Dan Reina Sebagai Penantang Pertamaku

Jika kalian baru saja melihat kejadian di chapter sebelumnya. Kalian serasa melihat seorang idol cantik yang bisa berdiri sejajar dengan preman jalanan dan itu tidak akan masuk akal di dunia lamaku kecuali jika di dalam sebuah teater atau film. Dan tiba-tiba pintu depan kafe Tifa terbuka dengan sangat keras.

"Maaf terlambat!" Kata Sosok yang membuatku jengkel. Yah siapa lagi kalau bukan si kucing liar, Reina.

"Yah, darimana kau, pus? Mencari ikan untuk makan malam?" Tanya Yeager mengumpulkan potongan-potongan tangan robotnya dan mengumpulkan menjadi satu di atas meja.

"Yah seperti biasa." Kata Reina sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Setidaknya ingatlah satu perintahmu untuk tidak pernah terlambat. Kebetulan kau datang ketika aku ingin memberikan kalian tugas." kata Yeager.

"Aku ingin kalian membawa Louch kembali ke Dragon Task. Ada 3 tahapan untuk tugas kalian ini : pertama bujuk dia untuk kembali ke Dragon Task, kedua bawa dia dengan paksa hidup-hidup kepadaku sisanya biar aku yang mengurusnya, yang ketiga sangat mudah dan mungkin kalian lebih menyukainya. Bunuh dia sehingga aku tidak perlu peduli nasibnya." Jelas Yeager sambil menyahut minuman beer yang masih dibawa Tifa dan meminumnya sampai habis. Sendawa tidak lupa dia keluarkan. Suaranya seperti seekor banteng melengguh.

"Apakah kalian paham?" Tanya Yeager melihati anak buahnya satu per satu. Reina hanya bisa angkat bahu, Tifa menjawabnya dengan hembusan napas berat, Bullet hanya menjawab dengan menatap Yeager.

"Oke biar ku luruskan kembali. Siapa yang kau maksud " kalian" Yeager?" Tanya Tifa.

"Kau dan Reina tentunya. Kalian adalah teman masa kecil bukan? Akan lebih mudah mengirim kalian yang statusnya adalah teman masa kecil Louch." Jawab Yeager dan memberi isyarat kepada Bullet untuk membawakan potongan tangannya yang hancur. Bullet menurutinya tanpa banyak membantah.

"Cukup ironis ya. Memburu dan membujuk teman sendiri disaat yang bersamaan." Sindir Tifa.

"Aku tidak peduli dengan cara yang kalian pakai. Oh iya, tentang kasus kegagalan kalian dalam penangkapan monster kontrak.... " Yeager pun menerawang melihat langit-langit. Aku bisa melihat keringat Tifa di belakang lehernya yang mengalir deras karena panik.

"Yah aku tahu cukup sulit menangkapnya tanpa menggunakan kartu kontrak tapi jika ditengah misi kalian dalam memburu Louch kalian menemukannya kembali maka sekalian ya." Kata Yeager. Ugh... astaga. Meskipun orang ini terlihat galak tapi penampilannya tidak dapat di ganggu gugat.

"Jika kalian gagal lagi maka aku tidak akan segan untuk turun tangan. Mengerti?" Dengan nada yang cukup mengintimidasi Yeager mengatakannya. Bahkan yang menguping dari jauh saja merasa sangat ketakutan. Apakah para Dragon Task selalu merasakan hal seperti ini ketika mereka melapor?

"Baiklah, sesuai permintaanmu. Raja Yeager." Kata Tifa berlutut dengan anggun di depan Yeager. Semua pun mengikuti teladan Tifa.

"Jangan membuatku kecewa anak-anakku. Kalian telah kusantuni maka kalian.... " ucap Yeager diikuti yang lain.

"..... punya kewajiban untuk berbakti. " Ucap semuanya secara bersamaan. Sepertinya itu adalah semboyan mereka yang direkrut oleh Yeager.

