Berjalan seperti kepiting

"Bapak cuma ndak mau, kalian berdua dapat masalah sama tetangga, kemarin Sri bilang sama Bapak kalau pernah lihat kalian pelukan di air terjun, sebagai orang tua Bapak sangat khawatir, Nak Tejo! Jika memang benar Nak Tejo suka sama anak Bapak, nikah saja sama Nur! Bukan apa-apa, Bapak cuma khawatir itu saja." rupanya ucapan Bapak mendapat respon positif dari Mas Tejo, sepertinya laki-laki itu sungguh-sungguh serius denganku, dia terlihat sangat mencintaiku.

"Saya akan menikah dengan Nur, Pak! Bapak tidak usah khawatir, Saya akan bertanggung jawab atas kehidupan Nur, karena Saya benar-benar sangat mencintai Nur dari lubuk hati saya yang paling dalam." Aku sungguh terharu melihat keseriusan Mas Tejo, Aku tidak menyangka pria yang belum Aku ketahui identitas nya ini sangat bersedia untuk menikahi ku, seorang gadis desa yang tentu saja jauh dari segalanya.

"Kamu yakin ingin menikah dengan ku, Mas?" Aku menatap wajah Mas Tejo dengan serius, kemudian Ia menjawabnya dengan anggukan kepala. Aku pun tidak bisa membohongi diriku sendiri, Aku juga sangat bahagia bisa menikah dengan pria yang Aku cintai.

"Tapi, Nak Tejo, sebelumnya bapak ingin bertanya kepada mu!" Bapak menatap wajah Mas Tejo dengan serius.

"Monggo, Pak!"

"Kami belum tahu siapa sebenarnya kamu, darimana asalnya kamu, keluarga kamu. Bapak masih khawatir jika suatu hari nanti keluarga mu mencarimu, apakah kamu akan meninggalkan putriku dan melupakannya?" Aku menatap wajah Mas Tejo yang terlihat begitu serius saat Bapak bertanya itu kepadanya. Mas Tejo menghela nafasnya dan menjawab pertanyaan Bapak dengan yakin.

"Apapun yang terjadi, Saya tidak akan meninggalkan Nur, Pak! Saya berjanji akan selalu bersama nya, apapun yang akan merintangi hubungan kami nantinya, Bapak bisa pegang kata-kata Saya." Aku benar-benar tidak bisa percaya, Mas Tejo begitu mencintai ku, meskipun Aku belum tahu siapa dia, tapi Aku percaya jika Mas Tejo memang benar-benar mencintaiku.

"Syukurlah! Akhirnya Bapak bisa tenang, Bapak akan mengurus rencana pernikahan kalian, meskipun kalian menikah secara siri, karena identitas Tejo yang masih belum jelas, setidaknya hubungan kalian adalah sah sebagai suami istri meskipun hanya menikah dibawah tangan." jelas bapak. Setidaknya bapak sudah memberikan restu kepada kami untuk menikah, meskipun secara siri. Paling tidak hubungan kami sudah sah sebagai suami istri.

*

*

*

*

Pagi ini Aku membuka warung sendirian, sementara Mas Tejo dan Bapak sedang meladang, mereka sedang memanen sayuran di kebun kami Sedangkan Aku dan si Mbok berbagai tugas, Aku membuka warung dan si Mbok merampungkan tugas nya memasak seperti biasa.

Aku pun membuka warung ku dan mulai menyiapkan dagangan pagi ini, tiba-tiba saja Pardi datang menghampiri ku, Ia terlihat sedikit marah kepada ku, Aku pun tak tahu kenapa dirinya tiba-tiba marah.

"Nur! Tak welingno awakmu, Ojo cedhak-cedhak soko Tejo, awakmu iku durung reti sopo Tejo kuwi, mengko awakmu keno plokotho piye?" (Nur! Aku ingatkan sama kamu, jangan dekat-dekat sama Tejo, kamu belum tahu siapa Tejo itu, nanti kamu ditipu, gimana?)

Pardi mencoba mempengaruhi ku agar Aku membenci Mas Tejo, tapi Aku tidak memperdulikannya, Aku tahu Pardi pasti tidak suka melihat ku berhubungan dengan Mas Tejo.

"Aku ora percoyo! Aku luwih percoyo karo Mas Tejo, awakmu ngunu ora seneng toh Aku karo Mas Tejo pacaran? Aku ngunu arep rabi karo Mas Tejo, ngerti opo ora?" (Aku tidak percaya! Aku lebih percaya sama Mas Tejo, kamu itu nggak suka, kan! Aku pacaran sama Mas Tejo? Aku akan menikah dengan Mas Tejo ngerti, nggak?)

Pardi terus berusaha untuk mempengaruhi ku, Ia terus mengatakan bagaimana jika Mas Tejo itu bukan pria baik-baik, dan Pardi pun terus mengancam untuk mengusir Mas Tejo dari desa kami, mengingat Ayahnya sangat berpengaruh di desa kami.

"Nur! Aku benar-benar tidak rela jika kamu menikah dengan pria itu, kurang apa Aku ini, Nur! Tanah bapakku banyak, kamu minta apa saja pasti aku kasih, daripada sama Tejo yang nggak jelas asal-usulnya, mending sama Aku aja loh Nur, Aku yo nggak jelek-jelek amat dibandingkan si Tejo itu, ya meskipun kalah cakep sih, tapi kan Aku isih ganteng, Nur!" kata Pardi dengan PD nya, Aku pun hanya tersenyum tipis mendengar Pardi berkata seperti itu.

"Sopo sing ngomong awakmu iku elek, cuma Aku ora Seneng Karo hobimu sing senengane mabok, judi. Aku dadi garwamu saben dino mangan ati! Wes ora matur nuwun, golek o wong wadon liyo, iku koyo Mbak Sri, Mbak Sri kan Yo ayu kok e." (Siapa yang bilang kamu itu jelek, cuma Aku tidak suka sama hobimu yang suka mabuk-mabukan dan judi. Aku jadi istrimu setiap hari makan hati! Sudahlah terima kasih, cari saja gadis lain, itu kayak Mbak Sri, Mbak Sri juga cantik, kan!)

Kataku kepada Pardi yang masih saja berdiri di belakang ku, Ia pun meraih tanganku dan memohon kepada ku untuk menerima cintanya.

"Ayolah, Nur! Aku mohon, jadilah istriku, Nur! Ojo nikah sama Tejo, Aku nggak suka." ucapnya yang terus memaksaku.

"Eh eh ... kok maksa, sih! Sekali nggak mau tetap nggak akan mau, lepas Pardi!" kataku yang berusaha untuk melepaskan tanganku dari genggaman tangannya. Namun, rupanya Pardi terus memaksaku untuk mengikuti nya.

"Kalau begitu kamu harus ikut dengan ku, Aku ndak pingin kamu dimiliki kaki-laki lain, sebelum si Tejo nyentuh kamu, Aku yang bakal nyentuh kamu duluan." Pardi terus memaksaku untuk pergi bersama nya, tentu saja Aku berontak dan melawannya, Aku tendang burung emprit nya begitu saja, Pardi pun langsung melepaskan tangannya dari tanganku dan langsung mendekap area pangkal pahanya dengan ekspresi meringis kesakitan.

"Aduuuhhhhh ulo nogoku! Kurang ajar Kowe Nur! Ulo nogoku cuklek Iki, Aduuuhhhh awas! Titenono tak bales sesuk!" (Aduuuhhhhh ular nagaku! Kurang ajar kamu, Nur! Ular nagaku patah ini, Aduuhhh awas! Ingat Aku pasti akan membalasnya)

"Ora ngurus Aku, bah cuklek bah putung, gak urungane isih apik ulo nogoe Mas Tejo timbang duwekmu, huuhh suh suh suh mulih Kono!" (Emang Aku pikirin, biar patah kek biar putus kek, lagipula masih bagusan ular naganya Mas Tejo daripada punyamu, huuuhh sana-sana pulang!)

Pardi pulang dengan langkah yang sedikit kesusahan karena menahan rasa yang masih terasa sakit akibat tendangan kaki Nur yang mengenai ular naga milik Pardi.

Saat Pardi pergi dengan langkah yang mirip-mirip kepiting, terlihat Tejo datang menghampiri Nur di warung, sejenak Tejo melihat Pardi yang sedang berjalan ngangkang seperti kepiting. Tejo tertawa kecil melihat tingkah Pardi yang aneh. Kemudian Ia segera menghampiri Nur yang sedang berdiri sambil memperhatikan Pardi pergi.

"Nur! Si Pardi kenapa? Jalannya kok kayak kepiting gitu?"

"Aku tendang tuh burungnya, biar tahu rasa. Kapok!" ucapku yang puas sudah membuat burung Pardi tidak bisa terbang menggangguku.

"Emange Pardi ape nyapo toh, Nur!" (Emangnya Pardi mau ngapain sih, Nur) Mas Tejo tampak menatapku serius. Aku pun menjawab, "Pardi arep kurang ajar, Mas! Yo wis lah tak tendang wae ikune, ben kapok, dikiro Aku ora isoh ngelawan!" (Pardi mau berbuat kurang ajar, Mas! Ya sudah lah Aku tendang saja itunya, biar kapok, dikira Aku nggak bisa melawan) jawabku dengan serius. Mendengar ucapan ku tiba-tiba Mas Tejo berkata sesuatu kepada ku.

"Masa begitu sih! Kalau Aku yang ganggu kamu, apa kamu juga bakalan nendang kayak si Pardi?"

Aduh Gusti! Kenapa Mas Tejo berkata seperti itu, tentu saja Aku tidak mungkin menolaknya.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

my name

my name

burung emprit aja ngakunya ulo nogo 🤣🤣🤣🤣

2022-09-30

0

0316 Toiyibah,S,Pd.

0316 Toiyibah,S,Pd.

🤣🤣🤣,,nogomu bakal dicaplok

2022-09-27

0

Momy

Momy

pas udah nikah nanti amnesia nya sembuh lalu Nut tidak diakui nya

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Tejo
2 Sayur asam sambal terasi
3 Ada buaya
4 Mau tak jadiin pacar?
5 Aku cinta kamu, Nur
6 Berjalan seperti kepiting
7 Sayembara
8 Mr. Alvaro
9 Rencana Pardi
10 Mas Tejo hilang
11 Nama saya bukan Alva
12 Berangkat ke kota
13 Ingat semuanya
14 Kedatangan Mr. Alvaro
15 Bertemu Bibi Rodiah
16 Mulai hari ini
17 Siapa yang menolongku?
18 Aku bukan Mas Tejo
19 Ada apa dengan ku?
20 Bertemu Evan
21 Di ajak jalan-jalan
22 Siapa di dalam ruangan
23 Mr. Alvaro adalah Mas Tejo
24 Mengganggu pikiran
25 Bukan pria seperti itu
26 monitor bayangan
27 Secangkir kopi
28 Tamparan Nur
29 Mengantarkan teh
30 Takut buaya
31 Pusing tujuh keliling
32 Jangan galak-galak
33 Kecurigaan Giman
34 Menyuapi
35 Ide Giman
36 Nur ibunya Evan
37 Aku wanita bersuami
38 Aku mencintaimu, Nur
39 Muntah-muntah
40 Menelan pil pahit
41 Ke apotek
42 Main kuda-kudaan
43 Evan ikut pulang
44 Di rumah Mr. Alvaro
45 Jatuh pingsan
46 Masuk sarang buaya
47 Biarkan Saya pergi
48 Keluar dari kamar mandi
49 Dasar Mister Tejo!
50 Gunjingan tetangga
51 Bukan khilaf lagi
52 Terong
53 Rahasia Mr. Alvaro
54 Pengumuman
55 Drama amnesia
56 Kepala buaya ketekuk
57 Terombang-ambing
58 Sedang bercinta ya?
59 Si gundul pacul
60 Hukuman
61 Makan di warteg
62 Hutan belantara
63 Semburan Rini
64 Datanglah ke sini!
65 Wow amazing
66 Astaga naga
67 Kang Mas
68 si Mbok dan Bapak
69 Mabok perjalanan
70 Sampai di rumah Mr. Alva
71 Nur pergi
72 Mr. Alva menangis
73 Rumah kecil
74 Unek-unek
75 Jangan panggil Aku Mister
76 Aku harus pulang
77 Nyonya Alvaro
78 Takut menikah
79 Hubungan interaksi
80 Pemain pro
81 Mafia
82 Malam yang dinanti
83 Hinaan tamu undangan
84 Istri Bos
85 BONCHAP 1
86 Bertemu bapak dan si Mbok
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Aku Tejo
2
Sayur asam sambal terasi
3
Ada buaya
4
Mau tak jadiin pacar?
5
Aku cinta kamu, Nur
6
Berjalan seperti kepiting
7
Sayembara
8
Mr. Alvaro
9
Rencana Pardi
10
Mas Tejo hilang
11
Nama saya bukan Alva
12
Berangkat ke kota
13
Ingat semuanya
14
Kedatangan Mr. Alvaro
15
Bertemu Bibi Rodiah
16
Mulai hari ini
17
Siapa yang menolongku?
18
Aku bukan Mas Tejo
19
Ada apa dengan ku?
20
Bertemu Evan
21
Di ajak jalan-jalan
22
Siapa di dalam ruangan
23
Mr. Alvaro adalah Mas Tejo
24
Mengganggu pikiran
25
Bukan pria seperti itu
26
monitor bayangan
27
Secangkir kopi
28
Tamparan Nur
29
Mengantarkan teh
30
Takut buaya
31
Pusing tujuh keliling
32
Jangan galak-galak
33
Kecurigaan Giman
34
Menyuapi
35
Ide Giman
36
Nur ibunya Evan
37
Aku wanita bersuami
38
Aku mencintaimu, Nur
39
Muntah-muntah
40
Menelan pil pahit
41
Ke apotek
42
Main kuda-kudaan
43
Evan ikut pulang
44
Di rumah Mr. Alvaro
45
Jatuh pingsan
46
Masuk sarang buaya
47
Biarkan Saya pergi
48
Keluar dari kamar mandi
49
Dasar Mister Tejo!
50
Gunjingan tetangga
51
Bukan khilaf lagi
52
Terong
53
Rahasia Mr. Alvaro
54
Pengumuman
55
Drama amnesia
56
Kepala buaya ketekuk
57
Terombang-ambing
58
Sedang bercinta ya?
59
Si gundul pacul
60
Hukuman
61
Makan di warteg
62
Hutan belantara
63
Semburan Rini
64
Datanglah ke sini!
65
Wow amazing
66
Astaga naga
67
Kang Mas
68
si Mbok dan Bapak
69
Mabok perjalanan
70
Sampai di rumah Mr. Alva
71
Nur pergi
72
Mr. Alva menangis
73
Rumah kecil
74
Unek-unek
75
Jangan panggil Aku Mister
76
Aku harus pulang
77
Nyonya Alvaro
78
Takut menikah
79
Hubungan interaksi
80
Pemain pro
81
Mafia
82
Malam yang dinanti
83
Hinaan tamu undangan
84
Istri Bos
85
BONCHAP 1
86
Bertemu bapak dan si Mbok

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!