Cahaya mentari menerobos masuk melalui celah-celah kecil bangunan petak yang tak tak terlalu besar, dengan ventilasi udara yang kurang dan juga bangunan yang tak terlalu luas.Belum lagi cuaca panas menambah penderitaan bagi si pemiliknya.
Tapi,tidak dengan renata dan rania.Meski itu terbilang bangunan tak layak huni, setidaknya mereka bisa punya tempat tinggal dengan sewa murah dan tidak membebankan untuk mereka yang low budget, banyaknya hidup mereka serba kekurangan.Jauh dari kata cukup,Renata hanya sebagai pramusaji biasa di resto kecil.
Gajih yang di terimanya harus cukup untuk biaya sekolah Rania,makan sehari-hari untuk berdua,sewa tempat,listrik dan juga air belum lagi pengeluaran lainnya yang tak terduga.
Meski,Rania ikut membantu.Tapi,itu hanya cukup untuk yang jajannya dan juga keperluan sekolah lainnya yang sewaktu-waktu selalu ada,hampir di setiap minggunya.
Di pagi ini, mereka berdua sudah di sibukkan dengan rutinitas mereka.Renata, membuatkan sarapan berupa telur dadar beserta dengan nasinya sedang rania sibuk dalam mengerjakan tugas sekolah yang belum sempat dia kerjakan,akibat bekerja.
"Rania, sarapan".Teriak renata,di dapur yang menyatu dengan ruang tamu kecil.
Kebetulan sekali rania sudah membereskan bukunya ke dalam tas usang milik nya.Maklum,sudah lima tahun tidak di ganti.Mau di ganti pun,uang nya tak cukup.
"Iya,kak!".Seru Rania,membalas teriakan renata.
Nasi panas, beserta dengan telur dadar tersaji di depan mata rania.Sebelum Rania mengambil telur dadar goreng, renata membaginya menjadi dua bagian.Maklum lah mereka harus pandai menghemat pengeluaran.
Telur dadar satu aja harus di bagi dua,sepiring nasi pun harus cukup untuk berdua.Sesulit itu kehidupan mereka.Tak ayal,jika pemecatan secara sepihak itu membuat diri renata tertekan di tengah kehidupan ibukota yang keras.Semakin di tekan, semakin tidak nyaman itu yang di rasakan renata,tiga tahun yang lalu.
Renata,sudah siap dengan stelan baju kerjanya.Sedang,Rania dengan seragam menengah atas nya.Berkutat di kesibukan hari dengan aktivitas mereka masing-masing.
Perbedaan aktivitas,mau tidak mau mereka harus menempuh jalan yang bertolak belakang.Selepas sarapan dengan menu sederhana, mereka melanjutkan aktivitasnya masing-masing.Tanpa perlu,banyak cerita, tanpa perlu banyak tingkah.Toh, mereka juga di kejar waktu.
Buat makan saja susah,apalagi untuk ongkos transportasi mereka untuk menunjang mereka ke tempat tujuan.
Jalan kaki, adalah pilihan yang terbaik.Meski itu harus di tempuh dengan jarak yang tak dekat, setidaknya mereka bisa menghemat pengeluaran.Oleh sebabnya, selepas sarapan mereka langsung pergi ke tempat tujuan masing-masing.
Renata, dengan stelan kerja nya yang tak lengkap.Sengaja,agar dia bisa berlari secepat kilat bak kereta ekspres.Di kejar waktu,masuk kerja setengah delapan,sedang dia berangkat setengah tujuh,waktu yang di tempuh sekitar 30 menit ada 30 menit untuk dia merapihkan pakaiannya sebelum siap bertempur dengan rutinitas sehari-hari nya.
"Hus. Hus..Hus".Napas renata tersengal,kala dia berlari.
Tak sedikit yang menertawakan tingkah konyolnya,tapi tak sedikit yang salut terhadap perjuangan nya menempuh jarak yang tak dekat dengan berlari.Mengejar waktu,ada pula yang iba tapi tidak melakukan apapun.
Yah, karena setiap hari renata melakukannya.Banyak warga yang sudah hapal betul dengan renata,si pelari cantik dengan kecepatan lari melebihi kereta ekspres,si pejuang tangguh,hebat,luar biasa dan gigih memperjuangkan hidupnya.
Lagi-lagi, mereka tidak bisa berbuat banyak.Toh, mereka juga sama,para pejuang.Sama-sama bernasib pilu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 201 Episodes
Comments
Anonymous
semangat kak
2022-12-02
0