"A-aku.... bahkan tidak merasakan hawa keberadaan anjing ini.... Kau yakin dia bukan monster? " Tanya Reina dengan gelisah. Aku bisa tahu karena telinga kucing yang dia punya bergerak-gerak gelisah.
"Astaga, jangan membuat kami kaget, dasar anjing nakal." Kata Tifa dengan tersenyum.
Monster bapakmu Godzilla! jelas-jelas wujud anjing kayak begini di bilang monster. Tapi dengan cepat Tifa menyarungkan kembali pedangnya dan memelukku. Kalau saat ini aku berwujud manusia aku bakal jadi orang paling bahagia di dunia ini. Mantap, Dadanya montok.
"Kau gila memeluknya seperti itu?!! Dia akan menggigitmu lo!" Reina memperingati.
"Ah, tidak lagi pula dia cukup manis. Lihat dia, begitu menggemaskan." Kata Tifa dengan gemas sambil mengusap kedua pipiku. Ini dia kesempatanku. Seumur-umur aku belum pernah memegang dada wanita. Kutempelkan kedua kaki depanku ke arah dada, Tifa. Waaaaahhh!!!!! Mantap betul!!!!
Aku juga belum pernah mencium wanita juga selama di kehidupanku yang sebelumnya. Sekalian lah. Ku jilati wajah Tifa. Mungkin jika Tifa tahu kalau dulunya aku adalah manusia mungkin dia akan menjadikanku daging guling.
"Aww.... Ya ampun. Baik Kit sudah cukup. Duduk, aku akan mengambilkanmu susu." Kata Tifa berlari kecil ke arah lemari berbahan kayu. Disana terdapat banyak sekali jenis-jenis tuak dan arak. Tapi herannya kenapa kok ada susu di rak seperti ini?!
"Guk!" (Mampus! Tifa percaya sama aku!)Aku menggogong ke arah Reina meskipun aku berkata begitu Reina juga tidak akan mungkin paham. Tapi Reina memberikan tatap sebal kepadaku.
"Jika kita ketahuan memelihara sesuatu yang dilarang oleh Gereja kita bisa saja diusir dari kota atau bahkan lebih buruk seperti diserahkan kepada Dragon Task." Kata Reina menyandarkan kepalanya dengan tangannya diatas meja.
"Ah tidak apa-apa. Selama kita menyembunyikannya. Aku juga belum membalas budi kepada Kit." Kata Tifa. Oh, mungkin yang dimaksud aku. Tifa meletakkan mangkuk kecil berisi susu di dekatku. Untuk berjaga-jaga aku mengendus-endus susu tersebut untuk memastikan tidak ada racun. Ternyata tidak ada. Aku pun mulai meminumnya.
"Keadaan kita semakin buruk. Louch meninggalkan kita dan menjadi kriminal, kau membawa anjing ini ke bar kita, para Vessel juga mulai menggunakan kekuatan mereka dengan semena-mena. Beberapa dari mereka mengikuti Dragon Task." Keluh Reina. Mendengar keluhan Reina tentang Dominion ini membuat perutku tersembelit. Satu Dominion saja sudah banyak sekali masalahnya. Ares dan Athena bilang kalau ada 9 Dominion.
Tiba-tiba Reina berdiri dan meninggalkan kursinya.
"Kau mau ke mana?" Tanya Tifa. Tangannya sibuk mengelap gelas.
"Pulang. Aku perlu istirahat sebelum Raid besok." Kata Reina sebelum menutup pintu. Tak terasa susu yang ku minum sudah habis. Untuk pertama kalinya aku kenyang di kehidupan keduaku. Aku pun memasang posisi untuk tidur karena kekenyangan.
Aku sempat melihat Tifa berlari kecil ke depan pintu dan mengunci pintunya. Semua jendela ia tutup dengan tirai. Karena penasaran aku pun berjalan mendekati Tifa.
"Guk!" (Ada apa, Tifa?) Tanyaku dengan kaki depanku yang mencoba memanjat kaki Tifa. Yah walaupun Tifa tidak paham setidaknya itu membuatnya untuk berpaling dan mendapat perhatian darinya. Tifa pun tersenyum melihatku dan mengelus kepalaku.
"Aku tahu kau menjadi buruan orang-orang gereja. Tapi tak apa. Sebagai ganti kau menyelamatkanku dihutan saat itu aku akan melindungimu." Kata Tifa. Dia menyentuhkan dahinya ke dahiku. Entah kenapa itu begitu menenangkan.
"Untuk anjing liar kau tidak begitu suka menggonggong ya. Oh iya, ini untuk memastikan kau bisa kukenali." Kata Tifa mengambil sebuah lap berwarna hitam yang masih bersih kemudian dia lipat menjadi segitiga. Kain hitam itu diikat di leherku. Ya aku tahu yang Tifa maksud, kalung anjing.
"Ya, kalau ada kesempatan aku akan membelikanmu yang bagus." Katanya dengan tersenyum.
"Guk! Guk!" (Terima kasih.) Kataku.
Sepertinya Tifa mengerti maksudku.
"Sama-sama, Kit." Katanya dengan tersenyum. Tifa mengeluarkan sesuatu dari balik kantongnya dan aku terkejut bukan main. Sebuah barang yang membuatku teringat akan perkataan Ares dan Athena.
Gimmick Item. Item yang digunakan para Vessel untuk menggunakan kekuatan mereka. Ya, Tifa adalah salah satu dari sekian banyak orang yang terpilih menjadi Vessel.
Gimmick item itu berbentuk seperti slot yang digunakan untuk menyimpan kartu.
"Sudah lama sekali aku memilikinya. Tapi aku masih ragu untuk menggunakannya. Dan hanya kau yang bisa kupercaya, Kit. Bisakah ini menjadi rahasia kita? Jika ini sampai ketahuan maka teman-teman Party ku bisa jadi terlibat." Kata Tifa dengan wajah pasrahnya. Itu mengingatkanku ketika bertemu dengannya untuk pertama kali.
"Guk! Guk!" (Tentu saja.) Kataku.
Aku tidak ingin Tifa mati. Meskipun kesannya seperti balas budi. Tapi jika aku di posisinya aku pasti ragu untuk menyelamatkan anjing pembawa sial dan sangat diharamkan oleh gereja. Tifa lebih memilih untuk memikirkan untuk menolongku, makhluk paling hina di dunia yaitu anjing. Karena itu aku tidak akan menghianatinya.
"Terima kasih. Ayo ikut aku." Tifa menggendongku seperti anak anjing. Tifa mulai masuk ke dalam pintu bertuliskan seperti Staff Only sepertinya. Di dalamnya tidak begitu mewah dan terkesan biasa. Aku juga bisa mencium bau debu dan kayu yang khas di ruangan ini. Tifa meletakkanku di dekat tempat tidurnya. Tifa kemudian mengambilkan sebuah keranjang yang cukup besar dengan didalamnya terdapat seperti busa kasur.
"Ini tempat tidurmu. Kau bisa tidur disini." Kata Tifa. Aku pun melompat ke atas ranjangnya.
"Guk! Guk!" (Bagaimana kalau diatas sini?) Tanyaku. Tifa sedikit tersenyum meskipun dia tidak tahu apa yang kubicarakan. Tapi dia tampaknya mengerti apa maksudku.
"Kau ingin tidur diatas kasur? Baiklah" Aku sempat berpikir kalau dia akan menolak permintaanku tapi ternyata dia malah menyetujuinya. MANTAAAP!!!! SIIIIIPP!!!!! Aku bisa melihat dan menyentuh tubuh montok Tifa hahahhaha. Terakhir kali aku melihat tubuh wanita montok itu di kehidupanku sebelumnya. Itu pun melalui video 18+. Yang bikin lebih hina lagi aku menontonnya dari ponsel hasil ku mencuri.
"Aku menutup bar lebih awal untuk menyembutmu. Tapi Reina tampaknya kurang suka denganmu tapi tidak apa-apa dia akan akrab sebelum dia menyadarinya. Kau kotor sekali ngomong-ngomong. Aku akan memandikanmu." Kata Tifa. Wah ini aku bingung harus senang atau takut. Tubuhku bakal disentuh, diusap, dan dibersihkan oleh Tifa.
Tifa pun melepas pakaiannya tepat di depanku. Waduuuh!!!! Pikiranku kemana-mana. Tetap waras Kit!!!
Tifa kemudian membalut tubuhnya menggunakan handuknya yang berwarna putih dan menggendongku ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi begitu sederhana tapi tetap rapi. Mirip-miriplah sama kamar mandi dimana aku sering numpang mandi dulu hanya saja yang ini lebih bersih.
Tifa mulai mengguyurku dengan air dan menggosokkan sikat ke tubuhku. Ternyata tubuhku terdapat kutu. Wah wajar sih aku kan anjing. Aku sebenarnya menahan lolongan ku ketika Tifa mengusap bagian sensitif ku terutama dibagian masa depanku. Setelah aku selesai disikat dan bersih kami pun berendam bersama dan Itu adalah mandi terbaik yang pernah kurasakan. Aku selalu menjilati wajah dan bagian dada Tifa hingga membuatnya merasa geli.
"Berbeda dengan anjing lain. Kau ternyata suka mandi. Syukurlah." Kata Tifa dengan senang. Aku belum pernah merasa sebahagia ini.
Setelah Tifa merasa cukup. Dia mengelap tubuhnya dengan haduk. Ku getarkan tubuhku seperti layaknya anjing yang mengeringkan tubuhnya dari air. Tifa tiba-tiba menjentikkan jarinya. Dengan seketika tubuhku kering seolah ada angin yang membawa semua air dari tubuhku.
"Guk!" (Hebat! Apakah itu sihir?) Tanyaku. Tifa segera menggendongku ke kasur. Dan aku tidak percaya. Ternyata Tifa punya kebiasaan tidur dengan tanpa busana. Mantap!!!
"Selamat tidur, Kit." Kata Tifa mematikan lilin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments