania, melipat wajahnya.Bukan kecewa,tapi dia tidak tau alasan apa yang akan dia berikan untuk big bos nya,di pecat pun dia tidak mau.
Renata,menyadari kebimbangan sang adik.Dia sentuh lengan rania."Kakak tau ini pasti tidak akan mudah untuk mu,tapi kamu harus belajar bijak dalam menyikapi persoalan,belajar tegas dalam memilih keputusan". Nasehat renata,lembut.
Rania, tersenyum."Iya kak, terima kasih atas nasehatnya".Sahut Rania,memeluk sang kakak.Begitu pun dengan Renata,balas memeluk sang adik.
"Kamu adalah amanah terbesar ku,Rania".Ucap Renata,melepas pelukannya.
Rania,mengangguk."Iya kak,aku tau.Jika,itu adalah keputusan final mu.Maka,aku berhenti saja dari pekerjaan ku".
"Good job,adik ku memang the best".Kata pujian Renata layangkan untuk sang adik,sembari mengacungkan dua jempol tangan nya pada rania.
Sikap seperti inilah yang mampu membuat rania tersenyum.Terbiasa hidup berdua, menumbuhkan sikap peduli dan saling menyayangi diantara sesama.
Renata, sebagai kakak meski pendiam dan cuek.Tapi,dia sebenarnya peduli.Dapat Rania pahami,sikap diamnya sang kakak adalah cara dia melindungi diri dari yang namanya jatuh cinta,tak menyiksa diri sendiri dalam lingkaran yang bernama cinta.Demi keberlangsungan hidup sang adik.
Jika,Rania dan Renata hendak beranjak ke tempat tidur yang sebenarnya hanya sebuah tikar sebagai alas mereka tidur,di temani oleh boneka usang milik Rania sebagai pengganjal kepala mereka.Lain hal dengan Deon,dia masih tak percaya dengan gadis yang barusan dia omeli.
Wajah cantik dengan rambut hitam,pipi tirus,bibir tebal dan alis tipis.Mengingatkan dia dengan wajah cantik milik renata.Dia bolak-balik CV yang berisi indentitas rania.
"Apa mungkin dia adalah renata?,atau adiknya renata?".Sedari tadi,dia terus melamun tentang wanita di masa lalunya dan juga gadis belia yang bekerja di tempat nya.
Sudah satu jam lamanya,dia duduk bertopang dagu,sibuk memikirkan tentang kesamaan wajah Renata dan Rania.Mirip,nyaris sempurna tak ubahnya seperti anak kembar,bak pinang di belah dua.Tak ada perbedaan yang signifikan,bila di lihat dari kacamata orang biasa.
"Terlalu mirip".Gumam Deon."Apa mungkin karena aku terlalu rindu saja".Ucap Deon lagi, menyangkal pikiran nya sendiri tentang kesamaan renata dan rania.
Sudah selama satu jam itu pula, pikiran nya terus menerka-nerka wajah cantik renata beserta siluet tubuh nya yang indah.Namun, keindahan tubuhnya tertutup oleh awan mendung berselimutkan duka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments