Setelah pria itu menahan tubuhku yang hendak terjatuh, tiba-tiba saja ia melepaskan tubuh ku begitu saja. Sontak apa yang dilakukan pria itu membuat ku langsung ingin berkata kepadanya. Tapi, saat Aku hendak berkata kepada pria yang berpenampilan rapi itu, Aku dibuat terkejut setengah mati. Mas Tejo! Aku melihat Mas Tejo di depanku, Duh Gusti apa benar ini Mas Tejo?
"Minggir kamu! Kamu sudah menghalangi jalanku, dan kalian semua, berantem kayak anak kecil. Ini kantor milikku, setelah ini kalian semua ke ruangan ku, termasuk Kamu!" ucapnya sembari menunjuk ke arah ku. Suaranya, iya suara itu mirip sekali dengan Mas Tejo, hanya saja intonasinya lebih tegas, Mas Tejo ku dia sangat kalem dan ramah, tidak seperti pria itu.
Aku tidak bisa berkata apa-apa, benarkah dia Mas Tejo? Tapi, itu tidak mungkin. Mas Tejo tidak seperti ini, suamiku pria yang sederhana, tidak seperti dia yang terlihat mewah dengan jas dan sepatu mahal, apalagi dibelakang nya ada beberapa pria yang mengawalnya.
Aku hanya terdiam dan terus memperhatikan saat pria itu berjalan pergi meninggalkan kami, hingga seseorang tampak sedang menepuk pundak dan berkata kepadaku. "Hei ... tunggu apa lagi? Kamu dipanggil Mr. Alvaro ke ruangannya!" seru Giman, sang asisten Mr. Alvaro.
"I-iya, Pak!" jawabku sembari mengatur nafas dan degup jantungku, sungguh aku tidak bisa percaya jika Aku melihat Mas Tejo di tempat ini, Rini menghampiriku dan mencoba menenangkan ku. "Mbak Nur! Sabar ya Mbak Nur, itu tadi Mr. Alvaro, dia CEO yang ku ceritakan kemarin." ungkap Rini. Aku pun masih mencoba menetralkan perasaanku, tidak mungkin itu Mas Tejo suamiku, kata karyawan-karyawan itu adalah Mr. Alvaro yang baru datang dari luar negeri, mana mungkin Mas Tejo pergi sejauh itu. Apalagi sampai ke luar negeri.
"Mbak Nur kenapa?" tanya Rini yang melihatku sedang melamun, Aku pun terkesiap dan tersenyum kepadanya. "Ndak apa-apa, ya sudah Aku ke ruangan Mr. Alvaro dulu, ngomong-ngomong ruangan Mr. Alvaro dimana?" tanyaku yang tentunya Aku masih belum hafal betul dimana letak ruangan Direktur utama perusahaan ini. Mengingat Aku baru pertama kerja di tempat ini.
"Oh ... ayo Aku antar Mbak Nur! Mbak Nur maafkan Aku yo, tadi Aku ndak bisa nolongin Mbak Nur, tiga cewek itu memang sering gitu sama cleaning servis, apalagi Mbak Nur masih baru, dulu Aku juga digituin Mbak!" ucap Rini, Aku pun tak terima jika Rini diperlukan seperti itu, "Kamu diperlukan sama kayak Aku tadi?" tanyaku pada Rini, Dia pun mengangguk.
"Dan kamu diam saja?" tanyaku lagi, kembali Rini pun mengangguk.
"Rini Rini, harusnya kamu lawan dong! Jangan mau direndahkan oleh mereka, disini kita bekerja cari uang, bukan mereka yang gaji kita, mereka juga sama-sama digaji, lain kali jika mereka gituin kamu lagi, kamu harus lawan, jangan lemah!" ucapku sembari berjalan menuju ke ruangan Mr. Alvaro.
"Iya, Mbak! Sayangnya Aku nggak punya kekuatan hati seperti Mbak Nur! Mbak Nur hebat, bahkan Mr. Alvaro saja sampai nolongin Mbak loh tadi, Rini tahu betul sebenarnya Mr. Alvaro diam-diam sudah melihat kalian bertengkar sedari tadi, Mr. Alvaro diam dulu, dan saat Mbak Nur didorong sama karyawan itu, Mr. Alvaro langsung berlari menangkap tubuh Mbak Nur! Hmm aneh banget tahu nggak sih, Mbak! Tumben-tumbenan aja Mr. Alvaro melakukan itu, dulu boro-boro mau nolongin, lihat aja kagak mau, di cuekin kalau ada kejadian kayak gitu." pengakuan Rini membuat Nur tidak percaya.
"Mosok toh, Rin?" ( Masa sih, Rin?) kataku sembari menatap wajah Rini. Rini pun mengangguk. Hingga akhirnya kami berdua tiba di depan pintu ruangan Mr. Alvaro. Pintu itu sudah terbuka, terlihat ketiga karyawan itu sudah datang terlebih dahulu, Aku pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
"Permisi, Pak!"
Aku dipersilahkan masuk oleh Giman, asisten pribadi Mr. Alvaro. "Masuk!" Aku pun segera masuk ke dalam ruangan yang berdesain mewah itu, sejenak Aku terkesima dengan dekorasi interior ruangan kerja yang mewah itu, rumahku di desa saja tidak seluas ruangan Mr. Alvaro.
Ketiga karyawan itu menatapku dengan sinis, Aku pun cuek saja, toh Aku nggak merasa bersalah, mereka yang cari masalah sama Aku. Kulihat seseorang yang sedang berdiri membelakangi kami, dan itu adalah Mr. Alvaro, pria itu tampak sedang menerima telepon. Setelah Ia menutup Ponselnya, Ia pun membalikkan badannya dan menatap kami semua.
Mas Tejo, kamu kah itu, wajahnya benar-benar mirip sekali, bibirnya, hidungnya, bahkan bola matanya, semuanya sangat mirip sekali dengan Mas Tejo. Pria itu kemudian duduk di kursi kebesarannya. Kemudian Ia bertanya kepadaku bagaimana kejadian yang sebenarnya.
"Hei kamu! Siapa namamu?" tanyanya kepadaku.
"Saya Nurul Cinta, Pak! Saya cleaning servis baru di sini, baru sehari Saya bekerja di perusahaan ini." jawabku apa adanya. Mr. Alvaro menatapku dengan tajam, sungguh seperti Aku sedang melihat Mas Tejo sekarang, Mas Tejo yang ingin kulupakan, justru bayangannya hadir kembali dalam diri Mr. Alvaro. Bagaimana bisa dua orang itu begitu mirip.
"Katakan! Bagaimana ceritanya kalian bisa sampai bertengkar?" Mr. Alvaro bertanya kepadaku, Aku pun mulai menjawabnya.
"Begini, Pak! Waktu itu Saya ...!" belum selesai Aku melanjutkan kata-kataku, salah satu dari mereka tiba-tiba menyela.
"Begini Mr. Alvaro! Tadi dia ...!"
"Diam! Aku tidak butuh jawaban darimu, Aku mau berbicara dengan gadis itu, kalian bertiga diam!" rupanya Mr. Alvaro sangat marah ketika salah seorang karyawan itu menyela pembicaraanku.
"Lanjutkan!" titah Mr. Alvaro kepadaku, dan Aku pun melanjutkan kembali kata-kataku yang belum selesai Aku sampaikan.
Entah kenapa Mr. Alvaro menatapku seperti itu, sejenak Aku menundukkan kepala saat tatapan itu membuatku sedikit takut, setelah Aku menceritakan semuanya kepada Mr. Alvaro, Ia pun menghampiri ketiga karyawati itu, dan tak pernah ku duga jika Mr. Alvaro tiba-tiba saja memecat ketiga karyawan itu.
"Kalian bertiga, mulai hari ini kalian sudah tidak dibutuhkan di perusahaan ini lagi, Aku tidak butuh karyawan seperti kalian, jika Aku terus menahan kalian tetap di perusahaan ini, mau jadi apa perusahaan, memiliki karyawan yang sok seperti kalian." ucapnya sembari pergi meninggalkan ketiga karyawan itu.
"Mr. Alvaro! Kami mohon jangan pecat kami, Pak! Kami minta maaf! Tolong berikan kami kesempatan!" mereka bertiga tampak memelas permohonan maaf, Aku sebenarnya tidak tega melihat ketiga karyawan itu. Bagaimana pun juga mereka juga sama-sama mencari nafkah di sini.
"Baiklah! Aku tidak akan memecat kalian bertiga. Tapi, minta maaf dulu kepada Gadis itu, kalian bertiga sudah bersalah, Aku sudah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!" tak kusangka, ketiga karyawan itu langsung meminta maaf kepadaku.
"Aku minta maaf."
"Aku juga minta maaf!"
"Maafkan aku! Aku mohon tolong bilang sama Mr. Alvaro agar beliau tidak memecat kami!"
Loh loh loh ada apa ini? Kenapa mereka bersikap seperti itu kepadaku, Aku pun tidak bisa berkata tidak untuk tak memaafkannya.
"I-iya Aku maafkan!" jawabku sembari bingung sendiri, ternyata mereka bertiga begitu takut kepada Mr. Alvaro. Setelah ketiga wanita itu meminta maaf, Mr. Alvaro segera menyuruh mereka keluar. Dan ketiga wanita itu pun keluar sembari mengucapkan terima kasih kepada Mr. Alvaro.
Kini hanya Aku yang berada di dalam ruangan itu, setelah itu Aku pun undur diri dari ruangan itu. Namun, tiba-tiba saja Mr. Alvaro menghampiriku dan berkata kepadaku, "Dan kamu! Jangan pernah merasa bangga sudah ku tolong, Aku hanya tidak suka melihat Seorang wanita yang sedang berjuang sendirian, kalau saja Aku tidak menolong mu, mungkin kamu sudah di hajar oleh mereka bertiga. Jadi, jangan mengira karena Aku lebih membela mu, kamu tidak lebih hanya seorang cleaning servis." ucapnya sembari pergi membalikkan badannya, aduh Gusti! Aku benar-benar tidak bisa mengontrol diriku sendiri, sungguh pria itu seperti Mas Tejo ku.
Hingga tak terasa keluar dari bibirku sebuah nama yang ku lontarkan untuk Mr. Alvaro.
"Mas Tejo!"
Spontan pria itu berbalik dan menatapku dengan tatapan yang tajam. Dia menghampiriku dan berkata, "Berani sekali kamu panggil aku dengan sebutan nama itu, benar-benar nama yang kampungan!" katanya dengan mata yang melotot.
"Mas Tejo!" ku panggil sekali lagi pria itu dengan sebutan untuk suamiku. Dia pun semakin geram dan marah. "Sudah kubilang! Aku bukan Mas Tejo! Aku Alvaro, Mr.Alvaro. Mengerti kamu!"
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sari Kumala
pengen nangis aku bacanya
2023-03-28
0
Dedeh Dian
sabar nur...penuh perjuangan
2022-09-30
0
Momy
Iyah aku diam mas🤭
2022-09-28
0