"Bullet, Claw. Kita pergi. Sampai jumpa, mate." Dengan satu tangan, Yeager memakai kembali jubahnya dan berjalan menuju pintu keluar diikuti oleh Bullet dan orang besar yang sepertinya bernama Claw yang belum terlihat wujud aslinya. Pintu pun tertutup pelan diikuti dengan mereka bertiga keluar dari kafe.

Suasana menjadi normal walaupun secara perlahan. Hening beberapa detik semenjak rombongan Yeager keluar dari Kafe milik Tifa. Tifa dengan segera membersihkan kembali kekacauan yang kelompoknya buat.

"Bagus sekali, Tifa. Sekarang bagaimana cara kita menemukan Louch? Dia bisa ada dimana saja." Tanya Reina dengan nada sebal dan duduk di kursi terdekat.

pertanyaan itu membuat Tifa berhenti sejenak.

"Louch tahu kalau dia akan diburu oleh kita cepat atau lambat. Kemungkinan dia sedang mencari suaka atau berbaur dengan masyarakat." Ujar Tifa memunguti peluru-peluru yang ditembakkan Bullet.

"Bagaimana kalau kita buat dia menjadi buronan?" Tanya Reina.

"Itu hanya membuatnya semakin sulit dilacak. Bisa jadi dia bersembunyi di dungeon yang acak muncul di luar kota. Kita butuh semacam sensor untuk mencarinya. " Jelas Tifa yang saat ini aku sedang mencoba menyapu kabel-kabel dan potongan besi dan karbon bekas dari lengan Yeager.

"Bagaimana jika kita menggunakan pet?" Tanya Reina.

"Ruang lingkupnya terlalu kecil. Semakin jauh pet mu darimu dia akan semakin melemah." Jawab Tifa. Aku pun keluar dari kamar Tifa sambil mendekati Tifa. Tifa yang tahu langsung memelukku seperti anjing peliharaan kesayangannya.

"Bukankah sudah kubilang untuk tetap di kamar." Kata Tifa dengan tersenyum dan mengelus-elus kepalaku sedangkan Reina tidak menghiraukanku.

"Lalu? Kau punya usulan?" Tanya Reina pasrah. Tifa melihatku lamat-lamat seolah ada sesuatu di wajahku. Kemudian wajahnya menjadi ceria seperti orang yang baru saja menemukan ide.

"Karena aku anggota cadangan di guild jadi aku memiliki waktu cukup luang dalam melakukan pencarian. Kita bagi tim menjadi menjadi 2." Kata Tifa. Mendengar kata "tim" membuat Reina mengerutkan dahinya sambil memiringkan kepalanya.

"Baiklah, dan siapa yang kau sebut " tim" itu?" Tanya Reina sambil jarinya membuat tanda kutip ketika kata "tim" diucapkan.

"Kau sendiri dan aku dengan Kit. 2 tim kan?" Jawab Tifa.

Reina kemudian menatapku seolah aku ini adalah kantung sampah yang bau dan itu membuatku jengkel.

"Kalau kau yang sebagai ketua Dari Apocrypha saja sampai ingin membawa anjing ini, pasti anjing ini memiliki kemampuan spesial atau kemungkinan juga kau sudah tidak waras membawanya keluar. Anjing putih ini akan diburu jika sampai kau membawanya keluar."

"Jelas karena pernyataan mu yang pertama yang benar. Anjing ini yang menyelamatkanku ketika aku sedang mencari bahan-bahan untuk menu kafeku. Dia bahkan berhasil membunuh monster beruang dengan sekali gonggongan." Kata Tifa. Reina membuat wajahnya semakin aneh seolah tidak percaya kalau aku bisa bergulat dengan monster beruang yang besarnya saja melebihi Hulk Hogan.

"Jika kau sampai bilang seperti maka aku akan percaya. Tapi aku menolak untuk percaya begitu saja." Kata Reina. Ok, kalau orang lain yang bilang seperti itu aku tidak akan peduli tapi jika sudah di tahap merendahkan opini dan ekspetasi Tifa maka akan ku ladeni.

"Guk! Guk! Grrrr!!!"(Tifa, bagaimana cara membuat kucing satu ini bisa mempercayaimu?) Tifa yang sudah tahu arti dari bahasa ku langsung tertawa kecil mendengarnya. Reina jelas hanya bingung mendengar gonggongan ku.

" Nampaknya Kit juga bersemangat setelah mengetahui dia diejek. Bagaimana kalau kita tunggu sampai aku membeli semir rambut sehingga Kit bisa keluar?" Kata Tifa. Reina kemudian melemparkan Sebuah botol dengan cairan merah di dalamnya ke Tifa.

"Hoo, kau tahu aku membutuhkannya." Kata Tifa.

"Aku tahu kalau kau ingin juga membawa anjing ini keluar jadi aku membeli semir rambut untukmu. Lagipula kau juga sangat sibuk di kafe." Kata Reina.

"Terima kasih. Dengan begini hutang-hutangmu berkurang." Jawab Tifa. Reina kemudian memasang wajah bingung.

"Hah? kapan aku punya hutang denganmu?" Tanya Reina kebingungan.

"Setiap kau makan kemari aku selalu cermat dalam menghitung uang pemberianmu. Dan keseringannya kurang. Jadi aku menulisnya. Kau setidaknya berhutang sekitar 79 koin perak jika pembulatan dari semenjak kafe ini berdiri. Sedangkan harga potion ini adalah 50 koin perak. masih ada 29 koin perak lagi hutangmu." Kata Tifa memperlihatkan buku hutangnya.

"Dasar teliti. Sekarang kau lebih iblis dari Yeager. Akan kubayar sisanya." Balas Reina dengan sedikit kesal.

"Baiklah." Tifa kemudian melumuri ku dengan botol berisi cairan merah itu dengan sangat merata. Tifa juga sedikit menggosokkanya di bagian yang tersembunyi dan yang benar saja, buluku berubah menjadi merah darah. Kecuali dibagian dada dan perut dan ujung kaki. Sepertinya Tifa sengaja tidak mengolesinya agar terlihat aku indah. Dan agar tidak menyentuh kemaluanku juga karena dia tahu dulunya aku manusia.

"Bagus, kali ini tidak ada alasan lagi. Ayo kita lakukan di belakang kafe." Kata Reina.

Episodes
1 Cerita Karakter Korban Jadi Lakon Utama
2 Aku, Kau Dan Balas Dendamku
3 Ya Aku Direinkarnasi....Tapi Kok?!...
4 Kok Sama Saja?!!
5 Lah Kok Aku Lo?!!!
6 Mendapat Yang Terbaik di Kondisi Terburuk
7 Pagi-pagi sudah ngajak...
8 Raid
9 Pembantaian Raid
10 Karena Aku
11 Ketidak Sengajaan yang Mengubah Takdir Dan Posisi Kami
12 Bahkan Perasaan Kami
13 Perlu Informasi
14 Tentang Siapa Tifa Sebenarnya
15 Dan Reina Sebagai Penantang Pertamaku
16 Sebagai Pertarungan Perdanaku
17 Mendapat Ramalan Dan Alasan
18 Sampai ke Telinga Kayangan
19 Yang Memberi Tifa Pakaian Pahlawan Bertopeng
20 Pertarungan Perdana Sebagai Vessel
21 Janjiku Padamu
22 Darkglide
23 Si Burung Hitam
24 Numpang
25 Dari Rumah Sakit Jiwa
26 Mencari Seekor Gagak
27 Dengan Pemiliknya
28 Trident vs Vessel gagak
29 Membuahkan Hasil
30 Dengan Berganti Partner Wanita yang Sensitif
31 Berlari Marathon Dengan Modal Celana Dalam Boxer
32 Sesi Curhat pun Dimulai
33 Berwisata ke Wilayah Kryo
34 Mendaki Gunung Dengan Ular
35 Sampai Kena Musibah dan Dapat Jalan Pintas
36 Pria Tampan di Sel Tahanan
37 Jangan Menilai Buku Dari Covernya
38 Tarian Di Atas Batu Yang Jatuh
39 Aku Menipu Kematianku Dengan Logam
40 Janji Dan Tumpukan Masalah
41 Pengumuman Tamat season 1
42 Prolog : Arc Battle Royale
43 Pencarian Vessel Gagak (Bagian I)
44 Pencarian Vessel Gagak (Bagian II)
45 Pencarian Vessel Gagak (Bagian III)
46 Trident vs Raven
47 Membawa Pulang Bekas Persembahan Dewa
48 Kebenaran Di Balik Tempat Ibadah
49 Raven vs Louch
50 Settingan
51 Bullet vs Louch
52 Penghianatan Terbongkar, Masa Lalu Bullet
53 Pria Buta Yang Memanggilku Banci
54 Rahasia Kudeta Kami
55 Asal Usul Urban Legend Nyx The Alpha
56 Teknik Pemotong : Razor Void
57 Twin Rider vs Nyx The Alpha
58 Twin Rider vs Nyx The Alpha (Bagian II)
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Cerita Karakter Korban Jadi Lakon Utama
2
Aku, Kau Dan Balas Dendamku
3
Ya Aku Direinkarnasi....Tapi Kok?!...
4
Kok Sama Saja?!!
5
Lah Kok Aku Lo?!!!
6
Mendapat Yang Terbaik di Kondisi Terburuk
7
Pagi-pagi sudah ngajak...
8
Raid
9
Pembantaian Raid
10
Karena Aku
11
Ketidak Sengajaan yang Mengubah Takdir Dan Posisi Kami
12
Bahkan Perasaan Kami
13
Perlu Informasi
14
Tentang Siapa Tifa Sebenarnya
15
Dan Reina Sebagai Penantang Pertamaku
16
Sebagai Pertarungan Perdanaku
17
Mendapat Ramalan Dan Alasan
18
Sampai ke Telinga Kayangan
19
Yang Memberi Tifa Pakaian Pahlawan Bertopeng
20
Pertarungan Perdana Sebagai Vessel
21
Janjiku Padamu
22
Darkglide
23
Si Burung Hitam
24
Numpang
25
Dari Rumah Sakit Jiwa
26
Mencari Seekor Gagak
27
Dengan Pemiliknya
28
Trident vs Vessel gagak
29
Membuahkan Hasil
30
Dengan Berganti Partner Wanita yang Sensitif
31
Berlari Marathon Dengan Modal Celana Dalam Boxer
32
Sesi Curhat pun Dimulai
33
Berwisata ke Wilayah Kryo
34
Mendaki Gunung Dengan Ular
35
Sampai Kena Musibah dan Dapat Jalan Pintas
36
Pria Tampan di Sel Tahanan
37
Jangan Menilai Buku Dari Covernya
38
Tarian Di Atas Batu Yang Jatuh
39
Aku Menipu Kematianku Dengan Logam
40
Janji Dan Tumpukan Masalah
41
Pengumuman Tamat season 1
42
Prolog : Arc Battle Royale
43
Pencarian Vessel Gagak (Bagian I)
44
Pencarian Vessel Gagak (Bagian II)
45
Pencarian Vessel Gagak (Bagian III)
46
Trident vs Raven
47
Membawa Pulang Bekas Persembahan Dewa
48
Kebenaran Di Balik Tempat Ibadah
49
Raven vs Louch
50
Settingan
51
Bullet vs Louch
52
Penghianatan Terbongkar, Masa Lalu Bullet
53
Pria Buta Yang Memanggilku Banci
54
Rahasia Kudeta Kami
55
Asal Usul Urban Legend Nyx The Alpha
56
Teknik Pemotong : Razor Void
57
Twin Rider vs Nyx The Alpha
58
Twin Rider vs Nyx The Alpha (Bagian II)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!