Mas Tejo mulai Aku tuntun untuk masuk ke dalam bilik kecil itu, setelah Ia sampai di dalam, Aku pun sedikit menjauh dan berbalik arah, Aku menunggunya untuk buang air kecil.
Aku menunggu Mas Tejo cukup lama, kenapa Ia belum juga keluar dari bilik kecil itu, Aku pun berkata, "udah apa belum, Mas! Lama banget sih!" kataku sedikit teriak. Ia pun membalas teriakan ku yang memaksaku untuk membantunya.
"Nur! Ceboknya gimana nih? Aku tidak bisa mengambil airnya, susah ... tanganku nggak bisa menjangkau gayung nya, perut ku nggak kuat untuk berjongkok. Tolongin Nur!" teriaknya. Aku pun terpaksa membalikkan badan dan membantunya untuk mengambil air bersih yang kami tampung dalam bak kecil.
"Lah terus Aku musti gimana dong, Mase! Masa Aku ikut ke dalam?" kataku sembari memalingkan wajahku.
"Terus ini bagaimana dong! Masa Aku nggak cebok? Gatal Nur!" sejenak Aku tertawa kecil saat Mas Tejo bilang seperti itu.
"Nur! Cepetan!" titahnya.
Aku mencoba mengambil nafas banyak-banyak dan menyiapkan diri untuk masuk ke dalam bilik, berharap mental ku bisa kuat ketika melihat sesuatu yang tak diinginkan. Perlahan Aku membuka kain penutup bilik tempat biasanya kami mandi. Aku pun memejamkan mataku berharap tidak melihat sesuatu yang pasti membuatku lemas.
"Ngapain kamu merem gitu?" seketika Aku sangat terkejut saat Mas Tejo bilang seperti itu. Sontak Aku pun membuka mataku dan menatap wajah Mas Tejo yang sedang tersenyum kepadaku.
"Masih mau cebok, nggak?" tanyaku sembari menahan rasa kesal, baru kali ini ada pria yang sedang mengerjaiku. Mas Tejo pun mengangguk.
"Ngadep sana dulu!" pintaku sambil membalikkan badan Mas Tejo agar Aku bisa mengambilkan air dengan mudah tanpa melihat sesuatu yang akan membuat mataku ternoda. Ia pun menurut dan Aku segera mengambilkan air itu dan kuberikan kepada Mas Tejo.
"Ini airnya!" Aku sodorkan gayung berisi air itu kepadanya, Ia pun segera mengambilnya dan membasuhnya dengan segera. Sementara itu Aku menunggu dia selesai, Aku pun berdiri di belakang punggungnya.
"Sudah apa belum?"
"Sebentar Nur!"
"Ya ampun lama banget sih, Mas! Tinggal di basuh aja." kataku sedikit kesal.
Setelah beberapa saat Mas Tejo memberikan gayung kosong itu kepadaku, Aku pikir karena dia cowok maka air segitu udah cukup untuk dibuat membasuh, nyatanya Ia meminta ku lagi untuk mengambilkan air itu.
"Nur! Tolong ambilkan lagi!" Aku pun membulatkan mataku dan melihat gayung kosong itu. "Masih kurang, Mas?" tanyaku penasaran.
"Iya kurang lah! Aku harus membasuhnya sampai bersih." katanya dengan enteng. Aku pun menggelengkan kepalaku, terserah kamu aja deh, Mas. Aku pun mengambilkan kembali air ke dalam gayung dan kuberikan kepadanya. Setelah itu Aku pun keluar dari bilik kecil itu.
"Mau kemana, Nur!" katanya saat melihat ku keluar dari bilik itu.
"Ya keluarlah, Mas! Masa Aku harus nungguin kamu di sini!" jawabku.
"Jangan keluar dulu, Nur! Aku takut kalau ada buaya di sungai ini! Bisa-bisa dicaplok nanti." entahlah kenapa ucapan Mas Tejo kali ini membuatku tak bisa menahan rasa ingin tertawa, dasar bule aneh, mana ada buaya di sungai ini.
"Kamu kok malah ketawa sih, Nur!" katanya saat melihatku yang sedang mengusap air mata yang keluar dari sudut mataku saat Aku tak bisa berhenti tertawa.
"Hah ... hehehe iya maaf! Lagian kamu tuh lucu banget sih, Mas! Di sini tuh nggak ada buaya. Aneh-aneh aja deh kamu. Paling buaya nya sedang buang air kecil tuh." kataku yang membuat Mas Tejo menatapku serius.
"Kamu bilang Aku buaya?" katanya sembari meletakkan gayung itu di dalam bak. Sambil dia menutup kembali ritz celananya.
"Hehehe ... nggak! Aku cuma bercanda, Mas!" Aku cengar-cengir melihat ekspresi wajah Mas Tejo yang tak terima jika Aku menyebutnya buaya. Dia pun kembali memperhatikan ritz celananya, sejenak Aku dibuat kaget setengah mati saat Mas Tejo berteriak minta tolong.
"Awwwww sial ... Nur, tolong! Shiiit aaarrrggghhh!"
Aku pun segera menghampiri Mas Tejo yang sedang berteriak minta tolong. "Ono opo toh, Mase! Ngapain kamu teriak-teriak gitu!" kataku saat melihat pria itu mendekap area pribadinya.
"Nur! Ada buaya di situ, tadi Aku melihatnya. Sialnya punyaku jadi kejepit, Aku kaget buaya itu muncul gitu aja. aduuhh sakit banget!" Aku pun menepuk jidatku sendiri, bagaimana bisa Mas Tejo kejepit.
"Ya ampun, Mas! Itu bukan buaya. Itu biawak Mas." jelasku padanya saat Aku melihat seekor biawak yang sedang lewat dalam bilik itu
"Sama aja! Tolongin Nur, sakit banget nih!" katanya yang terus merintih kesakitan. Aku pun bingung apa yang harus Aku lakukan.
"Lah Aku harus piye, Mas!" tanyaku panik antara kasihan dan malu.
"Tolongin! Lepasin dikit-dikit, Aku udah nggak tahan Nur! Sakit banget." teriaknya sambil meringis kesakitan.
"Waduh! Masa Aku harus melakukannya sih, Mas?"
"Udah nggak apa-apa! Ini genting banget, Aku udah nggak tahan, Nur! Aduh sakit banget aaarrrggghhh!"
Terpaksa Aku pun membantunya untuk melepaskan sesuatu yang terjepit itu.
"Deg!"
Astaga! Haruskah Aku melihat semua ini?
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sari Kumala
sumpah sambil ngakak aku bacanya 😁👍 keren thorr cerita nya
2023-03-28
0
Nila Nila
buaya 🐊 kejepit
2022-11-09
0
Keser Galby
biayanya kejepit😂😂🤭🤭🤭🤭
2022-10-19
0