Kami pun masuk ke dalam dungeon. Disaat aku menoleh ke arah gerbang portal nya, portal itu sudah menghilang. Mantap! Sekarang bagaimana cara kita untuk kembali? Dalamnya seperti goa yang sangat luas dan memiliki terowongan tanpa ujung. Di sekeliling dinding dan pinggiran terowongan goa terdapat banyak sekali batu yang berkelap-kelip seperti permata. Itu pertama kalinya aku melihat permata sedekat itu dan itu sangat indah.
Woi tolol! Sadar woi! Dimana Tifa??!!! Malah mengagumi dungeon... Tiba-tiba terdengar suara besi beradu. Karena aku seekor anjing, pendengaran ku jadi lebih tajam. Aku pun mengikuti dari mana arah suara itu berasal. Tepat beberapa meter di depanku, terdapat jurang yang dangkal. Dibawah nya terdapat Tifa yang masih menggunakan armor Wildrider yang bertarung dengan 3 monster yang sama seperti dengan monster yang mencoba keluar dari dungeon tadi.
Aku cukup kagum melihat bagaimana Tifa bisa menyesuaikan diri yang awalnya bertarung mengandalkan pedang bisa bertarung tipe jarak dekat sekaligus tangan kosong. Bahkan dia masih bisa bergerak cukup cekatan dan cepat meskipun mengenakan zirah Wildrider. Belum lagi terdapat 3 musuh yang harus dia lawan sekaligus.
Monster pertama yang berupa humanoid kadal mencoba mencakar Tifa tapi dengan cepat dan reflek yang luar biasa Tifa menangkis dan menangkap lengannya. Melihat temannya berhasil dia atasi si monster humanoid kuda itu segera mencekik Tifa dari belakang dan berniat mengigitnya.
Dengan 1 gerakan simple Tifa bisa terbebas dari kondisi itu. Tangannya yang masih bebas dengan segera menyikut monster kuda yang dari belakang mencekiknya. Sang monster kuda itu pun melepaskan cengkraman tangannya pada leher Tifa dan mundur sambil memegangi perutnya yang terkena sikutan Tifa.
Tidak membuang waktu, Tifa dengan segera melemparkan monster kadal yang ia pegangin tangannya ke arah monster kuda yang ada dibelakangnya. Mereka pun saling tumpang tindih. Melihat dari cara mereka bertarung para monster itu tahu cara bertarung ala manusia. Mencekik, memukul, bahkan menendang dan bergulat.
Tak lama kemudian Tifa menyadari keberadaanku di ujung tebing.
"Kau yakin tidak ingin membantuku, Kit?" Tanya Tifa merentangkan dan mengangkat kedua tangannya.
"Untuk apa? Kau tampaknya bisa menanganinya." Jawabku. Dan itu memang faktanya.
"Oh begitu kalau begitu kuserahkan yang diatas itu kepadamu." Kata Tifa melanjutkan pertarungannya dengan kedua monster dibawah. Tunggu! Dia bilang "yang diatas"? Memang ada apa di atas sini? Aku segera menoleh ke arah belakangku.
" Waaaaaaaaaggggghhhh!!!!! Ya ampun! Yang benar saja!!!!!" Aku pun menyumpah serapah setelah mengetahui di belakangmu terdapat monster humanoid seperti gabungan antara babi dengan robot yang akhirnya menendangku hingga aku terjatuh ke jurang dimana Tifa bertarung.
"Mati kau, Babi mesin!!!!" Hardik ku dalam posisi meluncur seperti roket ke bawah jurang. Mengetahui aku jatuh ke arah Tifa aku cukup lega karena dia mungkin akan menangkapku.
"Tifa!" Bentak ku ke arah Tifa. Tapi yang dilakukan Tifa lebih brengsek dari yang kuduga. Dia mendorong Monster kuda yang ia lawan ke arah aku mendarat.
"Woi peri sialan! Bukan itu yang kumaksud!!!" Hardik ku ke Tifa. Dengan cepat aku menggunakan penguasaan mutlak untuk mengubah tubuhku menjadi sekeras berlian. Monster kuda yang Tifa dorong ke arahku dengan segera dan telak menabrakku dengan sangat keras hingga membuat rahang mulutnya patah. Itu tampak jelas karena mulutnya tidak bisa tertutup dengan posisi yang ganjil. Aku pun mendarat dengan sempurna setelah menabrak monster kuda itu.
Aku tidak percaya dia bakal melakukan itu dengan tanpa rasa bersalah sedikitpun kepada peliharaannya sendiri. Saatnya pembalasan. Tepat ketika Tifa melompat untuk menerjang monster kadal kugunakan kekuatan penguasaan mutlak ku dengan menggunakan bantuan dari makhluk hitam yang ku punya untuk mengendalikan udara di sekitar Tifa saat dia di udara sehingga membuatnya terpelanting hingga menabrak bebatuan stalaktit yang ada dibelakangnya hingga hancur berkeping-keping.
