Alaric melesat dengan cepat dan mendarat di punggung naga musuh, ia dan penunggang naga Gorian langsung bertempur di atas punggung naga musuh dengan kecepatan yang luar biasa.
Alaric sedikit goyah, ia tak pernah melakukan pertempuran demikian. Ia hanya ingin menolong dan membebaskan penduduk Cornhill dari kekejaman Gorian.
"Aku tidak akan membiarkan kalian melakukan hal yang sama dengan desaku!" teriak Alaric murka.
Sekali lagi bayangan kematian Haiden dan para penduduk desa West terbayang membuat nyali Alaric kembali muncul, ia sudah ingin membunuh salah satu penunggang naga Gorian yang sangat kejam.
"Desamu yang mana?" teriak si penunggang naga bingung, ia tak mengingat lagi kekejian yang pernah mereka lakukan.
"Desa West di bukit Jarome! Kalian telah membunuh penduduk dan ayahku!" teriak Alaric murka, ia langsung menyerang membabi buta pada si ksatria Gorian.
Trang! Tring! Buk!
"Enyah, kau Bangsat!" teriak si penunggang Gorian, ia langsung menendang tubuh Alaric yang langsung jatuh melayang ke bumi.
Zerrin langsung terbang menangkap tubuh Alaric dengan memberikan punggungnya, "Terima kasih, Zerrin!" teriak Alaric, ia kembali berdiri di punggung Zerrin.
Namun, semburan api dari naga Gorian hampir saja membakar tubuh Alaric dan Gorian. Namun, Alaric menyelimutkan jubah yang bisa mengembang menutupi tubuhnya dan Zerrin sehingga keduanya selamat.
"Zerrin! Apakah kau tidak apa-apa?" tanya Alaric, ia sangat khawatir jika terjadi sesuatu kepada naga kecilnya.
"Tidak! Aku baik-baik, saja!" teriak Zerrin, ia mengirimkan bayangan kengerian yang tercipta oleh si penunggang kepada Alaric.
"Bajingan! Kita harus membunuhnya," umpatnya.
"Neart (Kekuatan)!" teriak Alaric, ia sendiri tidak tahu bagaimana dirinya bisa mengatakan Bahasa Gaelik.
"Zerrin! Terbang lebih tinggi!" teriak Alaric, "Sgiath Dìon (Perisai pelindung)!" ujar Alaric.
Tiba-tiba gelembung tak kasat mata menyelimuti tubuhnya dan Zerrin bak satu kesatuan melindungi mereka berdua.
"Kau hebat sekali, Alaric. Aku bangga padamu!" teriak Zerrin senang, ia merasa api naga Gorian bak air es menyentuhnya.
"Aku juga bangga padamu, Zerrin!" balas Alaric.
Zerrin tidak merasa terbakar atau kesakitan lagi, Kala semburan api dari naga Gorian menerpa tubuhnya. Zerrin mulai berpikir dan ia mendapatkan satu Ilham.
"Bahasa Gaelik!" batin Zerrin, ia merasa terbimbing.
"Meudaich mo theine naomh (Membesarlah, api suciku)!" teriak Zerrin, ia langsung menyemburkan apinya yang lebih besar membakar naga Gorian.
Grrrggh! Teriak kesakitan naga Gorian terbakar, "Bajingan! Siapa kalian?" teriak ksatria Gorian murka, ia melihat naganya terbakar tak tersisa.
"Hanya api suci dari naga yang terberkati, yang bisa membunuh klan naga! Siapa mereka?" batinnya.
Api Zerrin langsung menewaskan naga membuat si penunggang melesat turun membuat Alaric pun mengikutinya hingga keduanya berada di tanah.
Alaric langsung menebaskan pedangnya dengan kekuatan yang berbeda membuat si penunggang langsung kewalahan.
"Bagaimana mungkin dia bisa
melawanku? Dia masih anak-anak," batin penunggang Gorian, ia pun masih membalas serangan Alaric yang lincah.
Zerrin terbang mendekati perisai perlindungan yang dibuat Tara pada penduduk Cornhill. Zerrin menyerang kedua naga dengan apinya membuat salah seorang naga dan penunggangnya tewas sedangkan naga satu lagi terbang menukik menjauh degan kecepatan yang luar biasa.
Zerrin pun mengikutinya tetapi, ia tak pintar melawan laju angin hingga ia pun tak terjatuh ke bawah dan kembali menguasai diri.
"Mengapa aku tak bisa terbang? Sayapku tak sanggup untuk menyatu dan melawan laju angin? Apa yang salah denganku?" batin Zerrin bingung, ia tak mengerti.
Zerrin masih terlalu muda, ia masih belum pantas berada di arena pertempuran namun, demi Bastian dan seluruh penduduk Cornhill ia mencoba melawan dan membantu Alaric, Tara, dan Altaf yang luar biasa hebat menurutnya.
"Zerrin! Jangan paksa dirimu! Biarkan saja dia!" teriak Tara, ia takut jika sayap rapuh Zerrin yang masih kanak-kanak akan patah dan terluka.
"Tapi Tara-"
"Sudah biarkan saja! Kamu belum sanggup untuk itu. Aku tak ingin jika dia menjebak dirimu di atas sana. Kita tak memiliki ras naga kain di sini di pihak kita.
"Jika sesuatu terjadi padamu, maka Alaric akan mati!" ujar Tara.
"Apa?!"
"Sudahlah! Aku tak bisa mengatakan sekarang, suatu hari nanti kau akan tahu keterikatan kalian berdua!" teriak Tara di telepatinya.
Zerrin diam ia ingin bertanya, tetapi ia tak berani. Sehingga ia pun membantu Altaf dan Tara menyerang musuh, Zerrin bergidik melihat darah manusia, ia merasa haus ingin menghisap darah tersebut.
"Ada apa denganku? Mengapa darah manusia ini sangat berbeda dengan binatang?" batin Zerrin terpaku, ia merasa darah manusia itu memanggilnya untuk menghisapnya dan memakan jasad manusia yang terluka tersebut.
"Tahan Zerrin! Kau terkena sihir! Kau bukan naga Gorian!" teriak Tara, ia melantunkan kidung.
[Cùm an tròcair bho uchd dìoghaltas agus uilc (Jagalah kesucian dari bara api dendam dan kejahatan)]
Zerrin terkesiap sadar, ia mendengarkan kidung indah milik Tara, seakan ia tersiram air es berember- ember.
"Terima kasih, Tara!" lirih Zerrin, ia terkulai lemah di dalam perisai Alaric.
Seluruh penduduk bergerak merubungi Zerrin, "Ayo, ikuti aku!" teriak Zarock.
"Demi Zeus, Yang Agung! Sembuhkanlah makhluk ciptaanmu dari keangkaramurkaan!" ujar Zarock dan diikuti semua orang.
Zerrin membuka mata dan melihat semua orang melipat kedua belah tangan dan berdoa untuknya. Zerrin terenyuh, ia merasa bahagia dengan kebaikan semua orang.
Sementara Alaric masih bertempur dan bergerak dengan cepat menebaskan pedangnya. Namun, musuhnya pun tak kalah gesit menangkis serangan demi serangan Alaric, hingga buk! Buk!
Tendangan ksatria Gorian mengenai dada Alaric membuatnya terhuyung. Ksatria Gorian tidak menyia-nyiakan hal itu, ia menebaskan pedangnya lagi-lagi jubah usang ayahnya sekeras baja melindunginya bahkan, membuat pedang musuh terputus.
Kras!
Alaric langsung menghujamkan mata pedang bermata delima tepat ke jantung musuhnya hingga tewas.
"Altaf! Mundurlah! Masuk ke perisai!" teriak Tara.
Altaf langsung melesat masuk ke perisai. Tara mengangkat tangannya, "Cur às ( musnahlah)!" ujar Tara.
Seberkas sinar perak melesat membunuh para prajurit Gorian yang tersisa hingga menjadi debu tak tersisa bersama para mayat prajurit lainnya yang sudah tewas.
***
Sedangkan penunggang yang masih berada di angkasa melihat segalanya dari kejauhan yang tak bisa disentuh oleh sihir dan naga kecil tersebut
"Aku harus melaporkan semua ini pada Yang Mulia Raja Calder Hall!" batinnya, ia langsung mengajak naga hitamnya terbang ke arah kastil Gorian.
"Clag òir (Cakar Emas), mari kita pergi!" teriaknya pada naganya.
Ksatria penunggang Naga Gorian menuju ke Gunung Gorian di mana Kastil Empire Gorian berdiri di puncak gunung dengan kengeriannya, tak seorang pun bisa menuju ke sana selain terbang menggunakan naga atau kekuatan sihir.
Para prajurit biasanya naik dengan menggunakan alat transportasi sejenis kuda terbang, dengan wajah jelek berkeropeng mirip tengkorak manusia bukan naga atau kuda dengan sayapnya yang tipis.
Orang-orang percaya jika itu adalah manusia yang membangkang, disihir oleh Raja Calder dan digunakan sebagai tunggangan untuk mengangkat para prajuritnya yang patuh dengan dikendalikan sihir oleh Calder Hall.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments