Fey dan Refald memang mengizinkan Dea untuk kembali ke dunia nyata agar menantunya itu bisa mengikuti ujian kelulusan. Sebab Fey dan Refald sama-sama menjunjung tinggi pendidikan. Namun, dibalik itu semua, ada hal yang harus dilakukan Dea terkait dirinya yang memutuskan menjadi bagian dari keluarga seorang Raja dan Ratu demit dari dunia lain.
Hal tersebut tentunya berhubungan dengan nyawa Dea yang dipertaruhkan ketika gadis itu memilih bersedia menikah dengan Dewa. Bukan berarti Refald dan Fey tidak tahu dan hanya diam saja atas rencana besar menantunya. Pasangan sejoli paling fenomenal sepanjang sejarah itu tahu pasti apa yang akan terjadi nantinya meskipun mereka tak bisa mencegah ataupun mengubah takdir hidup seseorang.
Pasangan Raja dan Ratu demit itu percaya kalau mereka tidak salah memilih pendamping hidup untuk putra kedua mereka yang memang bisa mengembalikan keadaan. seperti sedia kala suatu hati nanti selagi kisah cinta pangeran D dan Dea baru di mulai.
Dea keluar dari istana kerajaan demit di dunia lain ditemani oleh suami tercintanya yang seorang pangeran dedemit juga. Keduanya tidak keluar dengan tangan kosong ketika menuju kediaman Dea, melainkan menaiki sebuah kereta kencana dengab segala hal yang dibawakan Fey untuk Dea.
Kereta tersebut adalah kereta kencana ghaib dan hanya bisa dilihat oleh para makhluk astral tak kasat mata saja. Manusia biasa, takkan bisa melihat kereta yang ditumpangi Dea dan suminya. Itu adalah permintaan khusus dari Fey mengingat baik Dea ataupun Dewa baru saja menikah dan jelas Fey takkan membiarkan Dea keluar dari dunia lain hanya dengan berjalan kaki. Keduanya diarak layaknya pasangan pengantin baru ala negeri dongeng yang akan pergi berbulan madu padahal pasangan pengantin baru itu hanya pulang ke desa tempat tinggal Dea sebelumnya. Namun semua penduduk demit bersorak sorai ramai mengawal kepergian pengeran D dan Dea ke dunia nyata.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Sebentar lagi kita akan sampai," ujar Dea yang risih karena suaminya terus saja menatapnya tanpa henti sejak keduanya meninggalkan dunia lain menuju rumahnya.
"Kau belum mengatakan padaku bagaimana caramu menghidupkan kembali pasukan ayahku yang kubunuh. Apa ... kau akan mengorbankan dirimu dan menukar nyawamu dengan jiwa mas Gen?" tebak Dewa sangat keberatan bila memang itu yang akan dilakukan Dea demi dirinya.
Kenapa demit satu ini membahas hal seperti ini sih? pikir Dea.
"Pangeran Ardewa Refey Dilagara, bukan cuma kau saja yang punya masa lalu kelam. Akupun punya dan aku tahu seperti apa rasanya. Bedanya, aku sebatang kara sekarang, tidak punya siapa-siapa. Sedangkan kau punya keluarga yang amat sangat menyayangimu. Hidupku sama sekali tidak ada artinya di dunia ini. Beda denganmu, kau punya banyak sekali cahaya kehidupan penuh warna, sayang jika kau sirna hanya karena masalah cinta. Nyawaku, sama sekali tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kebahagiaanmu. Kau cukup berterimakasih saja padaku karena aku adalah malaikat penyelamatmu. Anggap saja begitu." Dea tersenyum manis pada suaminya seolah pengorbanan nyawanya bukanlah masalah besar.
Gadis itu, sepertinya cinta mati pada pangeran D hingga ia rela mati dengan cara mengorbankan diri. Pangeran D sendiri tak pernah menyangka bakal bertemu dengan wanita yang cintanya jauh lebih gila bila dibandingkan dengan cinta gila yang dulu pernah dimiliki pangeran D. Melihat Dea, seperti melihat cerminan pangeran D sendiri.
"Aku tidak tahu, sebenarnya apa isi kepalamu itu. Aku pikir akulah makhluk paling gila di dunia ini, ternyata ... kau jauh lebih gila dariku."
"Aku tahu, aku memang gila, tidak waras dan terlalu dibutakan dengan yang namanya cinta. Tapi aku melakukan ini bukan hanya karena aku jatuh cinta padamu, tapi karena ... kau layak mendapatkan pengorbanan dariku meskipun kau tidak mencintaiku. Sebab, kaulah satu-satunya makhluk yang bersikap baik padaku disaat semua orang di dunia ini sangat membenciku dan tak mau menerima kehadiranku diantara mereka. Kaulah satu-satunya pria yang bisa melihatku disaat semua orang pura-pura aku tidak ada. Itu ... membuatku serasa menjadi manusia berarti di dunia ini dan tidak jadi menyesal karena dilahirkan dari orang tua yang dicap sebagai pembunuh. Aku rasa, tanpa kuberitahupun kau sudah tahu siapa aku dan juga keluargaku." mata Dea berkaca-kaca saat ia mengungkapkan seluruh isi hatinya pada suaminya. Kalau diingat-ingat, nasib Dea ini miris amat.
Tak dapat dipungkiri, hidup seorang Dea sangatlah berat dan menyedihkan. Lebih menyakitkan lagi, cinta Dea selalu saja bertepuk sebelah tangan. Gadis itu tahu kalau pria yang ia cintai saat ini tidak mencintainya. Bukannya mundur dan mencari pengganti cinta yang lain, Dea malah rela berkorban demi pria yang ia cintai sekaligus siap kehilangan nyawanya sendiri asalkan pria yang dicintainya bahagia.
Sungguh, pangeran D tidak bisa berkata-kata lagi. Inilah definisi cinta yang sebenarnya, tulus mencintai orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Dewa jadi merasa sangat beruntung dicintai sampai seperti itu oleh Dea.
Akhirnya, kereta kencana yang membawa Dea dan pangeran D telah tiba di kediaman Dea yang amat sangat sederhana. Bahkan diantara semua rumah penduduk desa di desa ini, rumah Dealah yang paling jelek dibanding yang lainnya. Dan itu sama sekali bukan masalah bagi Dea asalkan ia masih punya tempat tinggal untuk berteduh dari terik matahari dan derasnya air hujan.
Tadinya Dea pikir suaminya akan segera pergi meninggalkannya begitu mereka sudah sampai di rumah Dea. Tak di sangka, Dewa malah ikutan masuk ke dalam dan tanpa permisi ia langsung berbaring di ranjang satu-satunya milik Dea.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa ikutan masuk?" tanya Dea bingung melihat suaminya meniduri ranjang kesayangannya.
"Aku suamimu, rumahmu, rumahku juga. Ranjang ini sepertinya muat untuk kita berdua. Lumayan empuk juga," ujar pangeran D sambil menikmati enaknya rebahan di atas tempat tidur.
Baru kali ini ada setan yang suka rebahan di atas kadur manusia dan membuat Dea cuma garuk-garuk kepala. Ini pertama kali dalam hidup Dea ada orang asing mau masuk ke dalam rumahnya dan langsung tidur di tempat tidurnya. Rasanya canggung sekali.
"Kemarilah, berbaringlah disisiku. Aku yakin kau pasti lelah setelah menempuh perjalanan jauh." Pangeran D menepuk pelan kasur tipis milik Dea dan sengaja menggoda gadis itu.
"Tidak terimakasih, aku memang jatuh cinta padamu, tapi aku takkan menyerahkan semuanya pada setan buaya sepertimu sekalipun kita berdua sudah menikah." Dea mengambil pakaian gantinya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk ganti baju.
Pangeran D cuma tersenyum melihat tingkah pola Dea. Jika dia mau, dia bisa melihat seluruh tubuh Dea dengan mudah karena ia tinggal melayang sat set sat set kesana dan mengubah wujudnya jadi tembus pandang. Namun pangeran D bukanlah setan buaya seperti yang baru saja dikatakan Dea. Dia sangat menghormati wanita karena memang itulah yang diajarkan Fey padanya meskipun kadang Dewa khilaf gara-gara pak Po yang menyesatkannya, tapi Dewa tahu mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan.
"Jangan lama-lama di kamar mandi, ini sudah malam! Nanti kau masuk angin! Cepatlah tidur, bukankah besok kau sekolah!" seru pengeran D dari luar karena Dea tak juga kunjung keluar.
Sebenarnya, jantung Dea sedang berdetak hebat di dalam kamar mandi. Ini baru dalam hidupnya. Bayangkan saja, Dea yang terbiasa hidup sendiri sekarang harus tinggal seatap dengan suaminya yang seorang demit di rumah sempit ini. Dea jadi bingung apa yang harus ia lakukan. Masa iya dirinya tidur seranjang dengan suami hantunya? Itulah yang dipikirkan Dea sekarang.
"Dea! Kau tidak apa-apa? Apa kau baik-baik saja?" tanya pangeran D mulai khawatir pada istrinya yang sejak tadi tak menyahutinya.
Dewa cemas kalau-kalau Dea pingsan di dalam kamar mandi, jadi dia langsung melayang masuk ke dalam kamar mandi tanpa permisi terlebih dulu dan betapa terkejutnya Dea karena ia masih belum memakai busana dan hanya memakai handuk saja saat suaminya nyelonong masuk begitu saja.
"Aaaaa .... apa yang kau lakukan? Kenapa masuk ke dalam!" teriak Dea sambil memukul-mukul wujud pengeran D yang tadinya tembus pandang jadi memadat karena di sentuh Dea.
Tentu saja Dewa sangat terkejut mendapat serangan mendadak seperti itu padahal ia hanya ingin memeriksa kondisi Dea. Karena kamar mandinya sangat licin dan Dea jadi Heri alias heboh sendirj, tanpa sengaja kaki gadis itu terpeleset dan jatuh ke lantai dengan kepala membentur dinding terlebih dulu sehingga gadis itu langsung pingsan.
Kejadiannya begitu cepat dan pangeran D tertegun ketika handuk yang menutupi bagian intim tubuh Dea ikut melorot jatuh juga ke lantai. Makanya pangeran D bingung bagaimana menolong istrinya yang pingsan dalam keadaan telannjang bulaat begitu.
"Astagah," gumam pangeran D sambil menutup kedua matanya dengan satu tangan. Imannya sih kuat, tapi imronnya meronta-ronta untuk minta segera disalurkan.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
agustin puspita
biasanya berurusan dengan demit merinding ,,ini malah ngakak ....
2023-12-04
0
Maz Andy'ne Yulixah
Hahahahaha🤣🤣
2023-03-09
1
玫瑰
wakaka..
2023-02-10
0