"Apa masalahmu Kit?!! Seharusnya kau melemparnya bukan melemparku!!" Kata Tifa dengan sebal membersihkan puing-puing batu yang menindih nya.
"Itu kalimat ku sialan! Bisa-bisanya kau menggunakan monster kuda itu untuk menangka-....!!!!" Bentakku membalas yang tidak terselesaikan karena monster kadal itu menamparku hingga terpental jauh menggunakan ekornya.
"Kit!" Teriak Tifa. Sialan memang! Giliran aku terpelanting dan menabrak stalaktit seperti bola dia baru mengkhawatirkanku. Kesatria babi mesin yang menendangku dari jurang tadi terjun ke jurang langsung untuk membantu 2 teman monsternya dalam menghadapi Tifa.
Si monster humanoid kadal itu pun mulai menggunakan pola serangan ekornya yang penuh dengan duri. Gerakan ekornya mirip seperti ular kobra yaitu mematok. Tifa bahkan cukup kesulitan dalam menghindarinya. Beberapa serangan sempat mengenai Tifa walaupun tidak mengenai daerah vitalnya. Dengan memanfaatkan momen, Tifa berhasil menangkap ekor si kadal dan mulai membanting kan nya ke arah kedua teman monsternya yang lain.
"Rasakan ini! Ini! Ini! Dan.... INI!!!" Bentak Tifa membanting kan monster kadal itu kesana kemari memukulkannya ke arah monster babi dan monster kuda seperti layaknya menggunakan palu.
Setelah cukup puas Tifa memutuskan ekor monster kadal itu dengan cara menginjak bokong monster itu kemudian menarik paksa ekornya hingga putus. Darah menyembur dari pangkal ekor dengan sangat deras. Karena ujung ekor monster itu cukup tajam, Tifa segera melemparkannya seperti melempar tombak ke arah monster kuda tersebut hingga menembusnya. Monster kuda itu pun mati dengan ekor kadal yang menancap tembus di dadanya.
Tapi pertarungan belum selesai. Monster kadal itu meregenerasi ekornya dan kali ini wujud ekornya lebih mengerikan. Sepertinya berevolusi.
"Oh ayolah! Aku bisa meladeni kalian sampai kalian puas sekalipun!" Keluh Tifa. Aku yang masih terkubur reruntuhan pun keluar.
"Perintah analisis monster." Perintah ku. Kemudian makhluk hitam yang selalu bersama denganku segera menusukkan kawat-kawatnya ke masing-masing monster. Dengan mudah aku bisa mendapatkan informasi dari kedua monster itu.
Spesies : Beast.
Jenis : Humanoid Of Horse/Humanoid Of Boar.
Sialan, tidak ada informasi yang berguna. Aku pun dengan penasaran menganalisa Vessel milik Tifa. Makhluk hitam yang ada di belakangku pun menusukkan beberapa sulur kawatnya ke permukaan zirah Tifa.
"Menganalisa kemampuan Vessel." Ucapku memberi perintah.
Nama Vessel : Vessel Trident.
Monster Kontrak : Wildrider dan Sentinel Satyr.
Jenis kartu yang ada di dalam plat : Sword Order, Shield Order, Gantlet Order, Summon Order, Finishing Order.
"Perintah mengirimkan cara penggunaan kartu dalam plat." Ucapku memberi perintah.
Setelah mentransfer semua cara dan tutorial penggunaan kartu kepada Tifa, dengan sigap Tifa menarik kartu yang terdapat pada plat yang terpasang di sabuknya dan memasukkannya ke dalam scanner card yang ada di tangan kirinya. scanner nya ternyata adalah kepala antelop bertaring berwarna emas yang ada di tangan kirinya. Aku sempat berpikir kalau itu adalah hiasan atau pelindung lengan saja.
Tifa memasukkan nya kedalam slot scanner nya. Tiba-tiba terdengar suara : "Summon Order " dari scanner Tifa.
Tiba-tiba dari belakangku Wildrider muncul dengan berlari dan menanduk kedua monster tersebut hingga terlempar menabrak stalaktit. Sekarang setiap pihak merasakan bagaimana rasanya menabrak stalaktit di sini. Wildrider pun berjalan cepat ke arah Tifa dan berposisi di belakang Tifa seolah Tifa adalah majikannya.
Tifa kemudian menoleh ke arahku.
"Terima kasih sudah membantuku." Katanya dengan sangat bersyukur. Sepertinya Tifa tahu kalau akulah yang memberitahunya cara menggunakan kekuatan Vessel secara maksimal.
"Sudahlah, memang seharusnya begitu. Cepat akhiri sana!" Ucapku.
Tifa menarik kartu satu lagi dari plat nya kemudian memasukkannya ke dalam scanner.
"Finishing Order." Scanner kartunya berbunyi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments