Pengeran D tak bisa berkata-kata lagi, Dea memang aneh, dan ada sesuatu dalam diri gadis itu yang membuatnya berbeda dengan gadis-gadis lainnya. Tak heran jika ia bisa mencabut bunga mawar merah yang menjadi segel kutukan pangeran D dengan mudah. Namun, menurut pangeran D, gadis itu sangat ceroboh dan terlalu gegabah. Bahkan sepertinya, Dea adalah tipe orang yang sembrono. Dengan gaya stay coolnya, sang hantu tampan itu mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Dea.
“Kau tak tahu apa yang sudah kau katakan! Kita lihat saja, apakah kau masih tetap pada pendirianmu setelah tahu, siapa aku … dan juga duniaku.” Pangeran D langsung merentangkan kedua tangannya dan seketika angin puyuh atau putting beliung mendadak datang dan memutari tubuh sang pangeran dan juga Dea.
Keduanya langsung melayang-layang terbang di dalam pusaran angin. Dea sangat terkejut dan juga takut karena tubuhnya terbawa angin dahsyat yang entah datangnya darimana. Gadis itu panik, tapi juga bingung karena hantu tampan yang ada di hadapan Dea malah tersenyum sinis menatapnya. Secara ajaib, Dea tiba-tiba saja sampai disebuah ruangan gelap dimana hanya ada dia dan sang pangeran dedemit tampan nan menawan. Angin yang barusan membawa mereka berdua juga langsung menghilang begitu saja.
“Di mana kita?” tanya Dea. Ia memerhatikan sekeliling dan hanya ada kegelapan disekitarnya. Anehnya, tubuh Dea dan pangeran D bersinar terang sehingga keduanya bisa saling melihat satu sama lain.
“Ini tempat dimana aku dikutuk oleh ayahku sendiri? Kau tahu kenapa? Karena aku membunuh salah satu pasukan dedemit ayahku,” tandas pangeran D tanpa ragu. Bahkan raut wajahnya mengisyaratkan tak ada rasa bersalah sedikitpun.
Melihat ekspresi pengeran D yang mirip psiko, Dea langsung bergidik ngeri. Gadis itu memicingkan mata karena masih tidak percaya, seorang hantu tampan bisa membunuh abdi ayahnya sendiri. Itu sangat aneh. Dea tak bisa membayangkan dan baru sadar kalau hantu tampan ternyata punya sisi gelap juga. Untuk sesaat, Dea jadi berpikir, jika pangeran D bisa membunuh abdinya sendiri, tak menuntut kemungkinan, dirinya juga terbunuh di tangan sosok makhluk yang berdiri menatapnya tajam dalam diam.
“Kenapa kau membunuhnya? Kau seorang pengeran demit bukan? Artinya kau pewaris tahta ayahmu. Kenapa kau malah membunuh pasukan yang nantinya akan menjadi pasukanmu?” tanya Dea mencoba mengulik alasan kenapa pengeran demit ini membunuh pasukan ayahnya sendiri. Pasti ada alasan tertentu, tidak mungkin seorang pengeran membunuh tanpa sebab.
“Itu urusanku, kau tidak perlu tahu kenapa aku membunuh salah satu pasukan ayahku. Aku dikutuk dalam goa ini sampai ada seorang gadis berhati mulia bisa mencabut mawar merah yang ada ditanganmu itu. Artinya, kaulah gadis yang dimaksudkan. Tak berhenti sampai di situ, aku harus menikahimu jika ingin tetap ada di dunia fana ini. Jika tidak, maka aku akan lenyap untuk selamanya. Dan kau … kau juga tak punya pilihan lain selain harus menikah denganku, tapi … begitu kau menjadi pengantinku, maka seluruh iblis jahat dari dunia lain akan mengincarmu. Mereka haus akan darahmu. Dan setiap hari … kau akan terus diselimuti ketakutan luar biasa yang tak pernah kau bayangkan. Bagaimana? Masih mau menikah denganku?” Pangeran D langsung tersenyum sinis menyaksikan wajah tegang Dea yang langsung ketakutan setengah mati.
Tak dapat dipungkiri, nyali Dea langsung ciut setelah mendengar penjelasan panjang yang menjadi masa depan Dea bila ia tetap nekat bersedia menikah dengan pengeran demit. Sungguh Dea galau, ia merasa seperti keluar dari lubang singa masuk ke lubang cheeta.
Namun, jauh dari lubuk hati Dea yang terdalam, ia tak rela bila sosok makhluk astral paling tampan yang pernah ia lihat harus sirna dalam muka bumi ini bila ia tak menikahi Dea. Sedangkan disisi lain, Dea juga akan dalam bahaya besar bila ia menikah dengan sang pangeran. Benar-benar pilihan yang membuat siapapun mati kutu apapun pilihannya.
“Kau tak perlu menjawab lagi, lupakan semua kejadian yang kau alami di tempat ini. Aku akan mengantarmu pulang sebagai ucapan terimakasihku karena kau telah melepaskan segel kutukanku. Setelah itu, kita mungkin takkan pernah bertemu lagi.”
Tak ada sahutan, Dea masih bingung untuk memilih dan mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Hatinya seakan terluka mendengar kata perpisahan yang diucapkan pangeran D. Dea sangat tahu persis apa yang akan terjadi pada sang hantu begitu keduanya berpisah.
Merasa menang telak, pengeran D membawa kembali Dea ke dunia nyata di mana mereka berdua berada sebelumnya. Sebagai seorang hantu gentayangan dan seorang pangeran dedemit dari dunia lain, pemuda tampan bernama pangeran D ini bisa mengubah wujudnya menjadi seperti manusia biasa.
Karena sudah lama terkurung dalam goa, pangeran demit tersebut memilih berjalan kaki sambil menikmati panorama alam di siang hari. Sesekali ia memejamkan mata mendengarkan suara derai angin dan merdunya kicauan burung-burung seolah ikut menyambut kedatangannya kembali ke dunia fana ini.
Dea sendiri terpaksa terus mengikuti langkah hantu tampan yang dari tadi hanya diam tanpa berkata apapun padanya. Sampai akhirnya … tibalah keduanya di padang safana luas yang letaknya ada ditengah-tengah hutan rimba.
Di hamparan padang safana tersebut, ada seekor kuda putih besar sedang berdiri kokoh seolah menanti kedatangan pengeran D dan Dea. Kuda itu benar-benar punya aura kharismatik yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Awalnya Dea heran karena di tengah hutan rimba begini ada kuda sebagus itu. Ia bahkan bertanya-tanya siapa pemilik kuda tersebut.
“Waow … ada ya … kuda sebagus itu? Apa itu milik seseorang? Sungguh beruntung sekali orang yang memiliki kuda itu? Tidak mungkin kalau kuda sebagus itu tidak punya pemilik. Pasti rasanya menyenangkan kalau punya kuda langka begitu,” ujar Dea dari balik punggung pangeran D.
Gadis itu hendak berlari menyongsong sang kuda tapi tidak jadi karena kuda itu melayangkan kaki depannya seolah melarang Dea mendekatinya. Suara lengkingan kuda cantik dan menarik itu jga memekikkan telinga.
“Maximus!” seru pangeran D dengan lantang. Ia tampak senang setelah sekian purnama akhirnya bisa bertemu kembali dengan kuda putih kesayangannya. Pemilik yang dipertanyakan Dea rupanya adalah pangeran D sendiri.
Sang kuda yang memang sedang menunggu majikannya, langsung bergegas berlari menghampiri tuannya. Bak pasangan kekasih yang baru saja bertemu kembali setelah sempat terpisah sekian hari, pangeran D dan kudanya saling berpelukan erat. Hal itu membuat Dea cuma bisa melongo saja melihat pertemuan dua makhluk ciptaan Tuhan berbeda spesies itu. Bahkan Dea merasa kalau ia jadi orang ketiga yang mengganggu hubungan mesra keduanya.
“Jadi kau pemiliknya, pantas kau menolakku, kau punya kuda yang jauh lebih menarik ketimbang aku,” gumam Dea kesal. Ada sedikit rasa iri juga dengan pengeran D karena sebenarnya Dea adalah pecinta kuda juga.
Pangeran D tidak menggubris, ia fokus dengan kuda cantiknya. Dan setelah puas bercuap-cuap, Pangeran D tak sabar untuk menunggangi kudanya layaknya manusia pada umumnya. Padahal dia jelas-jelas adalah sosok hantu dari dunia lain, tapi bisa berinteraksi layaknya manusia pada binatang peliharaannya.
Dan dengan tak berbelas kasih, sang pangeran tampan tersebut malah memacu kudanya dengan cepat agar berlari pergi meninggalkan Dea sendirian di tengah hamparan padang safana yang entah berapa hektar luasnya ini.
“Hei!” teriak Dea seketika begitu mengetahui kalau ia sedang ditinggal pergi. “Kenapa aku malah ditinggal! Kalian berdua kejam sekali padaku!” Dea langsung marah dan juga kesal. Sudah jadi kacang, eh sekarang malah ditinggal begitu saja. Gadis itu bingung harus bagaimana lagi sekarang. “Dasar setan gila! Wajahmu doang yang tampan, kelakuanmu kayak kutu panggang!” umpat Dea sambil menendang-nendang rumput tak berdosa yang ada disekitarnya.
Sungguh, Dea tidak habis pikir. Bagaimana bisa ia ditinggal sendirian di tengah hutan rimba begini. Mana ia tidak tahu arah pula, manakah jalan yang tepat menuju kerumahnya. Hati gadis itu benar-benar kesal setengah mati.
“Dasar dedemit! Suetan alas! Nggak punya perasaan! Katanya mau ngantar pulang eh malah sekarang ditinggal!” teriak Dea sekencang-kencangnya untuk meluapkan kekesalannya.
Dan ditengah-tengah kemarahannya, tiba-tiba saja … gadis itu mendengar derap langkah kaki kuda berlari dari kejauhan dan sedang menuju kearahnya dari arah yang berlawanan dari arah pangeran D meninggalkannya tadi. Sontak, Dea menoleh ke sumber suara itu dan benar saja …
Seorang pangeran tampan berkuda putih sedang memacu kudanya berlari cepat ke tempat Dea berada. Pesona sang pemuda itu sungguh membuat hati Dea bergejolak hebat sampai jantungnya berdetak dengan sangat keras. Dea tak bisa memalingkan wajahnya pada pria yang sedang mendekatinya sambil menunggang kuda.
“Oh tidak, jantungku,” ujar Dea sambil memegangi jantungnya dengan satu tangan karena terpesona dengan pangeran D. “Aku … melihat pengeran berkuda putih yang tampan ala negeri dongeng, dia … datang mendekatiku … i-ini … bukan mimpi, kan? Jantungku … kenapa berdetak kencang begini? Bagaimana ini … rasanya … aku ingin rela mati untuknya,” gumam Dea sambil terus memegangi dadanya yang sudah tak karuan.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Maz Andy'ne Yulixah
Hahaha pasti gak jadi marah kan,,kalau pesona pangeran D emang bikin meleleh ya dea🤣🤣
2023-03-09
0
Bambang Setyo
Dea ini kayanya udah pantang mundur buat nikah sama si D
2022-12-09
0
Bambang Setyo
Bunuh siapa pangeran D...
2022-12-09
0