Bagaimana deon tak semarah itu pada rania,sedang rania mesin keluar-keluar saja tanpa seizin dan tanpa permisi.Seperti tak punya sopan santun saja.Hal ini, menguatkan dirinya tentang dugaan Rania yang merupakan adik dari wanita di masa lalunya.
"Anak itu,semakin lama malah semakin mirip dengan renata".Geram,itu yang di rasakan deon.Sama geramnya dengan kepergian renata yang pergi begitu saja.
Sudah di tolong,malah pergi,sudah menumbuhkan rasa cinta,malah di tinggalkan.Angin segar itu mulai menyapanya,tapi kini angin segar itu malah mendatangkan penyakit.Orang bilang,masuk angin.Yah,mungkin itu cocok untuk diri deon yang kembali di buat murka atas kelakuan kakak-beradik.Jika,memang benar dugaannya begitu.
...Rasa ingin balas dendam kini menuntunnya untuk menemukan tempat tinggalnya, pekerjaannya dan semua yang ada hubungannya dalam diri renata dan rania....
Rasa penasaran dan amarah yang memuncak.Menggiring Deon untuk mencari tau tentang rania.Karyawan tengilnya.
Hal,yang pertama dia selidiki adalah gunawan.Selaku orang yang bertanggungjawab terhadap di terima nya rania di cabang resto cepat saji milik nya.
Gleg..Gleg..Gleg
Susah payah,Gunawan menelan salivanya.Dia yang sudah mendengar suara teriakan seperti Suman harimau beserta dengan barang-barang pecah disana-sini,belum lagi dirinya yang mendapatkan sebuah panggilan khusus,menghadap deon seorang diri di bawah tatapan tajam sang big bos.
Yah,Gunawan tengah berada di ruang kerja Deon, setelah dia mendapatkan sebuah perintah untuk menghadap big bos dari resto cepat saji.Disinilah dia, di hadapan tatapan tajam Deon.Dia menunduk,takut akan kemurkaan nya.
Tok..Tok..Tok..
Deon, menjentikkan telunjuknya ke atas meja hingga mengeluarkan bunyi mencekam bagi gunawan.Hapal betul dengan sifat Deon meski tak jarang bertemu.
Tatapan nya seolah harimau yang ingin menerkam mangsanya hidup-hidup.Takut-takut dia melirik wajah Deon.
Sedang,Deon masih diam seribu bahasa meminta penjelasan dari anak buahnya yang dia beri pangkat manager dengan maksud untuk memudahkan pekerjaan nya dan bukan menambah beban pekerjaan nya.
"Sampai kapan mau,diam seperti itu?".Dia yang sudah merasa jengah dengan sikap diam Gunawan,rasanya tak tahan lagi untuk angkat bicara.
Hening.Hanya keheningan yang menyelimuti ruang kerja Deon yang mendadak panas bagi gunawan yang tak sengaja melihat tatapan marah Deon.Ada kilat kemarahan di balik tatapan tajam nya.
Brak
Deon, memecahkan pas bunga hiasan kelantai.Suara hening itu kini seakan berubah menjadi suara mencekam.
"Kamu kesini sengaja aku panggil untuk berbicara bukan diam seribu bahasa seperti putri malu saja".Gertak Deon,bangkit berdiri sembari menggeplak meja.
Gunawan,terlonjak kaget dengan suara keras dan melengking dari kemarahan Deon yang semakin menjadi.
"Bi-Bi-cara apa?".Saking takutnya dia,hingga bicara pun gugup.Gemetaran seluruh tubuhnya.
Bukannya merasa iba,Deon merasa geram terhadap Gunawan.Lihatlah dia seperti anak kucing bertemu dengan kucing jantan betina saja.
"Kamu perempuan apa laki-laki?,baru di bentak dikit aja udah ciut begitu".Semakin kalap saja,Deon terhadap tingkah laku gunawan.
"Sa-sa-saya".
"Gak usah ngomong".Teriak Deon, menginterupsi suara Gunawan yang terbata-bata."Kamu aku pecat".
Deg
Seakan di sambar petir di siang bolong.Gunawan menoleh pada Deon dengan tatapan tak percaya nya.Yang di takutkan akhirnya terjadi juga.
"Tapi,apa salah saya?".Gunawan menghampiri Deon, dengan tatapan mengiba.
Namun,Deon yang terlanjur marah.Tak memperdulikan tatapan iba Gunawan.Dia malah melengos pergi tanpa penjelasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments