Alaric, menatap ke arah kedua wanita yang berwibawa tersebut, "Yang Mulia Ratu," ucap Bana-phrionnsa Tara turun dari pembaringan dan memberi penghormatan kepada kedua ratu tersebut.
Alaric pun mengikuti hal yang sama, "Dalam Yang Mulia Ratu …," lirih Alaric bingung.
"Selamat datang, Alaric West penunggang terakhir dari seluruh Gorian …," ujar Ratu Zarina tersenyum.
Wajah Alaric mengingatkan sebuah masa lalu yang indah dan pedih di Sgàil Shìthiche, bayangan seorang wanita cantik menunggangi kuda tertawa bersama ratu Zarina mulai menari di pelupuk mata.
"Ratu Zumaris …," batin Zarina merindukannya.
Namun, semua tak lagi bisa diungkit dan disesali. Ratu Zumaris memandang ke arah Alaric dan tersenyum dengan lembut ia berusaha untuk memaklumi semua keadaan.
"Selamat datang Alaric di Sgàil Shìthiche," ujar Ratu Zarina, "mulai saat ini kamu belajarlah menggunakan sihir bersama dengan Ratu Zain dan belajar bahasa Gaelik.
"Sedangkan kamu Bana-phrionnsa Tara kamu pergilah ke kerajaan Jolla untuk menemui raja Emur Pascal," ucap Ratu Zarina.
"Baik, Yang Mulia Ratu!" ujar Bana-phrionnsa Tara Dale dan Alaric West bersamaan.
Bana-phrionnsa Tara pun pergi meninggalkan Alaric seorang diri yang hanya bisa menatap ke arah Alaric.
"Alaric pergilah ke Zadin, di sana engkau tinggal bersama Zerrin. Setiap penunggang dan naganya harus selalu bersama. Nanti Ratu Zain akan datang untuk melatih dirimu sedangkan Zola akan melatih Zerrin.
"Mulai sekarang bawalah kitab-kitab ini!" ujar Ratu Zarina, ia menjentikkan jari dan tumpukan buku sudah mengambang di depan Alaric yang langsung mengambil dan memegangnya.
"Raff, antarkan Alaric ke Zadin! Alaric, ikutlah bersama Raff, dia akan mengajarimu," ujar Ratu Zarina.
"Terima kasih, Yang Mulia Ratu," ucap Alaric sedikit membungkuk dan mengikuti Raff.
"Tuan Raff, um … apakah di sini semua orang berambut perak dan memiliki kuping sepertiku?" tanya Alaric penasaran, ia melihat semua orang sama sepertinya.
"Ya, memang ada apa Tuan Dragon Rider?" tanya Raff, ia menatap ke arah Alaric dengan bingung.
"Aku … aku hanya bingung, aku dari ras manusia tapi, mengapa rambut dan kupingku juga seperti kalian? Aku tidak seperti manusia tapi, aku juga tidak seratus persen elf." Alaric menyadari jika ada yang aneh di dalam dirinya.
"Um, saya kurang tahu Tuan Dragon Rider? Saya rasa suatu saat nanti Anda akan mengetahui banyak kebenaran siapa diri Anda Tuan," ujar Raff.
Alaric diam dan pria di depannya pun berjalan dengan cepat hingga sampai di sebuah bangunan di Zadin.
"Alaric!" sapa Zerrin berlari melesat langsung memeluk Alaric dengan kedua sayapnya membuat Alaric tertutupi oleh sayap Zerrin.
"Zerrin … kau! Kau besar sekali!" ujar Alaric bingung menatap Zerrin yang sudah berubah menjadi naga dewasa.
"Ya, aku sendiri tidak tahu. Mengapa aku begitu cepat besar Alaric? Syukurlah kau sudah sadar dan kembali. Apakah kau akan tinggal bersamaku di Zadin?" tanya Zerrin, ia menatap ke arah Alaric.
"Ya, begitulah! Hm, Altaf di mana?" tanya Alaric.
"Dia di barak sana, berlatih berperang dan pedang. Aku tidak boleh ke sana, jadi aku tidak tahu apa yang dilakukan Altaf di sana Alaric.
"Selain itu, aku juga tidak bisa membuka koneksiku pada Altaf," ucap Zerrin
"Benarkah? Hm, aku harap Altaf akan baik-baik saja!" balas Alaric.
"Apa ini? Mengapa kau banyak membawa buku-buku Alaric? Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Zerrin bingung.
"Aku diharuskan belajar bahasa Gaelik," jawab Alaric.
"Oh, aku juga! Tapi, Zola tidak memberiku begitu banyak buku?" tanya Zerrin bingung.
"Tuan Dragon, tidak perlu banyak buku karena klan naga adalah yang paling pintar dari seluruh klan yang ada bahkan bisa mengalahkan kemampuan klan manusia," sela Raff.
Deg!
Jantung Alaric merasa jika Raff dan semua elf tidak terlalu menyukai ras manusia. Alaric diam, ia tak tahu harus berkata apa pun.
"Baiklah Tuan Dragon dan Dragon Rider, kalian bisa tinggal di sini. Tuan Dragon Rider cobalah untuk naik ke atas sana! Karena di sanalah Anda tinggal!" ucap Raff, ia meninggalkan Alaric.
"Ingat Tuan Dragon Rider, Anda tidak boleh memanjat ataupun meminta pertolongan pada Tuan Dragon, karena itu adalah pembodohan.
"Anda harus berusaha untuk naik sendiri tanpa bantuan siapa pun," ujar Raff, ia mencibir ke arah Alaric.
"Aku harus naik tanpa memanjat? Bagaimana bisa?" tanya Alaric bingung.
"Cobalah! Bagaimana Anda bisa melawan ksatria penunggang naga milik Gorian jika untuk menaiki rumah pohon saja Anda sudah mengeluh?" ejek Raff.
Alaric kembali diam, ia hanya menghela napas panjangnya. Ia melihat ke atas rumah pohon dan ia sama sekali tidak melihat di mana pintu dan di pohon mana rumah itu berada.
"Rumah itu seakan mengambang," lirih Alaric, ia hanya diam.
Raff sudah meninggalkan Alaric dan Zerrin ya g masih termangu, "Apakah kamu sudah bisa naik Zerrin? Tentu saja kamu bisa, kamu memiliki sayap," ujar Alaric.
"Tidak juga aku malah selama seminggu ini harus terjatuh untuk naik ke atas tetapi Zola lebih baik untuk mengajariku," ucap Zerrin, "ayolah, Alaric jangan menyerah! Carilah di buku itu bahasa Gaelik yang bisa membuatmu naik ke atas," ujar Zerrin.
"Apa? Aku harus naik ke atas pohon sana tanpa boleh memanjat? Bagaimana bisa Zerrin?" tanya Alaric masih tidak mengerti.
"Gunakan bahasa Gaelik, ingat Alaric jika malam di sini terlalu banyak kabut dan binatang buas mereka semua memanjat dengan cepat ke atas rumah-rumah yang mengambang itu!" ujar Zerrin.
"Benarkah?"
"Ya, percayalah padaku! Aku sangat yakin jika kami akan bisa Alaric," ucap Zerrin memberi semangat.
Zerrin sudah meninggalkan Alaric terbang ke atas, "Zerrin …," bisik Alaric, ia merasa sendirian.
Alaric mulai membuka buku-buku tersebut, "Apa? Mengapa buku ini kosong tak ada tulisannya? Apa yang akan aku baca?" batin Alaric bingung.
"Ya, Zeus! Aku mohon beri petunjuk-Mu … agar mereka tidak terlalu menghina ras manusia yang bodoh!" batin Alaric, ia menutup buku mencoba bahasa Gaelik yang dia tak tahu.
"Apa yang harus aku lakukan?" batin Alaric.
Malam telah turun, "Benar kata Zerrin, jika akabit telah tebal dan …," Alaric melihat mata-mata merah serigala yang mulia berjalan ke arahnya dengan taring yang mengerikan dan besar.
"A-apa itu? Srigala macam apa itu?" Batin Alaric bingung dan takut.
Alaric mulai panik kala semua serigala mulai menyerangnya dengan mata merah seakan mereka adalah siluman yang mengerikan.
"Pergilah!" ujar Alaric, ia melompat ke sana kemari dan berusaha untuk menyerang kumpulan serigala yang ingin memangsanya.
"Sgith ( Melayang)!" Alaric hanya mengambang dan cakar dari serigala masih saja menyerangnya.
"Teine (api)!" teriak Alaric seberkas sinar api langsung keluar dari tangannya dan Alaric melesatkan ke arah serigala.
Duar! Duar!
Kumpulan serigala musnah seketika, Alaric bernapas lega tetapi, ia lupa untuk menguasai dirinya yang mengambang hingga bruk! Alaric terjatuh kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments