Masa lalu terulang kembali

"Hah! Bagaimana ini? Apakah mungkin … kita akan kehilangan Bana-phrionnsa Tara seperti kita akan kehilangan Ratu Zumaris?" ucap Ratu Zarina, seakan ia bertanya kepada dirinya sendiri.

"Selama 17  tahun Bana-phrionnsa tidak pulang hanya melindungi anak ini, pada akhirnya … dirinya malah memberikan nyawanya dan mengikat diri dengan pemuda ini seumur hidup!

"Benar kata orang, 'Jika sering bersama tanpa disadari cinta akan tumbuh!' dan itu terjadi pada Bana-phrionnsa Tara. Ya, Jenggot Merlin … apa yang harus aku lakukan?.

"Bana-phrionnsa Tara adalah wanita terkuat di Sgàil Shìthiche, akankah kita akan kehilangan dia, Ratu Zain? Hanya karena kesalahan yang tak disengaja? Seperti yang sudah pernah terjadi?

"Akankah cinta mereka abadi Ratu Zain? Ini sangat menyalahi aturan! Lihatlah, tak ada yang bisa  … sepanjang hidup bersama dengan manusia. Elf dan manusia tidak akan mungkin bersatu Ratu Zain, kamu tahu itu …," lirih Ratu Zarina semakin cemas.

"Andaikan aku bisa mengulang waktu, lebih baik aku menugaskan beberapa orang untuk melindungi dan mengawasi pemuda ini. Sehingga Bana-phrionnsa Tara tidak terikat dan terjabak dengan perasaannya sendiri bersama pemuda ini," ujar Ratu Zarina menyesali keputusannya dulu.

"Sudahlah, Ratu! Semua sudah ditakdirkan siapa tahu dengan pemuda ini berbeda …," ucap Ratu Zain, ia masih mengobati Alaric dengan sebuah cangkir dan ramuan yang melayang-layang di mangkuk dan membalut seluruh tubuh Alaric dengan sendirinya.

"Ratu Zain, Anda tahu, jika manusia adalah makhluk yang berumur pendek dari semua ras. Jika dibandingkan dengan Goblin, raksasa, Elf, dan naga. Manusia lebih rentan dan tubuh mereka sangat rapuh …," lirih Ratu Zarina, ia terdiam menautkan kedua tangan di perut dan ia masih hilir mudik di ruangan pengobatan Ratu Zain.

Ratu Zain tersenyum, ia memahami kegelisahan dari Ratu Zarina, ia sudah kehilangan kakaknya karena mengikat diri dengan seornag penunggang gagah dan tampan yaitu : Filain West.

Hingga akhirnya Filain tewas dibunuh Calder Hall sehingga Ratu Zumaris pun tewas untuk menolong suami dan kekasih hatinya. 

"Seharusnya jika Ratu Zumaris masih hidup, aku tidak akan berada di sini, aku sudah pergi ke daerah Romundur," ujar Zarina.

"Kutukan sumpah darah pengikat batin begitu mengerikan, membuat semua elf yang melakukan hal itu selalu akan menyerahkan hidup dan matinya hanya kepada orang yang ditautkannya," batin Ratu Zain.

Ratu Zain masih menatap wajah Alaric, ia melihat jika rambut Alaric seputih perak dan kupingnya pun lancip mirip mereka.

"Apakah pemuda ini memiliki setengah dari elf dan manusia? Apakah itu artinya kekuatannya lebih tinggi dari semua ras yang ada?" batin Ratu Zain, ia menyentuh telinga Alaric dan rambutnya.

"Ratu Zarina! Aku rasa kekhawatiran dirimu tidak terlalu beralasan!" ujarnya.

"Apa maksudmu, Ratu Zain? Aku sudah kehilangan Ratu Zumaris! Aku tidak ingin kehilangan Bana-phrionnsa Tara!" ucap Zarina cemas.

"Lihatlah, pemuda ini … dia memiliki rambut dan kuping yang mirip kita, aku rasa gabungan kedua orang tuanya bersatu di jiwa dan tubuhnya. Kamu tak usah terlalu cemas … biarkan alam yang akan membimbing mereka!" ujar Ratu Zain.

"Apa?! Benarkah?" tanya Zarina, ia langsung mendekat ke arah Alaric, ia memperhatikannya.

"Ah, kamu benar Ratu Zain. Aku harap ada sedikit keajaiban … ras kita memiliki umur yang luar biasa panjang dibandingkan manusia … paling tidak … Bana-phrionnsa Tara dan pemuda ini masih memiliki ratusan tahun bersama," lirih Ratu Zarina.

Ratu Zarina sedikit terdiam, "Padahal, aku ingin mewariskan Sgàil Shìthiche, pada Bana-phrionnsa Tara …," batin Ratu Zarina, "aku harus mencari kandidat baru lagi," batin Ratu Zarina cemas.

Ratu Zarina merasa tak seorang pun yang sebanding dengan Bana-phrionnsa Tara Dale yang tangguh dan memiliki jiwa kepemimpinan yang hebat.

"Salam Yang Mulia Ratu Zarina dan Mulia Ratu Zain," sapa Bana-phrionnsa Tara Dale, ia memberikan penghormatan dan menyapa di dalam bahasa Gaelik kuno.

"Bangunlah, Bana-phrionnsa Tara," jawab kedua ratu cantik yang berbeda umur tersebut.

Tara melirik ke arah Alaric yang sudah dibungkus dengan kain tipis mirip membran yang disihir, Tara merasakan kesakitan di jiwa seakan dirinya pun merasakannya.

"Apakah Mulia Ratu Zain memanggil saya?" tanya Bana-phrionnsa Tara.

"Kemarilah … Bana-phrionnsa!" ujar Ratu Zain.

"Apakah engkau telah mengikat pemuda ini dengan kutukan sumpah darah pengikat batin, Bana-phrionnsa?" tanya Ratu Zain tajam menusuk jantung Tara.

Bruk!

Tara langsung bersujud, ia tahu kelakuan dan perbuatan tidak sengajanya akan mengacaukan kehidupannya bersama Alaric juga klan elf lain.

Seorang Bana-phrionnsa dan putri seorang sepuh perdana mentri Tarnak Dale yang dihormati telah melakukan kesalahan. Di sepanjang kehidupan Tara selama 150 tahun, ia sama sekali tidak pernah melakukan kesalahan dan sekali melakukan kesalahan langsung fatal.

"Maafkan saya Yang Mulia Ratu Zarina dan Mulia Ratu Zain …," lirih Bana-phrionnsa Tara.

"Kamu tahu apa artinya itu, Bana-phrionnsa?" tanya Ratu Zarina.

"Ya, Yang Mulia Ratu …," lirih Tara, ia menyadari jika ia tak akan lagi bisa tinggal di Sgàil Shìthiche dan tidak akan menjadi Bana-phrionnsa lagi.

"Ya, Yang Mulia Ratu dan Mulia Ratu. Saya akan menjalaninya," ucap Bana-phrionnsa Tara dengan hati teriris perih.

Tara tidak menyangka perjuangannya selama 150 tahun akan sia-sia hanya karena rasa tanggung jawabnya untuk menyelamatkan nyawa Alaric sehingga dirinya harus terbuang dari Sgàil Shìthiche tanah kelahirannya sendiri.

"Ya, kamu sudah tahu itu! Hm, berbaringlah agar aku mudah untuk menyembuhkannya karena kutukan ikatan batinmu tidak membiarkan seorang pun untuk menyentuhnya.

"Jika kau berbaring di sisinya dan menggenggam tangan pemuda ini, aku sangat yakin aku bisa menyembuhkannya dan dia akan belajar untuk mengendalikan kekuatannya di puncak gunung Zork (tempat klan naga berada)

"Apakah kamu siap, Bana-phrionnsa Tara?" ujar Ratu Zain.

"Siap atau tidaknya itu sudah menjadi takdirnya yang teledor!" ketus Ratu Zarina kecewa.

Bana-phrionnsa Tara Dale hanya diam, ia tahu jika ratu Zarina sedang marah padanya. Namun, tak ada yang bisa dilakukannya lagi.

Bana-phrionnsa Tara berbaring dan menggenggam tangan Alaric, Ratu Zain melantunkan kidung indah. Kidung tersebut membuat Tara memejamkan mata dan tertidur.

Tara bermimpi jika dirinya dan Alaric berada di sebuah taman bunga indah berdua saling berkejaran dan tertawa bahagia.  Keduanya tersenyum dan saling berciuman hingga pendar merah sedikit memudar dan pendar perak langsung menyelimuti mereka berdua.

Tangan Alaric mulai memeluk pinggang Tara dengan sebuah rasa yang Tara sendiri tidak memahami sebuah rasa damba yang berbeda merayap di jiwa dan tubuhnya.

"Alaric!" teriak Tara terbangun bersamaan dengan Alaric yang terjaga bersama dengannya.

Alaric dan Tara saling pandang dan saling melepaskan genggaman tangan mereka. Keduanya saling diam, Alaric melihat sekelilingnya dan mendapati dua orang wanita yang cantik, di mana salah satunya mengenakan mahkota di kepala bermata biru dan yang satunya hanya rangkain bunga indah yang mirip holi.

"Tara … kita di mana?" tanya Alaric, ia berusah untuk berbisik kepada Tara.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!