Terpaksa Menikah Dengan Dewa
Siapa yang tidak terkejut bila dalam hidupmu, muncul hal tak terduga yang tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia. Seperti yang dialami gadis remaja bernama Bona Dea. Gadis malang itu, terpaksa harus hidup sebatang kara karena masalah keluarga yang menimpanya. Selain hidup sendiri, ia juga harus mendapat perundungan dari orang-orang disekelilignya dan dikucilkan dari kehidupan masyarakat setempat.
Betapa miris dan mengenaskannya kehidupan yang dijalani Dea. Namun, ia mencoba bertahan agar tetap hidup demi membuktikan bahwa dirinya bukanlah sampah masyarakat seperti yang dituduhkan padanya hanya karena gadis itu adalah putri dari seorang pembunuh.
Karena perlakuan buruk dari para pembenci Dea. Ia berakhir tersesat di hutan rimba. Lebih sialnya lagi, gadis itu di kejar sang raja hutan sehingga ia tak sengaja terperosok masuk ke dalam goa dimana goa tersebut adalah goa tempat seseorang mendapatkan kutukan. Sebenarnya, tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke dalam goa kutukan ini dengan mudah karena dilapisi banyak sekali pelindung ajaib, tapi sepertinya takdir berkata lain. Goa tersebut seolah mengizinkan Dea masuk ke dalamnya karena hanya di goa inilah merupakan tempat teraman bagi Dea agar terhindar dari kejaran para binatang buas yang ingin memangsanya hidup-hidup sekaligus tempat yang bisa mengubah garis takdir kehidupan Dea.
Dea juga tak pernah menyangka bahwa kecintaannya terhadap bunga mawar telah membawa takdir hidupnya yang tadinya dipenuhi dengan duka menjadi sebuah anugrah tak terkira. Entah gadis itu sadar atau tidak, ia telah melepas segel kutukan seseorang secara tidak sengaja begitu bunga mawar itu tercabut oleh tangannya dari atas batu besar. Seketika, muncul sosok pemuda tampan bermahkota dan langsung menatap tajam mata Dea.
“Si … siapa kau? A-apa … kau … ha … hantu?” tanya Dea terbata-bata. Tubuhnya sampai gemetar hebat karena ini pertama kali dalam hidupnya ia melihat sosok yang Dea yakini adalah hantu. Hanya saja, hantu tersebut berwajah tampan rupawan dan ia muncul dari bawah batu besar tempat Dea mencabut bunga mawar merah yang ada di tangan kirinya.
Sosok pemuda tampan itu tidak langsung menjawab pertanyaan Dea, sebaliknya … ia mendekatkan wajah rupawannya tepat di atas wajah seorang gadis muda yang sedang memegang setangkai bunga mawar merah dengan tubuh gemetar ketakutan.
“Menikahlah denganku!” tandas pemuda bermahkota itu tanpa dinyana-nyana dengan tatapan mata menakutkan.
Tangan kanan sosok tampan itu ikut memegang setangkai bunga mawar merah berkilau yang ada di tangan kiri Dea. Kedua insan itupun sama-sama saling memegang setangkai bunga mawar merah yang menjadi saksi bisu pertemuan pertama mereka.
Dea tersentak dan melirik tangannya yang bertautan erat dengan tangan si pemuda, semua bulu kuduknya merinding disko ditatap sosok tampan rupawan yang menurutnya adalah hantu gentayangan. Kepala gadis itu keliyengan tatkala mendengar sosok makhluk tampan tersebut langsung mengajaknya menikah tanpa alasan, dan tak lama kemudian, Dea pingsan di tempatnya.
***
Sejak terjaga dari pingsannya beberapa waktu lalu, Bona Dea atau yang biasa dipanggil Dea, terus mengikuti pergerakan seorang pemuda tampan yang tak sengaja ia bebaskan dari segel kutukan dengan mencabut sekuntum mawar merah di atas batu besar. Mata gadis cantik itu tak henti-hentinya menatap pria tampan yang sejak tadi mengumpulkan kayu bakar untuk menghangatkan tubuh keduanya. Dea mengira bahwa pemuda tampan menawan itu adalah hantu gentayangan, dan ternyata benar. Gadis itu benar-benar gemetar ketakutan karena sosok tampan itu melayang.
Astaga, apa benar dia hantu? Aku … bisa melihat hantu? Batin Dea dan pemuda tampan itu langsung meliriknya seolah bisa mendengar suara hati Dea.
Gadis malang itu bingung harus bagaimana. Jika dugaannya benar, artinya secepatnya Dea harus pergi dari sini. Namun ia tidak tahu bagaimana caranya dia keluar. Tidak menuntut kemungkinan, hantu tampan tersebut pasti bisa mengejarnya dengan cepat.
Yang bisa dilakukan Dea sekarang adalah menunggu. Ia menunggu apa yang akan dilakukan hantu gentayangan itu padanya. Dea cuma bisa berharap semoga ia tidak diapa-apakan mengingat dengan siapa ia saat ini.
Berjam-jam lebih telah berlalu dan sosok tampan menawan itu hanya diam diri menatap kobaran api unggun tanpa bergeming sedikitpun dari tempatnya. Dea bahkan tidak habis pikir, bagaimana bisa hanya karena mencabut sekuntum mawar merah di atas batu besar dapat membebaskan sebuah kutukan. Hal itu merupakan suatu hal yang mustahil untuk bisa diterima dengan nalar ataupun akal sehat manusia.
Apalagi, yang dibebaskan Dea adalah makhluk astral yang harusnya tak bisa dilihat oleh kasat mata. Sungguh Dea bingung, sebelumnya ia tak pernah melihat hantu, sangat aneh bila sekarang ia dapat melihat makhluk ghaib menawan seperti pemuda tampan yang ada dihadapan Dea. Berkali-kali gadis itu menepuk-nepuk pipinya berharap ini hanyalah mimpi, namun yang Dea rasakan nyatanya sakit juga. Artinya apa yang dialaminya benar-benar nyata dan bukan khayalan semata.
Pemuda tampan yang masih belum Dea ketahui siapa namanya itu tak mau menjelaskan banyak tentang apa yang terjadi, siapa dia dan darimana asalnya serta bagaimana bisa ia terkurung di dalam goa di tengah hutan ini, tidak ada penjelasan apapun soal itu. Namun, akhirnya Dea memutuskan untuk acuh saja selama ia tak disakiti oleh hantu tampan ini. Gadis itu sudah lelah dengan semua masalah yang menimpanya, dan iapun tak mau ambil pusing. Setidaknya, Dea merasa sedikit bersyukur karena diberi kesempatan bisa bertemu dengan makhluk Tuhan paling tampan yang pernah ada di dunia.
Sayang dia hantu, coba kalau bukan … batin Dea menghibur diri sendiri.
Diluar goa ini, sedang hujan lebat sehingga Dea tidak bisa keluar untuk sementara waktu. Seketika, gadis itu teringat sesuatu sebelum dia pingsan, ia yakin kalau si pemuda ini mengajaknya menikah sesaat sebelum Dea tak sadarkan diri. Hanya saja, gadis itu ragu apakah ajakan sang pemuda tampan ini benar atau tidak, atau itu hanya halusinasi Dea belaka. Ingin sekali gadis itu bertanya tapi ia takut salah bicara mengingat makhluk di depannya bukanlah manusia. Dea juga tidak tahu apakah sosok tersebut adalah sosok yang baik atau jahat. Gadis itu hanya bisa menatap lurus makhluk tampan itu dengan hati was-was tak karuan.
“Kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya si pemuda yang merasa rishi ditatap Dea dengan tajam.
Akhirnya, cowok itu mau bicara juga, batin Dea. Sebab, inilah yang sedang ditunggu-tunggu oleh gadis itu sejak tadi.
“Aku yakin … sebelum aku pingsan, kau mengajakku menikah denganmu,” ujar Dea lirih. Sebenarnya, ia agak sedikit malu dan takut juga. Takut kalau ia salah ucap.
Berduaan di dalam goa bersama sosok hantu, sesuatu yang buruk bisa saja terjadi pada Dea. Tapi gadis itu berusaha menyembunyikan ketakutannya agar tidak dianggap lemah. Jikalau ia memang harus mati hari ini, Dea merasa bahwa dirinya sudah siap apalagi jika mati ditangan pria tampan. Dea ikhlas dan rela karena hidupnya sudah tidak ada artinya lagi di dunia ini.
“Kau salah dengar,” terang pemuda tampan itu masih dengan sikap cueknya.
“Tidak! Aku tidak salah dengar, aku yakin kau memintaku menikah denganmu sebelum aku pingsan!” Dea tetap kukuh pada ingatannya sebelum kehilangan kesadaran.
Untuk pertama kalinya setelah Dea terjaga dari pingsannya, pemuda itu baru mau menatap wajah Dea lekat-lekat. Sosok hantu itupun kembali melayang melesat cepat mendekati tempat Dea berada. Sontak, jantung Dea berdetak semakin kencang dari sebelumnya. Siapapun pasti gemetar didekati hantu tampan. Anehnya, Dea malah terbuai dengan suara merdu sang hantu.
“Coba kau pikir Nona, kau tidak tahu aku, akupun tidak tahu siapa kau. Kau dan aku sama-sama terjebak di hutan ini. Bagaimana mungkin aku memintamu menikah denganku? Apa itu mungkin? Kita tidak saling kenal dan tidak ada alasan kenapa aku harus menikah denganmu.” Pemuda tampan itu mendengus kesal. Sepertinya suasana hatinya sedang tidak baik sekarang entah karena apa.
Dea terdiam, yang dikatakan si hantu memang benar. Mereka berdua adalah orang asing beda alam yang tidak saling kenal satu sama lain, bertemupun juga baru kali ini. Mustahil jika pemuda tampan itu langsung mengajaknya menikah dengannya dihari pertama mereka bertemu. Namun, sekuntum bunga mawar merah yang ada di tangan Dea menjadi saksi bisu kisah pertemuan pertama keduanya. Dan karena bunga mawar itulah Dea bisa melihat sosok hantu tampan ini.
Sayangnya, bunga tersebut tidak bisa bicara, seandainya bisa … pastilah bunga mawar merah itu bakal memberitahu segalanya bahwa kenyataanya, si hantu penuh pesona itu memang mengajak Dea menikah begitu keluar dari dalam batu besar dengan cara ekstrem yang tak bisa dijelaskan dengan akal sehat manusia. Tapi, entah kenapa pemuda itu kini malah menyangkalnya, tidak ada yang tahu apa alasannya selain pemuda itu sendiri.
“Sayang sekali,” gumam Dea sedih sambil menatap lurus bunga mawar merah ditangannya. “Padahal hidupku mungkin akan berubah kalau aku punya suami tampan dan keren sepertimu meskipun kau adalah hantu. Orang-orang diluar sana sangat kejam. Tapi aku sadar diri, kau sempurna, sedangkan aku bukan siapa-siapa selain di cap sebagai putri seorang pembunuh. Oke, lupakan saja, aku juga tidak peduli siapa kau dan darimana asalmu, Kau hantu atau bukan, itu juga bukan urusanku.”
Gadis itu mulai pasrah kembali pada garis takdir hidupnya dan langsung memalingkan wajah menyembunyikan kesedihannya. Wanita mana yang tidak jatuh cinta bila bertemu makhluk menawan seperti pria yang Dea tak tahu siapa namanya ini. Namun, Dea sangat tahu diri seperti apa posisinya saat ini dan ia tidak menyalahkan siapapun. Penderitaan yang ia alami telah mengajarkan banyak hal padanya termasuk dipermainkan.
“Kau yakin kau mau menikah dengan hantu sepertiku?” tanya pemuda tampan itu dengan memasang wajah serius.
Dea menghela napas panjang dan entah kenapa ia mulai nyaman mengutarakan apa yang ia rasakan walau awalnya ia ketakutan. Namun, melihat betapa tampannya sosok hantu ini, Dea sudah tidak takut seperti sebelumnya.
“Awalnya aku takut saat menyadari kau bukan manusia. Tapi kau jauh lebih baik dari manusia-manusia yang ada di luar sana. Kau tidak menyakitiku meskipun kita baru beberapa jam bersama, jika kau ingin aku menikah denganmu entah karena apa, aku bersedia. Toh tidak ada bedanya jika aku harus mati sekarang atau nanti.” Dea mengatakan kalimat tersebut tanpa ada keraguan sedikitpun. Ini gila sih, tapi Dea lebih nayaman berada di dalam goa ini bersama hantu ketimbang berada di desa bersama orang-orang yang membencinya hanya karena kesalahan keluarganya.
Sosok hantu tampan itu berdiri tegak menatap lurus wajah Dea. Tidak ada yang tahu seperti apa pikiran si hantu saat ini. Ia pun melayang-layang di udara mengitari ruangan goa sebelum akhirnya ia kembali ke hadapan Dea.
“Tidurlah … wajahmu pucat, besok kau harus kembali ke desamu,” ujar sosok tampan itu dan melesat cepat duduk di depan api unggun sambil menopang dagu seolah sedang memikirkan sesuatu.
BERSAMBUNG
***
Hai-hai akhirnya ... setelah sekian purnama menunggu kisah pangeran D bisa rilis juga. Coba tebak siapa sosok hantu tampan itu? wkwkwk
Dia adalah putra kedua raja dedemit Refald. Kenapa dia bisa jadi hantu? Terus ikutin kisahnya ya ... jangan lupa dukung like dan komentarnya, love youu ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sabrina Azzahra
nyimak dulu ya
2024-01-27
0
agustin puspita
pangeran D.....salam kenal ..
2023-12-04
0
Asngadah Baruharjo
OMG
2023-09-22
0