"Bastian, aku pun tidak tahu. Aku hanya pernah mendengar tapi aku belum pernah ke sana, Nak. Jadi, kita akan sama-sama mencari tahu nantinya." Zarock melihat ke arah Tara yang gelisah, ia pun mengeratkan pegangan tangan keriput pada tongkatnya berdoa semoga Dewa Zeus menyelamatkan mereka.
"Calvala … desa sihir. Aku tak menyangka jika aku pun harus ke sana. Aku kira, aku tak akan pernah bertemu Tara Dale lagi setelah ratu Zumaris wafat," batin Zarock.
Zarock menatap matahari yang sudah mulai memasuki ke peraduan, ia merasakan segalanya semakin mencekam, Tara mengangkat tangan dan seberkas cahaya muncul dari tangannya berbentuk bola yang bersinar melayang menerangi jalanan yang mereka lalui.
Derap langkah kaki kuda dan roda pedati bergerak sedikit cepat tak seorang pun bicara semua penuh dengan kecemasan dan rasa takut. Anak-anak meringkuk di dekapan ibu dan ayah mereka. Altaf masih berjalan di sisi Alaric.
"Zerrin, mendekatkan! Jangan terbang lagi," ujar Alaric, ia sedikit khawatir akan keselamatan Zerrin.
"Zerrin, apakah kau merasakan sesuatu yang mengerikan?" tanya Alaric, ia merasa rambut halus di kuduknya meremang, ia merasakan sesuatu yang mengerikan dan menakutkan yang mulai mendekat.
"Bersiaplah! Musuh mulai mendekat!" teriak Tara, ia langsung memadamkan nyala sinar yang seketika menghilang dan berganti dengan perisai yang melindungi semua orang.
Alaric pun melakukan hal yang sama membuat perlindungan di antara dirinya dan Zerrin, ia belum bisa membagi perisai perlindungannya kepada orang-orang seperti Tara.
"Tara benar-benar sangat hebat!" ujar Alaric.
"Ya, kamu benar Alaric. Selain cantik dia pun sangat hebat, bukan?" balas Zerrin.
"Ya, kamu benar!" ucap Alaric.
Duar! Duar!
Sebuah serangan bola api melesat ke arah mereka, ringkikan kuda semakin mengerikan dan ketakutan.
"Berhati-hatilah! Ksatria bayangan sihir hitam Gorian menyerang!" teriak Tara.
Bola api tersebut tidak berhasil menembus perisai pelindung yang dibuat Tara. Derap langkah kaki kuda mulai mendekati mereka, semua orang melihat penunggang kuda seorang tengkorak yang mengenakan jubah melayang bergerak cepat ke arah semua orang.
"Alaric, awas!" teriak Tara dari belakang barisan.
Tara berusaha untuk memacu kudanya mendekati Alaric, tetapi jalanan yang sempit dan dihalangi pedati membuat Tara kesulitan untuk melakukan hal itu.
"Alaric! Naik ke punggungku!" teriak Zerrin.
Alaric melompat ke punggung Zerrin yang melesat cepat, menghindari tebasan pedang dari tangan yang hanya tinggal tulang.
"Apakah mereka hantu?" tanya Alaric tak mengerti melihat pandangan tersebut.
"Entahlah, kamu saja tidak tahu apalagi aku Alaric!" jawab Zerrin, ia berusaha untuk melindungi dirinya dan Alaric melesat ke sana kemari menghindari serangan ksatria bayangan sihir.
Namun, manusia tengkorak tersebut melesat meninggalkan kudanya melayang dengan jubah hitam panjang menyerang ke arah Alaric dengan pedang di tangan.
Trang! Trang!
Alaric menarik pedang dan menangkis serangan manusia tengkorak tersebut, pedang dari manusia tengkorak tersebut berhasil menembus perisai lemah miliki Alaric membuatnya harus terhuyung jatuh akibat tendangan musuh.
Sementara Zerrin masih di angkasa, beberapa bayangan manusia tengkorak langsung melesat mengeroyok Zerrin, yang mulai menghindari serangan demi serangan di angkasa. Para ksatria sihir Gorian berusaha untuk menangkap dan melukai Zerrin.
"Zerrin!" teriak Alaric, ia merasa jika Zerin kewalahan di angkasa.
Alaric bergerak dengan cepat sementara Tara dan Altaf berusaha untuk melindungi semua warga Cornhill di dalam perisai.
Alaric melihat serangan dari ksatria bayangan sihir hitam yang berwujud manusia tengkorak sudah sedikit mulai menembus perisai pertahanan milik Tara, yang sedikit kewalahan akibat serangan 6 orang ksatria bayangan Gorian yang mengerikan dan memiliki sihir yang luar biasa.
"Alaric, kabur!" teriak Tara yang mulai tersudut, "ajak Zerin, teruslah ke arah barat!" teriak Tara, ia terus menangkis semua serangan yang dilakukan oleh ksatria bayangan sihir Gorian.
Altaf sudah terdesak dan semua warga Cornhill sudah terkulai lemah, akibat perisai yang terkoyak karena Tara pun sudah menjadi bulan-bulanan para ksatria sihir Gorian.
Para ksatria Gorian mencengkram leher semua warga dan menghisap sesuatu dari mulut para penduduk termasuk Altaf yang menjerit-jerit ketakutan akan sesuatu.
Alaric melihat kengerian tersebut Tara sudah berulang kali terkena serangan sihir dari musuhnya.
"Alaric, kabur cepat! Zerrin! Bawa Alaric pergi dari sini!" teriak Tara.
Tara sudah ditangkap oleh keenam ksatria sihir, Tara mengambang di udara diserang bersama keenam ksatria Gorian membuat Tara muntah darah.
"Alaric, ayo!" teriak Zerrin melesat menggulung Alaric dengan ekornya yang masih terkesiap melihat semua orang begitu menderita.
"Lepaskan aku, Zerrin! Aku lelah kabur!" teriak Alaric, ia membagi kenangannya atas kematian Haiden dan seluruh warga West pada Zerrin yang harus menyelamatkan Zerrin yang masih berbentuk telur dan pedang bermata delima.
"Aku mohon, Zerrin. Andaikan kita mati pun, aku ingin mati bersama mereka. Lihatlah, Tara yang sudah menolong kita.
"Altaf yang rela menjadi pencuri demi warganya dan semua warga yang bertahan dari kematian akibat kekejaman Calder Hall. Kumohon …," isak tangis Alaric.
Untuk kedua kalinya ia pun menangis, ia tak ingin kehilangan orang-orang yang baik seperti ayah dan warga West. Zerrin terkesiap, ia pun marah, ia melemparkan tubuh Alaric ke punggungnya.
"Ayo, kita lawan mereka Alaric!" teriak Zerrin murka.
"Terima kasih, Zerrin!" jawab Alaric, ia menarik pedangnya.
"Alaric … kab-kabur!" teriak lemah Tara, sebuah serangan sihir hitam mengenai perutnya.
"Aakh," teriak lemah Tara, rambut panjang peraknya menutupi sekujur wajahnya di angkasa.
"Hentikan!" teriak Alaric murka, "An cumhachd as motha (kekuatan tiada Tara)!" teriak Alaric.
Seberkas sinar menggulung dari tubuhnya dan melesat ke pedang bermata delima di genggaman Alaric hingga pendar cahayanya menerangi seluruh hutan.
"Aaa!" teriak Alaric, ia mengambang di udara dengan teriak kesakitan.
Kekuatan itu mengubah bentuk tubuhnya yang kerempeng menjadi berotot dan rambut hitam Alaric berubah panjang menjadi seputih perak.
"Aaa!" jerit Alaric, "aku harus menyelamatkan semua orang!" batinnya.
Alaric melesat menebaskan pedangnya dan sinar merah meluncur dari pedang dan membunuh keenam ksatria sihir Gorian yang menyiksa Tara menjadi serpihan debu.
Alaric membunuh semua ksatria sihir milik Calder Hall, "Alaric …," lirih Tara yang terjatuh ke tanah, begitu juga semua orang.
"Aaa!" teriakan Alaric bergema, ia tak sanggup untuk menguasai semua kekuatan yang dimintanya.
"Lagaich agus dùisg ( Melemah dan sadarlah)!" teriak Tara, ia mengangkat tangannya dan seberkas sinar perak menyelubungi tubuh Alaric.
"Zerrin! Tangkap tubuh Alaric!" teriak Tara.
Zerrin melesat menangkap tubuh Alaric yang pingsan, Zerrin menangkap pedang bermata delima dengan cakarnya.
"Tuan Zarock! Altaf! Ayo, sedikit lagi kita sampai!" lirih Tara, ia berusaha untuk bangun dari jatuhnya yang tengkurap terluka di bagian dalam tubuhnya.
Altaf dan Zarock mengambil alih kekang kemudi kuda pedati. Zerrin menyambar tubuh Tara dengan cakarnya. Zerrin terbang rendah sejajar dengan Altaf dan Zarock yang secepatnya memacu kekang kuda.
Tara mengangkat tangan di sisa kekuatan miliknya, mengirim pesan kepada sepuh Thornhill, pengawas Calvala.
"Elder Thornhill, is mise Tara Dale na Sgàile sìthe. Fosgail geataichean Calvala ann an ainm na Banrigh Zumaris agus Zarina (Sepuh Thornhill, aku Tara Dale dari Bayangan Peri. buka pintu gerbang Calvala atas nama Ratu Zumaris dan Zarina)!" ucapnya sebelum jatuh pingsan.
"Nona Tara!" teriak Altaf dan Zarock.
Keduanya semakin cepat memacu kuda pedati memasuki sebuah pintu gerbang yang terbuka, dengan sebuah sinar dan jalanan yang sangat rapi dengan bunga di sepanjang jalan.
Bruk!
Zarock dan Altaf langsung jatuh pingsan bersama semua klan manusia lainnya. Segerombolan elf berambut perak langsung mengangkat semua orang dengan sihir membawa ke dalam kastil berwarna biru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments